Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Perundungan Digital Makin Marak, Begini Cara Pencegahannya

Mediaindonesia.com
28/10/2022 15:02
Perundungan Digital Makin Marak, Begini Cara Pencegahannya
Ilustrasi perundungan digital(Freepik.com)

SALAH pergaulan menyeret pada perundungan, yang tak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya, khususnya lewat media sosial. Angka perundungan siber di Indonesia terbilang tinggi, namun bukan berarti tidak bisa dicegah. Salah satunya adalah melatih kepercayaan diri.

Hal tersebut menjadi perbincangan dalam webinar bertema “Mencegah, Menghadapi, dan Melawan Perundungan Digital”, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Kekerasan atau perundungan, menurut Founder Duaide.com Desty Dwiyanasari, tak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya atau di ruang digital. Perundungan itu yang kemudian disebut sebagai perundungan siber (cyber bullying), yakni segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja di dunia maya. 

Berdasarkan survei Child Protection 2019, sebanyak 45 % dari 2.777 responden di Indonesia pernah mengalami kekerasan digital. Golongan usia yang paling banyak menjadi korban kekerasan digital tersebut adalah kalangan milenial, yakni 54 %.

“Masih dari survei yang sama, platform media sosial adalah medium yang paling banyak digunakan atau yang paling banyak terjadi perundungan siber, yakni sebesar 71 %. Berikutnya adalah aplikasi percakapan sebesar 19 %, gim daring 5 %, YouTube 1 %, dan lain-lain sebesar 4 %,” kata Desty.

Desty melanjutkan, ragam perundungan siber bermacam-macam. Ada yang disebut sebagai rickery atau tipu daya di mana korban dibujuk rayu untuk memberikan foto pribadinya yang kelak dipakai untuk memeras atau mengancam. 

Ada pula yang disebut sebagai child grooming, yakni jalinan hubungan orang dewasa dengan anak atau remaja dengan maksud memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan. Lalu, ada istilah flaming atau pertengkaran yang mengakibatkan kemarahan lewat pesan elektronik.

“Ada cara untuk mencegah perundungan. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengabaikan perundungan, hindari kontak fisik, berlatih menunjukkan sikap percaya diri, dan tunjukkan prestasi pribadi. Atau, laporkan kepada orang dewasa apabila ada perundungan,” tuturnya.

Baca juga : Ini Cara Membuat Google Form Ponsel dan Laptop untuk Kuesioner dan Absensi

Agar tidak terjadi kesalahpahaman di dunia maya yang bisa berujung pada perundungan, menurut Jawara Internet Sehat 2022 Provinsi Gorontalo, Julianur Rajak Husain penting bagi pengguna media sosial atau aplikasi percakapan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa adalah salah satu aspek dari budaya digital.  

“Pikiran dan bahasa ibarat api dan asap. Keduanya berkaitan erat. Kemampuan untuk bisa memilih apa yang dikeluarkan secara lisan maupun tulisan, menunjukkan kemampuan untuk berpikir tertib,” kata Julianur yang mengutip pernyataan Ivan Lanin, pegiat bahasa Indonesia.

Relawan TIK IndonesiabAbdul Wahab menambahkan, selain kecakapan berbahasa Indonesia, kecakapan menjaga keamanan digital, baik di ruang digital maupun pada perangkat digital, juga penting. 

Kecakapan tersebut adalah mewaspadai serangan malware, tidak mudah memberikan informasi pribadi di media sosial, dan mengunci perangkat maupun akun dengan kata sandi yang kuat, yaitu berupa kombinasi huruf dan angka.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan itu khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik