Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
ARIMBI Pringgadani baru saja pindah ke rusun. Sebelumnya, ia tinggal di rumah yang terletak di bantaran kali. Namun, rumah itu kini sudah rata dengan tanah akibat digusur.
Di rusun, Arimbi hidup bersama ibunya, Ibu Shinta. Ibu Shinta sehari-hari bekerja sebagai pembuat selendang. Arimbi bercita-cita menjadi penari yang terkenal, tapi ia bingung antara mengejar impiannya dan membantu ibunya berjualan.
Di tengah kebingungannya, Arimbi yang pintar menari berhasil mendapatkan beasiswa dari sanggar tari terkenal. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Arimbi berupaya keras mewujudkan cita-citanya.
Meski ada suara-suara sumbang yang mengejeknya lantaran ia tinggal di rusun, Arimbi tidak mempedulikannya, apalagi ia mendapatkan dukungan dari teman-teman baiknya.
Kisah Selendang Arimbi ini merupakan lakon yang diangkat Operet Aku Anak Rusun yang dilakukan di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, pertengahan November lalu. Sesuai namanya, Operet Aku Anak Rusun, ke-12 pemainnya diambil dari 3 rusun yang ada di Jakarta, yakni Rusun Rawa Bebek, Daan Mogot, dan Pulo Gebang.
Dari operet ini kita bisa memetik banyak pelajaran lo sobat. Di antaranya, kita belajar nilai toleransi, solidaritas kepada sesama, dan yang paling penting ialah semangat mewujudkan mimpi kita.
Melalui operet ini, Soundkestra dan Yayasan Warung Imaji pimpinan ibu Veronica Tan, bertujuan mengembangkan dan memfasilitasi bakat anak-anak rusun di Jakarta, terutama di bidang musik dan pertunjukan.
“Ternyata banyak anak-anak rusun yang memiliki talenta luar biasa dan masih bisa dikembangkan lagi. Operet Aku Anak Rusun 2 ini mengangkat nilai-nilai positif yang relevan dengan anak-anak dan masyarakat, seperti nilai toleransi, solidaritas, dan semangat mewujudkan mimpi. Kami optimis nilai-nilai itu penting untuk anak-anak dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat,” ujar Ibu Vero. (M-3)
Jika mengalami perundungan, aku tidak boleh diam saja. Pun sebaliknya, jika melakukan perbuatan itu, aku harus menyesali, minta maaf, dan berhenti melakukannya.
Dalam Youth Center Fun Swimming Competition yang digelar di Gelangang Renang Jakarta (GRJ) Youth Center, Jakarta Timur, perenang usia TK sampai SMA sama-sama bisa unjuk gigi.
Sobat Medi bernama Azka diajari waspada penculikan dengan dibuatkan simulasi oleh orangtua. Kakak sepupunya berpura-pura menjadi orang asing yang mengajak dia pergi.
Menyandang tunadaksa, Ken Zahra Husniah mampu menjadi atlet boccia berpretasi. Sementara itu, Raden Lyra yang menyandang tunagrahita sudah berlaga di ajang renang.
Upacara bendera dengan mengenakan pakaian adat dan perlombaan tradisional membuat para sobat Medi belajar budaya Tanah Air.
Di era medsos sekarang ini, lagu anak juga harus menarik minat orang untuk membawakannya lagi agar bisa dikenal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved