Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PRAJURIT Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus bisa menjaga keamanan informasi yang diakses di dunia digital. Hal ini termasuk penggunaan kata sandi yang kuat, menghindari sharing informasi sensitif melalui saluran yang tidak aman. Serta penggunaan perangkat lunak terkini untuk melindungi sistem dan data.
“Dalam dunia digital yang dipenuhi dengan informasi yang pesebarannya cepat dan mudah diakses. Prajurit TNI harus memiliki kemampuan untuk memverifikasi kebenaran informasi sebelum mempercayai atau bahkan membagikannya,” jelas Direktur Pemberdayaan Informatika Slamet Santoso dalam pernyataannya pada kegiatan Literasi Digital Pemerintahan kepada Prajurit TNI di Provinsi Lampung, Sabtu (18/11).
Slamet melanjutkan, Prajurit TNI harus sadar akan keberadaan mereka di dunia digital. Artinya harus memeriksa secara berkala aktivitasnya di media sosial untuk memastikan bahwa informasi yang sensitif tidak terpapar kepada pihak yang tidak berwenang.
Salah satu pilar literasi digital, yaitu etika digital, juga harus diketahui oleh para prajurit TNI. Sehingga TNI dapat memahami bahwa etika di dunia digital sama pentingnya dengan dunia nyata.
“Prajurit TNI harus mengikuti prinsip-prinsip etika digital dalam setiap tindakan mereka di dunia digital. Ini termasuk menghormati privasi orang lain, menghindari perilaku yang merugikan atau mengintimidasi. Dan tidak menyebarkan konten yang melanggar hukum atau melanggar kode etik militer,” jelasnya.
Bukan hanya mengenai etika digital, Prajurit TNI juga perlu mendapatkan pelatihan yang terkait dengan literasi digital, termasuk keamanan siber, penggunaan alat komunikasi digital, dan pengelolaan informasi digital.
“Meningkatkan literasi digital akan membantu prajurit TNI menghadapi tantangan yang muncul di dunia digital dengan lebih baik,” pungkas Slamet.
Dalam kesempatan yang sama, Komandan Satuan Siber TNI Laksamana Pertama TNI Agus Rustandi menyatakan bahwa dunia maya merupakan dunia baru bagi semua orang. Dunia maya tidak memiliki batas, sehingga hampir seluruh aktivitas di dunia nyata juga dilakukan di dunia maya.
“Sayangnya, dunia maya tidak memiliki polisi ataupun tentara. Oleh karena itu, siapa yang menjadi polisi? Siapa yang menjadi tentara? Yaitu diri kita sendiri yang harus menjaga keamanan di dunia maya bersama-sama,” ucap Agus.
baca juga: Literasi Digital Dorong Netralitas TNI Menjelang Pemilu 2024
Ia menambahkan bahwa, pengetahuan literasi digital kemudian menjadi sangat penting bagi semua pengguna internet, dalam hal ini utamanya kepada para Prajurit TNI. Agus mengimbau agar kegiatan yang difasilitasi oleh Kemenkominfo berkolaborasi dengan TNI ini, dapat diikuti sungguh-sungguh sehingga dapat menularkan ilmunya kepada keluarga di rumah.
“Semoga apa yang disampaikan pada kegiatan hari ini bisa bermanfaat untuk kita semua agar kita menjadi benteng NKRI,” tutup Agus.
Sementara itu Pengajar di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Sofian Lusa menyampaikan bahwa, smartphone bukan hanya alat untuk berkomunikasi, tetapi saat ini fungsinya sudah setara dengan komputer karena melekat pada kegiatan sehari-hari.
“Oleh karena itu, saat ini kita perlu menjaga sebaik mungkin smartphone kita. Jangan sembarangkan menyambungkan perangkat ke wifi gratis, jangan juga klik link yang sumbernya tidak terpercaya, apalagi download aplikasi meragukan,” tuturnya. (N-1)
Kominfo Bersama Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard, Latih Satu Juta Talenta Keamanan Siber
Kurangi akses media digital atau elektronik dengan memindahkan perangkat elektronik ke ruang yang lebih publik. Sehingga anak-anak akan lebih mudah diawasi.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika sempat mencanangkan Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Layanan Konten empat tahun silam
Menkominfo menegaskan, ‘penyakit kedua’ yang menyertai pandemi Covid-19 itu menimpa pada orang yang tidak bisa membedakan mana informasi yang benar dan dari mana sumbernya.
Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan digital skills gap, di mana kebutuhan tenaga kerja ahli dalam bidang digital masih belum tercukupi.
Digital Talent Scholarship tidak hanya hadir untuk memenuhi kebutuhan skill di era digital, tetapi sekaligus mempertahankan produktivitas masyarakat.
Ada spekulasi bahwa Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan. Benarkah?
Apel Gelar Pasukan Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden
Pada intinya, dalam netralitas ini, kami tidak akan memihak kepada golongan manapun yang sedang melaksanakan kontestasi dalam pemilu 2024.
Iyos Somantri mengapresiasi kolaborasi TNI bersama masyarakat atas keberhasilan pembangunan di Desa Tenjojaya melalui program TMMD ke-119 tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved