Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Berkaca dari Tewasnya Prada Lucky, TNI harus Evaluasi Pembinaan Senior–Junior

Rahmatul Fajri
12/8/2025 15:49
Berkaca dari Tewasnya Prada Lucky, TNI harus Evaluasi Pembinaan Senior–Junior
Ilustrasi.(dok.MI)

PENGAMAT militer sekaligus Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai TNI harus mengevaluasi sistem pembinaan di senior dan junior. Hal tersebut berkaca dari tewasnya Prada Lucky di tangan seniornya.

Khairul menjelaskan kasus tewasnya Prada Lucky tersebut menyedihkan sekalligus memalukan. Ia mengatakan perlu adanya penegasan batas dan definisi pembinaan. 

"Pembinaan di lingkungan militer memang bisa keras, tapi harus sah, terukur, aman, diawasi, dan berorientasi membentuk kemampuan serta karakter prajurit. Begitu melampaui batas keselamatan, merendahkan martabat, apalagi sampai menyebabkan kematian, itu bukan lagi pembinaan, melainkan kekerasan yang melanggar hukum dan etika keprajuritan," kata Khairul kepada Media Indonesia, Selasa (12/8).

Penguatan Kepemimpinan?

Khairul menjelaskan TNI juga harus melakukan penguatan kepemimpinan mikro dan pengawasan langsung di level kompi dan peleton. Pasalnya, di sana kehidupan sehari-hari prajurit berlangsung. 

"Komandan di level ini harus hadir, memberi teladan, dan menjaga anak buahnya, seperti arahan Presiden Prabowo: latih keras, tapi tanpa kekejaman. Kehadiran pimpinan yang aktif akan sangat mengurangi peluang kekerasan impulsif dan berulang," katanya.

Khairul meminta TNI juga harus menjalankan mekanisme pelaporan dan perlindungan korban atau saksi ketika terjadi kekerasan. Ia mengatakan tanpa saluran pengaduan yang aman, independen, dan benar-benar melindungi pelapor dari retaliasi, korban dan saksi akan ragu melapor, dan budaya diam akan terus bertahan.

Perlu Evaluasi?

Selain itu, Khairul menilai evaluasi harus menjadi proses yang terus menerus dilakukan TNI. Tidak cukup dilakukan sekali lalu berhenti, apalagi hanya menjelang atau setelah ada kasus besar. Ia mengatakan yang terpenting dilakukan adalah memastikan kebijakan hasil evaluasi itu benar-benar dijalankan hingga level terbawah. 

"Jadi, evaluasi pembinaan senior–junior memang patut dilakukan, tetapi dampaknya baru akan terasa kalau hasilnya dapatnya diimplementasikan konsisten di seluruh lini, dari pucuk pimpinan hingga satuan paling kecil," pungkasnya. 

Sebelumnya, Prada Lucky dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (6/8) pada 10.30 Wita setelah mendapatkan perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit Umum Aeramo, Nagekeo.

Anggota Baru?

Prada Lucky baru dua bulan menjadi Anggota TNI. Dia resmi bergabung dengan TNI AD pada Mei 2025. Setelah menyelesaikan pendidikan di Buleleng, Bali, Prada Lucky ditempatkan di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere (Yon TP 834/WM), Kebupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Polisi Militer telah menetapkan 20 tersangka dan memproses berkas perkara untuk dilimpahkan ke peradilan militer. Kasus ini memicu sorotan publik terhadap mekanisme pembinaan prajurit yang dinilai masih menyisakan praktik kekerasan. (Faj/P-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya