Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PARA ilmuwan berhasil menemukan mumi seekor bayi kucing bertaring pedang yang terawetkan secara luar biasa di lapisan es Siberia. Anak kucing ini, yang mati sekitar 35.000 hingga 37.000 tahun lalu, termasuk dalam spesies Homotherium latidens.
Spesies yang telah ditemukan ini masuk pada salah satu jenis kucing bertaring pedang yang hidup selama zaman Pliosen dan awal Pleistosen. Zaman ini terhitung sejak 5,3 juta hingga 2,6 juta tahun lalu dan awal zaman Pleistosen dari 2,6 juta hingga 11.700 tahun lalu. Spesies ini pernah tersebar luas di berbagai belahan dunia, tetapi populasinya mulai menurun menjelang akhir zaman es terakhir.
Kondisi tubuh mumi tersebut menunjukkan adaptasi luar biasa terhadap lingkungan zaman es. Para peneliti membandingkan bangkai ini dengan anak singa modern berusia 3 minggu dan menemukan anak kucing ini memiliki telapak kaki yang lebih lebar tanpa bantalan karpal.
Adaptasi tersebut memungkinkan mereka berjalan dengan stabil di salju. Selain itu, bulu tebal yang menutupi tubuhnya menjadi perlindungan terhadap suhu dingin ekstrem.
Perbandingan fisik juga mengungkapkan Homotherium latidens memiliki beberapa ciri unik dibandingkan kucing modern. Misalnya, anak kucing ini memiliki mulut lebih besar, telinga lebih kecil, tungkai depan lebih panjang, dan leher yang lebih tebal. Bahkan pada usia 3 minggu, ciri khas seperti tubuh pendek dengan tungkai panjang sudah terlihat jelas, sesuai dengan karakteristik spesies dewasa.
Bangkai ini ditemukan di tepi Sungai Badyarikha, Yakutia, pada 2020. Penanggalan radiokarbon pada bulunya memastikan usia mumi tersebut. Penanggalan radiokarbon pada bulu mumi menunjukkan anak kucing itu telah terkubur di lapisan tanah beku selama setidaknya 35.000 tahun, dan mungkin 37.000 tahun.
penemuan inimemungkinkan para peneliti untuk mendeskripsikan, untuk pertama kalinya, karakteristik fisik latidens, termasuk tekstur bulu kucing ini, bentuk moncongnya, dan distribusi massa ototnya.
Para peneliti mencatat, "bulu mata mumi tersebut tidak terawetkan." Penemuan ini memberikan gambaran pertama tentang karakteristik fisik spesifik spesies Homotherium latidens, meski penelitian lebih rinci sedang disiapkan untuk menjelaskan anatomi temuan ini secara mendalam.
Penelitian ini tidak hanya membuka wawasan tentang kehidupan kucing bertaring pedang pada masa lalu tetapi juga menunjukkan bagaimana spesies tersebut beradaptasi terhadap lingkungan ekstrem zaman es.
Mumi ini menjadi jendela unik menuju ekosistem kuno yang selama ini masih menyisakan banyak misteri. (Live Science/Z-3)
Para peneliti telah menemukan jenis astrosit baru, sel berbentuk bintang yang memainkan peran krusial dalam komunikasi neuron serta menjaga stabilitas penghalang pelindung otak.
Bukti tertua tentang manusia yang hidup di hutan hujan tropis Afrika sekitar 150.000 tahun lalu telah terungkap dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan di Nature.
Air dari lapisan Es Greenland ini sudah menjadi sumber global terbesar atas kenaikan permukaan laut dengan menyumbang kenaikan 0,6 inci (15,24 centimeter) sejak 1990-an.
Selama dua dekade terakhir, dua fosil kecil berbentuk oval dianggap sebagai sisa-sisa tumbuhan purba yang telah punah.
Dengan menggunakan mikroskop elektron canggih dan pencitraan tomografi atom, para peneliti mampu melihat dan memahami struktur nano titanium.
Setidaknya ada lima teori atom yang dikembangkan ilmuwan sejak dulu. Apa saja perkembangan lima teori atom itu? Berikut penjelasannya.
Pernahkah Anda bertanya-tanya, dari mana asal-usul orang Papua? Apa yang membuat mereka begitu unik, baik dari sisi budaya maupun genetik?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved