Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
JELANG akhir Hari Natal, matahari mengeluarkan empat letusan solar flare dalam waktu kurang dari tiga jam.
Letusan terbesar dari rangkaian ini, yang tercatat dengan kekuatan M7.3, terjadi di daerah bintik matahari AR3938 pada 25 Desember pukul 10:15 malam EST (0315 GMT pada 26 Desember). Solar flare dikategorikan berdasarkan kekuatannya dengan skala klasifikasi 4 level, dengan kelas M sebagai yang kedua terkuat setelah kelas X yang paling kuat di puncaknya.
Menurut Spaceweather.com, ini adalah bagian dari empat flare berbeda yang terjadi dalam waktu dua setengah jam dan bersamaan dengan tiga daerah bintik matahari, AR3938, AR3933, dan AR3936. Dalam rekaman matahari yang diambil pada periode tersebut, tampak seperti cahaya yang berkelip-kelip pada pohon Natal.
Tampilan aktif yang sama di matahari ini dapat dilihat dalam gambar yang diambil Solar Ultraviolent Imager (SUVI) milik National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang berada di satelit Geostationary Operational Environmental Satellite (GOES-16).
Letusan yang terkoordinasi seperti ini disebut sebagai sympathetic solar flares, dan merupakan fenomena yang sangat langka. Ketika letusan ini terjadi hampir bersamaan dari berbagai daerah bintik matahari, letusan-letusan ini sebenarnya saling terkait dan tidak terjadi secara terpisah. Ini bisa terjadi ketika bintik-bintik matahari terpisah jauh, namun tetap terhubung loop magnetik yang tidak terlihat mata.
Seperti biasa, pertanyaan besar ketika solar flare terjadi adalah apakah kita akan merasakan dampak dari ledakan matahari ini di Bumi. Kesempatan ini digunakan para pecinta luar angkasa untuk melihat aurora.
Menurut diskusi pagi Kamis dari peramal di Space Weather Prediction Center (SWPC) milik NOAA, saat ini diperkirakan koronal mass ejection (CME) yang dihasilkan flare M7.3 ini akan melewatkan planet kita tepat di utara. CME adalah gelembung plasma yang terisi daya tinggi yang dihentakkan ke luar angkasa setelah ledakan solar flare yang kuat.
Para ilmuwan tetap yakin bahwa matahari akan tetap aktif hingga akhir tahun dengan daerah-daerah aktif ini. Semua yang dibutuhkan hanyalah satu flare kuat untuk mengirim CME ke arah kita yang dapat memberikan hadiah Natal berupa aurora sebelum jam menunjukkan tengah malam di Malam Tahun Baru. (space/Z-3)
Teleskop James Webb berhasil merekam aurora di kutub Jupiter dengan intensitas luar biasa.
NASA mempersiapkan peluncuran misi EZIE mempelajari elektrojet, arus listrik kuat di atmosfer atas Bumi yang bisa mengganggu satelit, astronot, bahkan sistem kelistrikan di Bumi.
Letusan besar di Matahari pada 21 Maret 2025 melontarkan coronal mass ejection (CME) ke arah Bumi, yang diperkirakan akan memicu badai geomagnetik kuat pada akhir pekan ini.
Aurora merupakan salah satu fenomena alam paling memukau yang terjadi di langit bumi.
Ilmuwan berhasil membuat terobosan besar dalam memahami fenomena aurora, yang sering terlihat di langit kutub, melalui eksperimen KiNET-X NASA.
Peramal Cuaca Luar Angkasa NOAA Shawn Dahl mengatakan pertunjukan cahaya tersebut akan menemukan waktu terbaiknya pada dini hari di hari Selasa ketika masih gelap
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved