Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
INDONESIA hanya mampu menempati peringkat keempat di akhir SEA Games 2019 yang digelar di Filipina. Walau hanya naik satu peringkat dari SEA Games 2017, jumlah medali emas yang didapat kali ini meningkat hampir dua kali lipat.
Banyak cabang olahraga yang ternyata memberi kejutan dan menjadi lumbung medali emas bagi Indonesia. Bahkan, di antara cabang olahraga itu, ada juga yang menjadi juara umum.
Media Indonesia berkesempatan mewawancarai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Marciano Norman, yang berharap ke depannya Indonesia tidak hanya meningkatkan prestasi, tapi juga mempertahankannya. Berikut petikan wawancara dengan Marciano.
Bagaimana tanggapan Anda tentang hasil yang didapat kontingen Indonesia di Filipina?
Apa yang dicapai sekarang itu sudah melampaui raihan di SEA Games 2015 dan 2017. Terjadi lonjakan perolehan medali emas yang signifikan. Namun, apa yang jadi perhatian kita sekarang ialah kita belum bisa memanfaatkan cabang-cabang yang menjadi tambang emas, seperti atletik dan akuatik.
Apa yang harus dilakukan untuk bisa unggul di dua cabang itu?
Kita harus berikan atensi lebih untuk atletik dan akuatik karena dua cabang itu sumbernya medali. Bisa dilihat bahwa Vietnam dan Thailand menyalip Indonesia di detik-detik terakhir hanya dengan mengandalkan dua cabang tersebut.
Pemerintah cenderung hanya mendukung cabang yang telah berprestasi, sedangkan atletik dan akuatik belum. Bagaimana bisa kasih atensi lebih ke mereka?
Kita akan buat rekomendasi dan memberi masukan kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga agar cabang-cabang yang jadi tambang medali bisa diprioritaskan. Kalau perlu, rekrut atlet dari bawah dan sekolah olahraga harus diisi calon juara.
Soal target raihan medali emas di SEA Games kali ini, mengapa selalu berubah?
Ada beberapa pertimbangan jadi berubah. Masalah prediksi, sepanjang tercapai, itu cukup baik. jangan sampai targetkan 45 medai emas, tapi dapatnya di bawah itu. Tentu target itu juga merupakan strategi. Kalau patok terlalu tinggi di awal, nanti bisa bebani atlet, mereka enggak akan tampil lepas.
Sekarang pemerintah mengombinasikan atlet senior dengan junior, bagaimana penilaian Anda mengenai penampilan para atlet muda di SEA Games?
Junior mampu membanggakan nama bangsa di Filipina. Salah satunya ialah Windy (Cantika), atlet angkat besi.
Apakah ke depannya akan tetap memakai konsep kombinasi senior dan junior?
Percepatan peningkatan kualitas junior harus jadi fokus sehingga pada saat masuk tim nasional, dia sudah siap. Jarak antara senior dan junior juga tidak besar. Jangan melibatkan junior dengan senior yang jaraknya terlalu jauh. Itu akan membuat moral junior jelek.
Apa terobosan KONI dalam hal pembinaan?
KONI nanti dalam hal pembinaan akan evaluasi pelatih. Mereka mungkin sudah maksimal, kita harus pikir untuk cari pelatih yang kelasnya lebih tinggi. Peningkatan kualitas pelatih lokal jika masih memungkinkan juga perlu. Salah satu caranya ialah datangkan pelatih kaliber untuk tingkatkan kualitas pelatih lokal melalui kursus singkat. (Beo/R-2)
Jakarta Martial Arts Extravaganza (JMAE) 2025, festival pertandingan dan atraksi dari tiga cabang olahraga, yaitu Wushu, Muay Thai, dan Pencak Silat akan digelar pada 30 April hingga 4 Mei.
Program ini merupakan langkah preventif penting untuk menjaga kesehatan atlet agar dapat terus berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
KONI akan mendampingi Pergatsi dalam berkomunikasi dengan pemangku kepentingan terkait.
PON 2028 akan digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan cabang olahraga yang dipertandingkan diutamakan bagi cabang-cabang olahraga Olimpiade.
Prestasi tertinggi angkat besi Indonesia diraih pada ajang Olimpiade Paris 2024 dengan mempersembahkan medali emas melalui Rizki Juniansyah.
Potensi yang besar dari olahraga kuda pacu di Indonesia sehingga akan direncanakan membangun industri olahraga di beberapa daerah di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved