Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PARA astronom berhasil mendeteksi lubang hitam massa menengah yang tampaknya sedang mengganggu orbit sebuah bintang di halo galaksi jauh. Penemuan ini berkat pengamatan Teleskop Antariksa Hubble dan Observatorium Sinar-X Chandra, meski masih ada perdebatan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada bintang tersebut.
Lubang hitam umumnya dikategorikan dalam tiga jenis: Lubang hitam bermassa bintang, hasil runtuhan supernova; lubang hitam supermasif, yang massanya jutaan hingga miliaran kali massa Matahari dan berada di pusat galaksi; serta lubang hitam massa menengah (IMBH), yang massanya berkisar ratusan hingga 100.000 kali massa Matahari. Namun, IMBH sangat sulit ditemukan karena jarang aktif dan tidak mudah terdeteksi seperti dua jenis lainnya.
IMBH “terbangun” ketika terjadi peristiwa gangguan pasang surut (tidal disruption event). IMBH yaitu saat sebuah bintang atau awan gas terlalu dekat sehingga tersobek oleh gravitasi lubang hitam, memancarkan kilatan sinar-X.
Pada 2009, Chandra mendeteksi sinar-X anomali dari HLX-1, yang berjarak 40.000 tahun cahaya dari pusat galaksi elips raksasa NGC 6099, sekitar 453 juta tahun cahaya dari Bumi. Spektrum sinar-X menunjukkan suhu ekstrem 3 juta derajat Celsius, khas peristiwa gangguan pasang surut.
Namun pola cahayanya tidak biasa. Kilatan sinar-X mencapai puncaknya pada 2012 saat diamati teleskop XMM-Newton, lalu meredup drastis pada pengamatan ulang pada 2023. Di sela waktu itu, Teleskop Kanada–Prancis Hawaii menemukan pasangan optik HLX-1 yang kemudian dikonfirmasi Hubble.
Bisa juga bintang tersebut hanya kehilangan sebagian massanya pada titik orbit terdekat (perihelion), lalu bertahan untuk beberapa putaran lagi. Jika benar, mungkin akan ada kilatan sinar-X berikutnya saat bintang mendekat lagi.
Lubang hitam massa menengah dianggap mata rantai yang hilang antara lubang hitam kecil dan supermasif. Sebagian ilmuwan menduga lubang hitam supermasif terbentuk dari penggabungan banyak IMBH. Namun, berapa banyak IMBH di alam semesta masih menjadi misteri.
“Jika kita beruntung, kita akan menemukan lebih banyak lubang hitam yang tiba-tiba menjadi terang akibat gangguan pasang surut. Dari sana, kita bisa memahami seberapa sering peristiwa ini terjadi dan bagaimana galaksi besar tumbuh,” kata Roberto Soria dari Italian National Institute for Astrophysics (INAF).
Menemukan IMBH bukanlah hal mudah karena teleskop seperti Chandra, Hubble, dan XMM-Newton hanya memantau sebagian kecil langit. HLX-1 pada 2009 hanyalah keberuntungan. Namun, Observatorium Vera C. Rubin, yang akan beroperasi penuh tahun ini, siap melakukan survei langit selama 10 tahun dan mempermudah pelacakan kilatan peristiwa gangguan pasang surut.
Dengan bantuan observatorium baru ini, IMBH yang tersembunyi perlahan akan keluar dari bayang-bayang, memberi petunjuk penting tentang bagaimana lubang hitam dan galaksi berevolusi. (Space/Z-2)
Fenomena langka AT 2022dbl: bintang lolos dari lubang hitam supermasif, lalu kembali untuk flare kedua. Akankah ada flare ketiga pada 2026?
Penelitian terbaru ungkap bintang supermasif di alam semesta melepaskan massa lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya melalui angin bintang ekstrem.
Astronom temukan lubang hitam supermasif yang semburkan materi dengan kecepatan 0,27 kali kecepatan cahaya akibat terlalu banyak "melahap" gas.
Para astronom menemukan Extreme Nuclear Transients (ENTs), jenis ledakan kosmik baru dari lubang hitam supermasif.
Ilmuwan temukan lubang hitam supermasif sebagai akselerator partikel alami dengan energi luar biasa, membuka peluang baru memahami materi gelap yang selama ini sulit terdeteksi LHC.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved