Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENGAMATAN teleskop terbaru mengungkapkan dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya, "tornado luar angkasa" berputar di sekitar lubang hitam supermasif di jantung galaksi Bima Sakti kita.
Para astronom baru-baru ini meneliti pusaran kosmik ini menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Cile. Meskipun struktur berputar ini sudah pernah diamati sebelumnya, hasil terbaru dari ALMA memiliki ketajaman 100 kali lebih tinggi dibandingkan pengamatan sebelumnya, menurut laporan tim dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Astronomy & Astrophysics.
Para peneliti mengarahkan ALMA ke zona molekuler pusat (central molecular zone atau CMZ), wilayah di sekitar lubang hitam supermasif galaksi kita yang dipenuhi oleh awan gas dan debu yang terus bergerak. Mereka ingin memahami mekanisme yang menggerakkan pergerakan awan-awan ini.
Dengan menggunakan ALMA, tim menelusuri senyawa molekuler tertentu—seperti silikon monoksida, yang sangat efektif dalam mengungkap gelombang kejut—dalam badai debu kosmik tersebut. Hal ini memungkinkan mereka mendeteksi detail yang sebelumnya tidak terlihat, termasuk jenis filamen panjang dan ramping yang tampaknya terbentuk ketika gelombang kejut melintas.
"Filamen ini benar-benar mengejutkan kami karena tidak seperti objek apa pun yang kita ketahui," kata Kai Yang, astronom dari Universitas Shanghai Jiao Tong dan penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan bahwa filamen ini tampaknya bergerak dengan cepat dan dalam arah yang berlawanan dengan struktur di sekitarnya.
Para peneliti menggambarkan filamen ini sebagai "tornado luar angkasa". "Mereka adalah aliran gas yang sangat kuat, cepat menghilang, dan mampu mendistribusikan material ke lingkungan sekitar secara efisien," kata para penulis dalam pernyataan tersebut. Pengamatan tim menunjukkan bahwa selain memancarkan silikon oksida, pusaran ini mungkin juga menyebarkan molekul organik kompleks—seperti metanol, metil sianida, dan sianosetilena—ke seluruh zona molekuler pusat dan bahkan lebih jauh lagi.
"Resolusi sudut tinggi dan sensitivitas luar biasa dari ALMA sangat penting untuk mendeteksi emisi garis molekuler yang terkait dengan filamen ramping ini, serta untuk memastikan bahwa struktur ini tidak berkaitan dengan emisi debu," kata Yichen Zhang, astrofisikawan dari Universitas Shanghai Jiao Tong dan salah satu penulis studi tersebut.
Pengamatan lebih lanjut dengan ALMA akan membantu para peneliti menentukan seberapa luas keberadaan filamen ramping ini di dalam CMZ dan bagaimana mereka berkontribusi terhadap siklus molekuler di wilayah tersebut. (Live Science/Z-2)
Penemuan objek antarbintang 3I/ATLAS memunculkan kembali spekulasi kontroversial: mungkinkah ini bukan sekadar komet, melainkan teknologi luar angkas yang disamarkan
Mengapa luar angkasa hampa udara? Temukan penjelasan ilmiah tentang kondisi vakum di luar angkasa, efek gravitasi, dan ekspansi alam semesta dalam artikel lengkap ini.
Sinyal radio tak biasa yang muncul dari bawah es Antartika tengah membingungkan para ilmuwan fisika partikel. Temuan ini berasal dari pengamatan Antarctic Impulsive Transient Antenna (ANITA)
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
LUAR angkasa menjadi salah satu simbol imajinasi yang tanpa batas sekaligus mengajak kita untuk bermimpi lebih tinggi.
Fenomena langka AT 2022dbl: bintang lolos dari lubang hitam supermasif, lalu kembali untuk flare kedua. Akankah ada flare ketiga pada 2026?
Penelitian terbaru ungkap bintang supermasif di alam semesta melepaskan massa lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya melalui angin bintang ekstrem.
Astronom temukan lubang hitam supermasif yang semburkan materi dengan kecepatan 0,27 kali kecepatan cahaya akibat terlalu banyak "melahap" gas.
Para astronom menemukan Extreme Nuclear Transients (ENTs), jenis ledakan kosmik baru dari lubang hitam supermasif.
Ilmuwan temukan lubang hitam supermasif sebagai akselerator partikel alami dengan energi luar biasa, membuka peluang baru memahami materi gelap yang selama ini sulit terdeteksi LHC.
Penelitian terbaru mengungkap ratusan lubang hitam supermasif tersembunyi di balik debu dan gas kosmik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved