Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Astronom Temukan Jejak Lubang Hitam “Pengembara” yang Merobek Bintang di Galaksi Jauh

Thalatie K Yani
26/7/2025 10:39
Astronom Temukan Jejak Lubang Hitam “Pengembara” yang Merobek Bintang di Galaksi Jauh
Gambar Teleskop Luar Angkasa Hubble ini menunjukkan sepasang galaksi: NGC 6099 (kiri bawah) dan NGC 6098 (kanan atas).(NASA, ESA, Y.C. Chang )

PARA astronom berhasil mendeteksi lubang hitam massa menengah yang tampaknya sedang mengganggu orbit sebuah bintang di halo galaksi jauh. Penemuan ini berkat pengamatan Teleskop Antariksa Hubble dan Observatorium Sinar-X Chandra, meski masih ada perdebatan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada bintang tersebut.

Lubang hitam umumnya dikategorikan dalam tiga jenis: Lubang hitam bermassa bintang, hasil runtuhan supernova; lubang hitam supermasif, yang massanya jutaan hingga miliaran kali massa Matahari dan berada di pusat galaksi; serta lubang hitam massa menengah (IMBH), yang massanya berkisar ratusan hingga 100.000 kali massa Matahari. Namun, IMBH sangat sulit ditemukan karena jarang aktif dan tidak mudah terdeteksi seperti dua jenis lainnya.

IMBH “terbangun” ketika terjadi peristiwa gangguan pasang surut (tidal disruption event). IMBH yaitu saat sebuah bintang atau awan gas terlalu dekat sehingga tersobek oleh gravitasi lubang hitam, memancarkan kilatan sinar-X.

Sumber Cahaya Misterius HLX-1

Pada 2009, Chandra mendeteksi sinar-X anomali dari HLX-1, yang berjarak 40.000 tahun cahaya dari pusat galaksi elips raksasa NGC 6099, sekitar 453 juta tahun cahaya dari Bumi. Spektrum sinar-X menunjukkan suhu ekstrem 3 juta derajat Celsius, khas peristiwa gangguan pasang surut.

Namun pola cahayanya tidak biasa. Kilatan sinar-X mencapai puncaknya pada 2012 saat diamati teleskop XMM-Newton, lalu meredup drastis pada pengamatan ulang pada 2023. Di sela waktu itu, Teleskop Kanada–Prancis Hawaii menemukan pasangan optik HLX-1 yang kemudian dikonfirmasi Hubble.

Ada dua skenario yang mungkin:

  1. Lubang hitam ini dulunya inti galaksi katai yang dilucuti oleh tarikan gravitasi NGC 6099, meninggalkan sekelompok bintang kecil di sekitarnya. Sesekali, lubang hitam “memangsa” bintang dari gugus tersebut.
  2. Bintang itu benar-benar hancur total, membentuk cakram gas panas yang perlahan tersedot ke lubang hitam, menjelaskan mengapa sinar-X memudar pada 2023.

Bisa juga bintang tersebut hanya kehilangan sebagian massanya pada titik orbit terdekat (perihelion), lalu bertahan untuk beberapa putaran lagi. Jika benar, mungkin akan ada kilatan sinar-X berikutnya saat bintang mendekat lagi.

Petunjuk Penting Evolusi Lubang Hitam

Lubang hitam massa menengah dianggap mata rantai yang hilang antara lubang hitam kecil dan supermasif. Sebagian ilmuwan menduga lubang hitam supermasif terbentuk dari penggabungan banyak IMBH. Namun, berapa banyak IMBH di alam semesta masih menjadi misteri.

“Jika kita beruntung, kita akan menemukan lebih banyak lubang hitam yang tiba-tiba menjadi terang akibat gangguan pasang surut. Dari sana, kita bisa memahami seberapa sering peristiwa ini terjadi dan bagaimana galaksi besar tumbuh,” kata Roberto Soria dari Italian National Institute for Astrophysics (INAF).

Era Baru Pengamatan Lubang Hitam

Menemukan IMBH bukanlah hal mudah karena teleskop seperti Chandra, Hubble, dan XMM-Newton hanya memantau sebagian kecil langit. HLX-1 pada 2009 hanyalah keberuntungan. Namun, Observatorium Vera C. Rubin, yang akan beroperasi penuh tahun ini, siap melakukan survei langit selama 10 tahun dan mempermudah pelacakan kilatan peristiwa gangguan pasang surut.

Dengan bantuan observatorium baru ini, IMBH yang tersembunyi perlahan akan keluar dari bayang-bayang, memberi petunjuk penting tentang bagaimana lubang hitam dan galaksi berevolusi. (Space/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya