Kamis 02 Februari 2023, 21:44 WIB

Tren Bisnis Crypto Exchange, Regulasi Versus Transparansi

mediaindonesia.com | Teknologi
Tren Bisnis Crypto Exchange, Regulasi Versus Transparansi

Ist/Ilustrasi
Ilustrasi. Dampak dari kasus FTX adalah regulator keuangan yang lebih tradisional menempatkan kripto di layar radar mereka.

 

SEJAK runtuhnya crypto exchange besar AS, FTX, krisis kepercayaan investor terhadap exchange kian meningkat, ditandai dengan banyaknya arus dana keluar dari platform exchange besar seperti Binance dan lainnya.

Kasus FTX membuat banyak investor tidak bisa mendapatkan kembali aset mereka yang disimpan di dompet exchange ini.

Sementara itu, komunitas kripto telah membahas bagaimana membuat exchange terpusat (CEX) lebih teratur dan transparan.

Dampak dari kasus FTX adalah regulator keuangan yang lebih tradisional menempatkan kripto di layar radar mereka.

Wakil ketua Fed, Ketua SEC, Menteri Keuangan AS, wakil gubernur Bank of England, dan IMF semuanya telah mengusulkan untuk memberlakukan pengawasan peraturan yang efektif pada kripto.

“Regulator melihat bahwa pasar kripto harus sesuai dengan aturan yang sama seperti industri keuangan tradisional untuk mengurangi risiko, terutama bagi investor,” ujar CEO dan Pendiri crypto exchange CoinEx, Haipo Yang dalam keterangan, Kamis (2/2).

Baca juga: CMO Apikasi PINTU: Kripto akan Terus Tumbuh Pesat pada Tahun 2023

Lanjut dikatakan, regulasi terkait kripto akan menjadi lebih ketat di negara tertentu, tetapi banyak yang tidak yakin dengan validitasnya.

Dalam keuangan konvensional, perusahaan besar biasanya bangkrut, dan peraturan yang ketat tidak akan menghilangkan semua risiko.

Setelah krisis kepercayaan investor karena runtuhnya FTX, banyak exchange yang menerbitkan Merkle Tree dan alamat bukti cadangan mereka.

“Beberapa platform perdagangan teratas seperti Binance, OKX, Crypto.com, Huobi dan CoinEx telah mengungkapkan bukti cadangan mereka segera setelah jatuhnya FTX," jelasnya.

"Ini mewujudkan permintaan transparansi dari investor dan menarik kepercayaan mereka kembali,” ujar Haipo Yang.

Menurut transparansi data alamat wallet dan aset pengguna di exchange, mereka telah berhasil mencapai cakupan cadangan 100 persen dari aset pengguna.

Bahkan, beberapa exchange memiliki dana cadangan yang jauh melebihi nilai total aset pengguna.

 “Meski tidak menghilangkan risiko secara keseluruhan, bukti cadangan adalah cara terbaik untuk membuat crypto exchange lebih transparan. Selain itu, aset cadangan juga merupakan indikasi pengoperasian platform yang sehat,” ujar Haipo Yang.

Meskipun beberapa pemain kripto berpendapat bahwa aset cadangan bukanlah bukti kuat dari keamanan platform, dibandingkan dengan regulasi yang ketat, bukti cadangan jelas lebih popular saat ini.

 Selain itu, seiring berjalannya waktu, teknologi pembuktian cadangan juga akan semakin maju untuk menjawab permintaan investor. (RO/OL-09)

Baca Juga

Appstore

Apple Music Classical Mulai Tersedia Secara Global

👤Antara 🕔Rabu 29 Maret 2023, 10:18 WIB
Apple merilis Apple Music Classical yang kini tersedia untuk diunduh secara global dengan lebih dari lima juta...
DOK MI.

Lintasarta Targetkan Jaringan Fiber Optic Jangkau Hampir 400 Kota

👤Mediaindonesia.com 🕔Rabu 29 Maret 2023, 09:25 WIB
Lintasarta menargetkan ekspansi jaringan fiber optic menjadi hampir 400 kota pada 2023 dari yang awalnya di kisaran 200 kota pada tahun...
Ist

Dengan USF, Air Keran di Rumah Berubah Jadi Air Layak Diminum

👤mediaindonesia.com 🕔Selasa 28 Maret 2023, 23:30 WIB
Kini, hanya dengan biaya yang sangat murah yaitu Rp 15/liter saja, Andasudah bisa memiliki sumber air yang layak diminum langsung dari...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya