Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GLAUKOMA merupakan penyakit akibat saraf mata yang rusak yang disebebkan meningkatnya tekanan pada bola mata. Tekanan bola mata ini terjadi akibat gangguan pada sistem aliran cairan mata. Penderita glaukoma mengalami gangguan penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit kepala bahkan kebutaan.
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan pada 2007, sebanyak 45 orang dari 1.000 penduduk Indonesia menderita glaukoma. Data aplikasi rumah sakit online (SIRS Online), penderita glaukoma yang mendapat layanan rawat jalan di rumah sakit sepanjang 2015-2017 menunjukkan angka kenaikan.
Karena itu masih banyak yang belum mendapat layanan akibat keterbatasan jumlah dokter mata dan tingginya kasus glaukoma. Kondisi ini mengundang keprihatinan di kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Empat mahasiswa UGM Athar Rosyad Partadireja (Teknik Biomedis, 2020), Ajie Kurniawan Saputra (Teknik Elektro, 2018), Muhammad Nur Fahmi (Kedokteran, 2018), dan Synvi Alfajrine Loeba Bistomy (Teknik Biomedis,
2019), tergerak untuk mengembangkan alat yang dapat memudahkan tenaga kesehatan untuk mengumpulkan data glaukoma dengan lebih mudah dan cepat. Di bawah bimbingan Dr. Indah Soesanti, S.T., M.T., alat tersebut
diberi nama Aksakirana, yang berasal dari kata aksa yang berarti mata dan kirana yang berarti cahaya. Alat ciptaan mereka ini berbasis kecerdasan buatan atau AI (artificial intellegent) yang digunakan untuk memudahkan tenaga kesehatan mendiagnosis glaukoma.
Menurut Athar, Aksakirana terdiri dari empat komponen utama, yakni perangkat keras berupa handheld, aplikasi seluler dan web Aksakirana, serta pembelajaran mesin. Handheld Aksakirana, jelasnya, merupakan aksesori kamera ponsel yang berbentuk seperti teropong genggam yang dilengkapi oleh lensa indirect ophthalmoscopy sebesar 20D. Aplikasi seluler Aksakirana, lanjutnya, berfungsi sebagai medium pengunggahan foto ke server guna diproses oleh pembelajaran mesin Aksakirana sehingga diperoleh hasil diagnosis serta tingkat keparahannya.
Dikatakan aplikasi web Aksakirana sendiri memiliki fungsi serupa dengan aplikasi selulernya. "Hanya, fitur ini juga dapat diakses melalui perangkat komputer serta memuat fitur-fitur seperti pengunduhan gambar yang diberi takarir informasi hasil diagnosis dan pengunduhan dataset glaukoma yang dapat digunakan dalam penelitian glaukoma. Selain itu, dokter mata juga berhak memverifikasi hasil diagnosis glaukoma dan menerima donasi dari para filantropi," kata Athar,Kamis (9/9).
Pengguna Aksakirana, imbuhnya, dapat menggunakan handheld untuk menangkap gambar retina pasien dengan kamera ponsel. Selanjutnya, gambar tersebut akan diunggah melalui aplikasi seluler atau web Aksakirana untuk diproses oleh pembelajaran mesin.
"Pengguna akan mendapatkan hasil prediksi diagnosis glaukoma beserta tingkat keparahannya. Hasil prediksi ini selanjutnya dapat diverikasi oleh para dokter mata dan disimpan ke dalam server Aksakirana guna meningkatkan akurasi pembelajaran mesin Aksakirana seiring banyaknya dataset yang digunakan," paparnya.
Baca juga: Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pengukur Kemiringan Lantai
Athar berharap Aksakirana dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya tenaga kesehatan, supaya proses skrining penyakit glaukoma dapat berjalan secara cepat dan masif. Selain itu, kehadiran biobank sebagai penyimpanan data citra fundus retina di pusat mahadata atau big data yang telah lulus kelayakan nanti dapat dibuka untuk keperluan penelitian. (OL-14)
Menghitung domba untuk tidur adalah praktik yang terkenal, tetapi apakah itu benar-benar membantu Anda tidur?
Dua studi yang dipimpin oleh Leonie Balter dari Universitas Stockholm menyoroti pentingnya tidur dalam memengaruhi seberapa tua atau muda seseorang merasa.
Survei Gallup dan Walton Family Foundation menemukan kebahagiaan generasi Z menurun ketika memasuki usia dewasa.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Studi menunjukkan suhu yang tinggi dapat mengganggu proses tidur, terutama bagi individu yang rentan terhadap insomnia.
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan pembatasan kalori dan puasa intermiten dapat memperpanjang umur hewan, tetapi apakah hal ini berlaku juga untuk manusia?
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved