Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Penerapan Pancasila hadirkan Budaya Digital yang Baik

Mediaindonesia.com
15/7/2022 16:59
Penerapan Pancasila hadirkan Budaya Digital yang Baik
Ilustrasi mengakses internet lewat ponsel(Freepik.com)

BERDASARKAN survei Microsoft beberapa waktu lalu, tingkat kesopanan warganet Indonesia termasuk paling rendah di kawasan Asia Tenggara. Hal itu amat disayangkan mengingat Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Berinteraksi di dunia digital juga membutuhkan kesopanan dan etika.

Demikian yang menjadi perbincangan dalam webinar bertema tema “Yuk Bijak Dalam Menyampaikan Komentar di Media Sosial”, Kamis (14/7), di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

Dosen Antropologi IAIN Salatiga Rifqi Fairuz mengungkapkan, tiga faktor yang mempengaruhi risiko kesopanan di Indonesia diantaranya adalah hoaks dan penipuan, ujaran kebencian, serta diskriminasi.

Menurutnya, warganet Indonesia dapat memperbaiki hal tersebut dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila serta kebhinekaan di dunia digital.

“Menjadi warga digital yang menerapkan Pancasila sebagai landasannya berarti siap untuk berhadapan dengan pengguna internet yang memiliki latar belakang yang beragam. Tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama atau keberpihakan isu yang sama. Mulailah belajar memberanikan dan membuka diri untuk berkolaborasi, terbuka untuk dialog, dan membangun jembatan, bukan pagar," ujar Rifqi.

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Swiss German University Loina Lalolo Krina Perangin-angin menyebutkan beberapa netiket yang perlu diperhatikan dalam memberikan komentar di media sosial, diantaranya yaitu memastikan bahwa sudah membaca atau menonton konten secara keseluruhan, memberikan komentar yang berhubungan dengan isi konten, tidak memberikan komentar yang menyinggung maupun berulang-ulang, serta menghindari perdebatan di kolom komentar milik orang lain.

“Internet adalah anugerah, tetapi bisa menjadi bencana ketika teknologi yang mengendalikan manusia sehingga manusia kehilangan etika-etika dasar yang diterapkan di kehidupan sehari-hari. Etika digital ditawarkan sebagai pedoman dalam berinteraksi di dunia maya secara sadar, bertanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan”, tutur Loina.

Baca juga : Ini Kemampuan Wajib yang Harus Dimiliki di Era Digitalisasi

Di sisi lain, im Chatbat Whatsapp MAFINDO Arief Putra Ramadhan mengatakan, data pribadi perlu dilindungi karena termasuk ke dalam hak seorang individu untuk menentukan apakah data pribadi miliknya akan dikomunikasikan atau tidak kepada pihak lain. 

Terdapat beberapa sumber dari mana identitas pribadi bisa didapat, salah satunya adalah lewat data yang dicuri—entah melalui akses langsung ke perangkat penyimpan data seperti ponsel pintar, situs phishing (pengelabuan) ataupun meretas tempat penyimpanan data. 

“Jangan lupa untuk periksa kembali aturan privasi dan keamanan di media sosial yang kita miliki. Jangan juga sembarangan memberikan kode OTP, baik untuk media sosial, aplikasi perbankan digital, lokapasar, surel, dan lain-lainnya. Bahkan sebisa mungkin kita harus mengunci setiap aplikasi. Hal ini juga bisa dilakukan dengan mengunci layar telepon genggam karena ditakutkan ketika telepon genggam kita hilang, maka orang lain dapat mengakses aplikasi-aplikasi tersebut”, terang Arief.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. 

Kegiatan itu khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya