Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Eksotisnya Tenun NTT

Suryani Wandari Putri
07/4/2019 02:40
 Eksotisnya Tenun NTT
Tenun Nusa Tenggara Timur (NTT) dikemas menjadi menarik di tangan Musa Widyatmodjo(DOK FASHION WEEK 2019)

TAICHING: Tenun Nusa Tenggara Timur (NTT) dikemas menjadi menarik di tangan kedua desainer ini.

KAIN tenun selalu terkesan tebal, berat, dan berwarna gelap. Kesan itu ingin disampaikan Musa Widyatmodjo dalam rancangannya yang ditampilkan pada Indonesia Fashion Week 2019, di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (20/4). Rancangan yang ringan dan mengikuti gerakan model yang menari memberikan kesan berbeda dari tenun.

Guna menunjukkan kesan itu, model yang biasanya berjalan lurus dengan mimik datar, kini berekspresi dengan melemaskan tubuh, meliuk-liukkan tangan, dan menjinjitkan kaki layaknya penari balet. Sesuai dengan tema koleksi, yaitu Ballet of the east.

"Koleksi ini merupakan harmonisasi antara budaya Timur dalam karakter tenun yang kuat dan tebal dengan budaya Barat yang lembut dan gemulai," kata Musa, seusai pergelaran busananya.

Dalam 14 busana yang ditampilkan itu, Musa mengeluarkan busana yang identik dengan kostum balet, yakni memiliki bawahan rok tutu yang dibuat dari bahan tulle tipis. Rok itu dibuat Musa lebih mekar dengan kain tulle yang bertumpuk beberapa warna dan dibuat bergelombang. Sementara itu, bagian atasnya menggunakan kain tenun bermotif dengan warna senada, tetapi dalam beberapa siluet seperti gaun midi dengan v-neck atau dress dengan spaghetti strap di bagian bahu hingga blazer dengan tambahan tulle di bagian ujung lengan.

Untuk mempercantik busananya, Musa menambahkan sulaman, bordir, jelujur, manik, bebatuan, hingga logam.

Lain lagi pada stocking. Musa lebih banyak memilih bahan tulle untuk pelengkap penampilan busananya yang ditampilkan menyerupai celana 3/4 di bawah rok tutunya ataupun sebagai sarung tangan yag dihiasai dengan manik.

Tak hanya busana dengan rok tutu, Mussa pun menampilkan dress midi dengan pita besar pada pundak dan setelan celana yang maih mengusung motif tenun Nusa Tenggara Timur yang kuat. "Tenun ikat bisa dikemas ringan, bisa dipakai anak muda, keseharian yang dapat dipadu padan dengan celana jeans atau t-shirt," lanjut Musa.

Defrico Audy

Di panggung yang sama, Defrico Audy juga menampilkan koleksinya sebanyak 14 desain yang bertajuk Neo Ethnic Urban. Sesuai namanya, desainer lulusan Lasalle Colage Singapore itu membawa motif tenun etnik Nusa Tenggara Timur bergaya kaum urban dengan siluet yang kekinian.

Yang membedakan busananya dengan yang lain, yakni keseluruhan model yang memakai kaca helm dan cermin. "Saya mengemas tenunnya tidak biasa, tapi lebih urban dengan siluet cutting kekinian," kata Audy.

Ia kemudian membuatnya dengan dengan beragam tampilan, seperti crop jacket, gaun asimetris, hingga jumpsuit yang ditambah outer pendek. Beberapa gaunnya pun tampak mewah dan glamor dengan pundak melebar, penggunaan benang emas, hingga tambahan kain tulle yang membuat anggun. "Ciri lain urban adalah cuttingan-nya membuat penampilan tampak pintar," lanjut Audy.

Dari segi motif, Audy mengaku tak berbuat banyak, ia tak mau mengubahnya, ia hanya menambahkan beberapa payet untuk mempercantik dan mempertegas kain. "Nenek moyang kita memiliki seni tinggi. Berhubung kain tenunnya sudah kaya akan motif sehingga detailnya pun sangat minimalis, yaitu payet bambu untuk mempertegas motif kain," ujarnya.

Sementara itu, tampilan sederhana nan simpel dibuat Handy Hartono, yang mengerjakan ready to wear untuk pemakaian sehari-hari.

Terdapat 14 look bertajuk Tenun NTT for the World yang memang terdiri atas crop jaket dan celana palazo yang tengah tren belakangan ini.

Warna-warna pada motif kainnya pun beragam sehingga menonjolkan kesan sederhana yang kuat. "Dengan potongan sederhana tentu membuat anak muda ingin memakainya di beragam acara," tutup Handy. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya