Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penyebab Kebocoran Data Pribadi di Indonesia Akibat Tata Kelola yang Buruk

Ficky Ramadhan
20/11/2024 17:48
Penyebab Kebocoran Data Pribadi di Indonesia Akibat Tata Kelola yang Buruk
llustrasi(freepik)

PRESIDEN ISACA Indonesia Chapter Syahraki Syahrir mengungkapkan bahwa penyebab banyak terjadinya kebocoran data pribadi di Indonesia diakibatkan oleh tata kelola yang buruk

Menurut Syahraki, terdapat tiga faktor yang menyebabkan sering terjadinya kebocoran data, di antaranya adalah human error, proses tata kelola yang kurang baik, dan dari perangkat teknologi itu sendiri.

"Tata kelola bukan hanya bicara proses, bisa juga bicara kompetensi, literasi, dan kompetensi manusianya apakah mampu atau tidak. Jadi kalau kita lihat dibanyak kasus yang ada, artinya adanya ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab, jadi terkadang masalahnya bukan di teknologi," kata Syahraki dalam acara GRACS Summit 2024 di Ayana MidPlaza Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (20/11).

Syahraki mengatakan, tata kelola sangat memiliki peranan penting dalam memainkan peranan mengelola keamanan siber. Ia menjelaskan, banyak situs-situs industri maupun pemerintahan yang diserang oleh hacker ataupun virus itu karena proses tata kelola yang buruk.

"Contohnya, ada satu perangkat yang ternyata punya kerentanan diserang oleh hacker, itu masalahnya bukan di teknologinya, setiap teknologi pasti punya kerentanan. Tapi apakah orang yang mengelola teknologi melakukan penyesuaian yang cukup, apakah dia melakukan konfigurasi yang benar. Jadi masalahnya bukan di teknologinya saja, tapi manajemennya, masalah orangnya, masalah juga prosesnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Syahraki menuturkan bahwa literasi terkait keamanan siber hingga saat ini masih lemah di Indonesia. Oleh karena itu, pihaknya akan terus memberikan edukasi kepada setiap pelaku profesi IT agar melakukan tata kelola yang baik terkait keamanan siber.

Menurutnya, hal itu dilakukan agar kebocoran data maupun serangan virus tidak terjadi lagi dikemudian hari.

"Jadi kalau bicara literasi digital yang kita pahami banyak berbicara tentang bagaimana menggunakan, bagaimana membuat layanan, tapi yang membicarakan keamanan itu saya rasa yang masih cukup lemah di Indonesia," tuturnya.

"Oleh karena itu, saat ini sedang kita dorong dengan memberikan edukasi dan kita juga mendorong ke pemerintah agar selalu kooperatif dan mengikuti saran dari kita," tambahnya. (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya