Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TEKNOLOGI semakin tak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia. Bahkan industri kreatif sekalipun terdampak dengan hadirnya teknologi yang kian hari kian canggih. Musisi misalnya, tak bisa lagi hanya bergantung pada kemampuan memainkan alat musik. Namun juga harus bisa memanfaatkan setiap fasilitas digital yang dilahirkan oleh Zaman.
Pendiri Konservatori Musik Iqbal Thahir mengatakan setiap manusia harus berdamai dengan teknologi.
“Tinggal kita menyesuaikan dengan teknologi itu aja. Tapi bahwa memang mutu suara menjadi berkurang, iya, karena suara langsung pasti lebih baik kan,” tuturnya dalam acara Grand Launching Konservatori Musik Konsertis, di Restoran Telaga Seafood, Tangerang Selatan, pada (27/4).
Baca juga : Deezer Kembangkan Teknologi Hapus Lagu Ilegal yang Dibuat AI
Di dunia yang penuh teknologi ini, kata Iqbal, musisi harus bisa menyesuaikan diri. Dia pun memisalkan proses penjualan musik yang harus melalui platform digital dan tak bisa lagi memanfaatkan pertemuan luring.
“Enggak ada pilihan lain, selain kita masuk ke situ, harus masuk ke Youtube, harus masuk ke semua platform, harus kita masuk ke situ, enggak ada pilihan,” pungkas Iqbal.
Selain platform digital, teknologi lain yang dikhawatirkan menggantikan pola kerja bidang kreatif adalah kecerdasan buatan. Mulai dari edit audio, hingga menciptakan komposisi bisa dilakukan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Kekhawatiran tergerusnya musisi manusia oleh AI pun menjadi santer terdengar.
Baca juga : Meta Luncurkan AudioCraft, Bisa Buat Audio dan Musik dari Teks
Namun, Iqbal mengatakan tak perlu khawatir soal kecerdasan buatan. Mesin, jelas Iqbal, hanya menjadi pembantu manusia dalam menciptakan karya. Sentuhan terakhir tetap menjadi tanggung jawab tangan manusia.
“Dari awal kan tidak mungkin ada rekaman apapun kalau tanpa pekerjaan orang, pasti harus ada yang bikin dulu,” ucapnya.
Di kesempatan lain, vokalis Endah N Rhesa dan penulis lagu, Endah Widiastuti juga mengungkapkan hal serupa. Teknologi menurutnya, harus diterima tanpa harus mengikis kreatifitas manusia. Endah pun melihat teknologi memiliki banyak dampak positif dalam proses berkarya.
Baca juga : Speaker JBL EON700 Terbaru Dukung Kebutuhan Musisi
“kalau aku tipikal yang kira-kira kita melihat positifnya adalah bagaimana dia bisa mendukung proses pengkaryaan tanpa harus mengurangi, kreatifitas atau human touch yang sebenarnya itu yang membedakan kita dengan mesin-mesin atau dengan teknologi itu,” ungkapnya di acara Evoria Movement, di Bloc Bar, Jakarta Selatan, Kamis (25/4).
Akan tetapi, Endah berujar, tentu saja perkembangan teknologi harus diiringi dengan konsekuensi yang harus dipikirkan. Dalam hal ini masalah hak cipta. Dia mempertanyakan soal aturan hak cipta jika AI benar-benar menjadi alat untuk pembuatan musik.
“Siapa yang kemudian akan menerima copyright-nya itu, terus apakah kemudian ada transparansi terhadap data-data yang dimasukan ke dalam sistem AI ini, untuk mengolah itu kan tentu saja harus input datanya tuh,” katanya.
Baca juga : Komponis dan Pianis Trisutji Kamal Tutup Usia
Menjawab keresahan Endah, Direktur Industri Kreatif, Musik, Film dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Mohammad Amin Abdullah mengatakan pihaknya masih melihat perkembangan soal pengaruh kecerdasan buatan untuk regulasi hak cipta ke depannya.
“Kita lihat perkembangannya ya, karena kita belum pernah mendapat macam klaim yang berkaitan dengan kekayaan intelektual dan kaitannya dengan artificial intelligence,” tutur Amin.
(Z-9)
Teknologi tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Hampir semua kalangan telah menggunakan teknologi, terutama untuk kepentingan pekerjaan, sekolah dan juga hiburan.
Perkembangan teknologi di era digital ini semakin pesat dan telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satunya yakni transformasi di bidang perekonomian dan keuangan.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan permintaan konsumen yang semakin beragam menyebabkan model layanan keuangan tradisional sudah tidak relevan bagi konsumen
Perlindungan anak-anak dalam lingkungan online menjadi semakin penting seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi.
Celltech bertekad menjadikan Indonesia menjadi pusat Stem Cell dan anti aging Dunia.
Kecantikan Jepang, telah lama menjadi pelopor dalam industri perawatan kulit dengan inovasi produk dan teknologi mutakhir.
Sahabat AI Diluncurkan di ajang Indonesia Artificial Intelligence Day 2024
Gigi yang tidak rapi membuat penampilan jadi kurang maksimal. Tak hanya itu, kondisi tersebut juga menjadi akar sejumlah masalah kesehatan gigi.
PENGGUNAAN artificial intelligence (AI) untuk melakukan skrining pada pasien kanker payudara dinilai merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan kanker yang berpusat pada pasien.
Liburan long weekend bisa dimanfaatkan dengan bantuan asisten virtual BRI, Sabrina, yang dirancang dengan AI. Sabrina memudahkan pengguna menemukan rekomendasi melalui WhatsApp.
Generative AI merupakan jenis kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan atau membuat sesuatu yang baru.
Materi yang dibahas ialah pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved