Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
SCHNEIDER Electric meluncurkan panduan pertama di industri yang mengatasi tantangan baru dalam desain infrastruktur fisik data center guna mendukung pergeseran beban kerja yang semakin didominasi
oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Panduan tersebut memberikan standar utama dari desain data center yang dioptimalkan untuk AI. Berjudul "Disrupsi AI: Tantangan dan Panduan untuk Desain Data Center," panduan ini memberikan wawasan yang tak ternilai dan menjadi cetak biru yang komprehensif bagi organisasi yang ingin memanfaatkan AI secara maksimal di dalam data center mereka, termasuk wawasan tentang teknologi yang sedang berkembang untuk mendukung pemanfaatan AI yang makin tinggi di masa depan.
Disrupsi Kecerdasan Buatan (AI) telah membawa perubahan dan tantangan yang signifikan dalam desain dan operasi data center. Saat ini pemanfaatan AI semakin luas dan berdampak pada sektor industri, mulai dari perawatan kesehatan dan keuangan hingga manufaktur, transportasi, dan hiburan.
Baca juga: 62 Persen Pelaku Bisnis di Indonesia Berpotensi Adopsi Kecerdasan Buatan
Kondisi ini pada akhirnya berdampak pada permintaan yang lebih tinggi akan daya pemrosesan. Data center harus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan daya yang terus berkembang dari aplikasi berbasis AI secara efektif.
Di era di mana AI membentuk kembali industri dan mendefinisikan ulang daya saing, panduan terbaru Schneider Electric membuka jalan bagi bisnis untuk merancang data center yang tidak hanya mampu mendukung AI, tetapi juga dioptimalkan sepenuhnya untuk AI. Panduan ini memperkenalkan konsepkonsep inovatif dan praktik-praktik terbaik, yang sekaligus memposisikan Schneider Electric sebagai pelopor dalam evolusi infrastruktur data center.
"Seiring dengan perkembangan AI, data center mendapatkan tantangan baru dalam hal desain dan pengelolaannya. Untuk mengatasi tantangan ini, penting untuk mempertimbangkan beberapa atribut dan tren utama dari beban kerja AI yang berdampak pada data center baru maupun yang lama," kata Yana Achmad Haikal, Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia dan Timor Leste.
"Aplikasi AI, terutama cluster pelatihan, sangat intensif dalam hal komputasi dan membutuhkan daya pemrosesan dalam jumlah besar yang disediakan oleh GPU atau akselerator khusus AI. Hal ini memberikan beban yang signifikan pada daya dan infrastruktur pendingin data center. Seiring dengan meningkatnya biaya energi dan pemenuhan kepatuhan terhadap praktik sustainability, data center harus berfokus pada perangkat keras yang hemat energi, seperti sistem daya dan pendingin berefisiensi tinggi, serta pemanfaatan sumber daya terbarukan untuk membantu mengurangi biaya operasional dan jejak karbon."
Baca juga: Bersaing di Era Digital, UMKM Butuh Layanan Teknologi Foto Produk
Panduan Data Center untuk AI dari Schneider Electric mengeksplorasi titik temu antara AI dan infrastruktur data center, yang membahas pertimbangan-pertimbangan utama seperti panduan tentang empat atribut dan tren AI utama yang mendukung tantangan infrastruktur fisik dalam hal daya, pendinginan, rak, dan manajemen perangkat lunak.
Rekomendasi untuk menilai dan mendukung kepadatan daya rak yang ekstrem pada server pelatihan AI dan panduan untuk mencapai transisi yang sukses dari pendingin udara ke pendingin cair untuk mendukung peningkatan daya desain termal (TDP) beban kerja AI.
Lalu, rekomendasi spesifikasi rak untuk mengakomodasi server AI yang membutuhkan daya tinggi, manifold dan pipa pendingin, serta kabel jaringan dalam jumlah besar dengan lebih baik.
Kemudian, panduan dalam menggunakan manajemen infrastruktur data center (DCIM), sistem manajemen daya listrik (EPMS), dan perangkat lunak sistem manajemen gedung (BMS) untuk menciptakan digital twin dari data center, operasional, dan manajemen aset. Selain itu juga outlook tentang teknologi baru dan pendekatan desain untuk membantu mengatasi evolusi AI. (Z-6)
Karyawan memanfaatkan AI untuk mempercepat pekerjaan, merangkum data, menyusun konten, bahkan men-debug kode.
Penelitian terbaru mengidentifikasi 32 disfungsi AI mirip gangguan jiwa manusia. Temuan ini bantu prediksi risiko, cegah halusinasi, dan jaga keselamatan AI.
Band legendaris Green Day baru-baru ini melontarkan sindiran kepada Will Smith di media sosial, menyusul kontroversi seputar video tur yang diduga memanfaatkan kecerdasan buatan
INFOMEDIA memastikan kapabilitas digitalnya terus berkembang, efisiensi operasional meningkat, serta kontribusinya terhadap agenda transformasi digital nasional semakin signifikan.
Banyak bisnis masih kesulitan mengadopsi AI karena prosesnya rumit, hasilnya tidak selalu akurat, dan sering kali tidak sesuai dengan karakter brand.
Kurikulum Batch 2 kini memisahkan jalur teknis dan go-to-market, serta menghadirkan sesi terstruktur antara startup dan mitra korporasi.
Indonesia bidik hub data center Asia Tenggara 2030 senilai US$365 miliar. Regulasi, energi hijau, dan infrastruktur jadi kunci percepatan.
Fokus Telkom untuk memperkuat lini B2B dinilai sudah tepat, mengingat bisnis B2C melalui Telkomsel sudah mulai mature.
Containerized Mini Data Centers merupakan mini data center lengkap pada satu kontainer yang dilengkapi hot aisle containment, rack server, distribusi daya LV hingga 3,5 MW IT load.
Braze resmi meluncurkan data center pertamanya di Indonesia. Investasi ini menandai pencapaian penting Braze di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik.
PENTING membangun model kolaboratif untuk menciptakan tata kelola digital nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Dukung Ekosistem Digital Nasional, Komisi VI DPR RI Tinjau Hyperscale Data Center Telkom di Cikarang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved