Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEIRING dengan perkembangan digitalisasi di hampir semua sektor bisnis, kebutuhan terhadap talenta digital turut meningkat tajam.
Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan, proyeksi kebutuhan talenta digital diperkirakan akan terus naik menjadi 2 juta orang pada 2025, dari 1,2 juta 2022. Ini berarti, kenaikan terhadap permintaan talenta digital hampir mencapai 2 kali lipat dalam kurun waktu tiga tahun.
Dari angka tersebut, posisi yang paling dicari oleh sektor industri adalah network operation access (1,23 juta), disusul dengan network operation backbone (235 ribu) dan software engineer (109 ribu).
Baca juga : Perusahaan ADA Luncurkan Hackathon Business Messaging
Namun demikian, naiknya permintaan terhadap talenta digital belum dibarengi oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang reliable. Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada 2020, hanya ada 430.000 lulusan teknologi informatika (IT) di Indonesia.
Masih terdapat gap kekurangan tenaga kerja IT yang mengakibatkan banyaknya perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pekerja lepas (freelance) atau merekrut tenaga IT dari luar negeri dengan skema outsourcing.
Baca juga : Hacktiv8 Dorong Perkembangan Talenta Digital di Surabaya
“41% perusahaan akan mempekerjakan professional remote working dalam kurun dua tahun” dikutip dari The Future of Work Report 2023 oleh Infosys.
Tidak hanya di Indonesia, outsourcing sudah dilakukan oleh perusahaan internasional seperti Microsoft yang menetapkan Infosys untuk kepentingan IT operation Microsoft pada 2010.
Melihat kebutuhan mendesak terhadap tenaga IT di berbagai sektor industri, Sagara Technology hadir dengan misi untuk menjadi platform outsourcing solusi IT terbesar di Indonesia.
Sagara Technology memiliki lebih dari 200 software engineer dan developer serta lebih dari 150 layanan IT proyek berupa website serta
aplikasi mobile di Indonesia.
CEO Sagara Technology Devi Oktaviani mengatakan, keahlian Sagara Technology meliputi digital supply chain seperti perancangan solusi IT, integrasi API, hingga pengembangan produk digital, sehingga sangat cocok untuk pelaku bisnis dari berbagai skala yang membutuhkan solusi hulu ke hilir (end-to-end).
“Kami terus menjaga kualitas terbaik dalam layanan serta kolaborasi yang kokoh dengan klien. Terbukti, 84% dari klien startup kami berhasil meraih pendanaan seri-A dan selanjutnya. Sementara 82% klien korporat kami terus mengandalkan layanan kami untuk berbagai kebutuhan, dan 96% proyek yang kami tangani berhasil mencapai KPI yang ditetapkan,” ujar Devi.
Menurut riset Deloitte, lebih dari 59% perusahaan mengandalkan tenaga outsourcing dari luar untuk mengoptimalkan efisiensi biaya. Penghematan biaya bisa mencapai 70% tergantung pada skala proyek yang dijalankan serta negara tempat bisnis tersebut beroperasi.
Selain itu, beberapa faktor lain yang mendorong perusahaan untuk memilih solusi outsourcing tenaga IT adalah faktor pengalaman, kapabilitas teknis, fleksibilitas, proses yang lebih cepat, dan kualitas layanan proyek IT dan IT outsourcing.
Sagara Technology memastikan kecepatan pengembangan proyek IT dengan menghubungkan talenta digital untuk segera menghasilkan produk yang siap launching pada marketplace.
Tidak hanya dengan layanan kualitas terbaik, Sagara Technology berkolaborasi dengan Telkom University dari program bernama Sagara Campus Connect untuk meningkatkan talenta digital dari salah satu kampus IT terbaik untuk siap menghadapi dunia professional secara global dengan dilengkapi kemampuan bahasa Inggris para digital talent Sagara Technology.
“Kedepannya, rencana kami adalah untuk memperkuat tim Sagara Technology dengan menambah lebih dari 1.000 developer. Kami juga menargetkan pertumbuhan arus kas dan pendapatan perusahaan menjadi 5-10X lipat lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dengan misi ambisius ini, kami ingin berkontribusi penuh pada kemajuan Indonesia dalam era ekonomi digital,” pungkas Devi. (Z-5)
Digitalisasi diyakini menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi masa depan. Semakin masif teknologi digital diimplementasikan, semakin cepat pertumbuhan ekonomi melesat.
Dalam era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi alat yang sangat penting bagi berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) secara konsisten mendorong pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), salah satunya dari aspek digital.
Dana CSR sebagai kewajiban moral perusahaan sangat membantu pembangunan di Jabar. Sebab dana APBD tidak akan bisa mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat.
Sentra layanan ini menandai komitmen PosIND mendukung penggunaan teknologi ramah lingkungan.
OCA Interaction Lite dapat diimplementasi dengan mudah. Solusi ini juga dilengkapi fitur yang dapat disesuaikan kebutuhan UMKM.
Kominfo Bersama Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard, Latih Satu Juta Talenta Keamanan Siber
Kurangi akses media digital atau elektronik dengan memindahkan perangkat elektronik ke ruang yang lebih publik. Sehingga anak-anak akan lebih mudah diawasi.
KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika sempat mencanangkan Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Layanan Konten empat tahun silam
Menkominfo menegaskan, ‘penyakit kedua’ yang menyertai pandemi Covid-19 itu menimpa pada orang yang tidak bisa membedakan mana informasi yang benar dan dari mana sumbernya.
Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan digital skills gap, di mana kebutuhan tenaga kerja ahli dalam bidang digital masih belum tercukupi.
Digital Talent Scholarship tidak hanya hadir untuk memenuhi kebutuhan skill di era digital, tetapi sekaligus mempertahankan produktivitas masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved