Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

TMC Upaya Permanen Atasi Karhutla

Ferdian Ananda Majni
30/8/2020 16:31
TMC Upaya Permanen Atasi Karhutla
Teknologi modifikasi cuaca(Antara)

BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) lakukan mitigasi dan upaya permanen penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia lewat teknologi modifikasi cuaca (TMC)

"Atas arahan presiden kita harus melakukan mitigasi dan upaya pemanen, karena disimpulkan bahwa karhutla yang selalu terjadi setiap tahun sehingga telah didefinisikan sebagai bencana permanen yang harus dilakukan mitigasinya sebelum itu terjadi," kata Deputi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Yudi Anantasena , dalam keterangannya Minggu (30/8).

Dia menjelaskan efektivitas TMC telah dibuktikan mampu mengendalikan karhutla. Bahkan, hasil upaya TMC sejak tanggal 13 - 31 Mei 2020 curah hujan di Provinsi Riau meningkatkan menjadi 157 mm yang berarti lebih tinggi 22,4% dari prediksi curah hujan BMKG dan juga lebih tinggi 36% dari rata-rata curah hujan di Provinsi Riau periode 2009-2019.

"Kita sudah melakukan di Riau pada periode 11 Maret - 2 April, kita lakukan 27 sorti dengan menghasilkan air hujan 97,8 juta kubik, operasi cukup berhasil mengurangi dan memitigasi terjadinya kebakaran," sebutnya.

Dia menambahkan di provinsi Sumatera Selatan dan Jambi yang juga mengalami peningkatan curah hujan sekitar 20%-30% akibat dilakukannya TMC pada tanggal 2-19 Juni 2020 di Jambi dan tanggal 2 - 18 Juni di Sumatera Selatan.

"Perlu adanya ekosistem TMC yang solid agar kemajuan teknologi ini dapat diakselerasi," paparnya.

Dia menjelaskan pihaknya memastikan bahwa TMC mampu penambahan tinggi muka air untuk wilayah lahan gambut yang kerap terjadi kebakaran di beberapa wilayah.

"Jadi cukup efektif membuat lahan gambut itu terbasahi, terutama perkebunan atau hutan yang memang dasar lahan gambut. Di dasar lahan batuan mineral itu umumnya hanya sebentar, tapi kita hitung juga curah hujan dikalikan luas dibandingkan sebelumnya cukup efektif," pungkasnya.

Baca juga : Tanggapi Isu Serangan Siber, Dirjen Aptika: Perlu Investigasi

Hasil evaluasi hasil TMC, diketahui curah hujan di Sumatera Selatan mencapai 118 mm. Menurutnya, perbandingan curah hujan aktual dengan prediksi pada periode yang sama penambahan curah hujan melalui kegiatan tersebut sebesar 29,8%.

"Kemudian hasil evaluasi TMC di Jambi pada periode sama diketahui curah hujan di sana mencapai 117,9 mm. Perbandingan curah hujan aktual dengan prediksi periode sama penambahan curah hujan melalui kegiatan TMC mencapai 26,2%," lanjutnya.

TMC untuk wilayah Riau dilakukan sejak 24 Juli hingga sekarang dan TMC di Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan Barat sejak 12 Agustus.

Selanjutnya TMC dilakukan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan hingga Oktober, di Kalimantan Barat dari September hingga Oktober, dan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara pada September hingga Oktober.

Berdasarkan prakiraan curah hujan bulanan 2020 dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), diketahui periode kritis Agustus hingga September pada wilayah provinsi rawan karhutla cenderung rendah. Sementara mulai periode Oktober kondisi curah hujan mengalami peningkatan seiring dengan masuknya periode awal musim hujan tahunan. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik