Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERNAHKAH menghitung sampah plastik yang anda hasilkan sendiri setiap hari? Jika belum pernah maka anda patut mencoba dan mungkin akan tercengang dengan hasilnya.
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, mengungkapkan bisa jadi setiap orang menghasilkan 50 jenis sampah plastik setiap harinya. Ini bukan saja berupa kantong plastik melainkan pula berbagai sampah kemasan minuman dan makanan, hingga kemasan berupa sachet. Hampir semua kemasan tersebut mengandung plastik.
Berbicara di MetroFest 2019 yang merupakan acara rangkaian HUT Metro TV ke 19 di Kantor Media Group, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (27/11), Novrizal mengajak setiap orang untuk melakukan audit sampah sendiri agar menyadari betapa mudahnya manusia menghasilkan sampah plastik. "Ayo coba masing-masing audit sampahnya sendiri, nanti kalau sudah pulang. Coba hitung itu seharian beli apa saja dan berapa banyak yang mengandung plastik, bisa-bisa itu dalam sehari 50 items mengandung plastik," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan jika gaya hidup boros plastik itu tercermin dari besaran komposisi sampah plastik nasional. Pada 1995, komposisi sampah plastik masih 9% dari total sampah. Sepuluh tahun kemudian naik menjadi 11% dan satu dekade kemudian menjadi 16%.
"Kalau terus begini maka bisa jadi nanti prediksi bahwa 2050 akan lebih banyak sampah plastik ketimbang ikan di laut, benar terjadi," tukasnya.
Laut dan biota laut akan menjadi korban karena sebagian besar sampah plastik akan berakhir di sana. Hal ini disebabkan TPA yang tidak lagi mampu menampung sampah plastik dan, selain itu, kapasitas daur ulang yang masih jauh di bawah laju produksi sampah plastik.
Karena itu, tambah Novrizal, tidak ada cara selain setiap orang benar-benar berupaya mengurangi sampah plastik. Langkah awal penyadaran itu adalah lewat audit sampah mandiri tadi. Setelah itu, beberapa cara yang sudah harus menjadi kebiasaan adalah membawa kantong belanja dan tempat minum sendiri.
Setiap orang harus menyadari jika setiap sampah plastik yang mereka hasilkan tidak akan terurai hingga ratusan tahun. Hal ini tentunya sangat menyedihkan karena plastik itu hanya digunakan dalam beberapa menit namun dampak buruknya jauh lebih panjang dari umur manusia itu sendiri.
KLHK pun, tambahnya, kini tengah merampungkan Peta Jalan Pengurangan Sampah Plastik oleh Produsen. Kebijakan itu menargetkan pengurangan sampah plastik sebesar 30% dalam waktu 10 tahun. "Tapi memang model extended producer responsibility ini yang paling susah karena buat mereka (produsen) terkait bisnisnya," aku Novrizal. (M-1)
Selain tidak membuang sampah, para siswa sekolah dasar diajak untuk tidak menambah sampah dengan cara membawa botol minum sendiri.
dampak negatif dari efek rumah kaca yaitu kondisi yang membahayakan bumi dan sudah terasa sejak tahun 80an dan hingga kini semakin besar dampaknya
MOTIF bunga pada model fesyen memang cukup banyak digandrungi di modest fashion. Selain itu, warna pastel dan warna monokrom juga merupakan salah satu pilihan outfit yang cukup digemari
Intensitas hujan tinggi yang terjadi beberapa hari ini telah menyebabkan sampah kiriman dari Sungai Citanduy berserakan di pantai barat.
Kebakaran itu menyebabkan pengelola TPA menutup sementara pembuangan sampah ke lokasi. Akibatnya, tumpukan sampah pun berserakan di banyak objek wisata.
Seorang warga membuang sampah yang dibungkus dalam beberapa kantong plastik
Kota Cilegon, Banten siap memanfaatkan aspal dari bahan plastik sepanjang 20 kilometer.
Pada 2018, mengaspal 6.372 meter area pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Banten, Indonesia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal melarang tempat-tempat perbelanjaan menggunakan kantong plastik sekali pakai. Aturan tersebut berlaku efektif 1 Juli 2020.
Perlahan, pembeli yang datang berbelanja sudah menyadari adanya kebijakan itu. Namun, mereka tetap mau membayar daripada harus membawa kantong sendiri dari rumah.
Dari sosialisasi rancangan pergub yang telah dilakukan sejak awal Januari, lebih dari 50% pedagang pasar tradisional dan retailer serta masyarakat setuju penerapan pergub itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan alasan bahwa pergub tersebut belum disahkan karena masih ada poin-poin yang harus dibereskan oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved