Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Asprov PSSI Sulteng: PON 2024 Terburuk dalam Sejarah

M Taufan SP Bustan
20/9/2024 20:29
Asprov PSSI Sulteng: PON 2024 Terburuk dalam Sejarah
Wasit Eko Agus Sugiharto (kedua kanan) memberikan kartu kuning kepada pesepak bola Sulawesi Tengah Ichansyah (ketiga kiri) saat melawan tim Aceh pada pertandingan babak 8 besar PON 2024 di Stadion H Dimurthala, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (14/9).(ANTARA/ADENG BUSTOMI)

ASOSIASI Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Sulawesi Tengah, menilai Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 terburuk dalam sejarah Indonesia. Terutama cabang olahraga sapak bola.

Ketua Asprov PSSI Sulteng, Hadianto Rasyid mengatakan, harapan masyarakat Sulteng terhadap PON sangat besar.

Namun, menurutnya, PON tersebut justru mencatatkan sejarah kelam dalam cabang sepak bola.

Baca juga : PSSI Kecam Pemukulan Wasit Sepak Bola di PON 2024

“Kami, masyarakat Sulteng, tidak tahu lagi harus berkata apa. PON kali ini menurut saya adalah sejarah terburuk, terutama untuk cabang sepak bola,” terang Hadianto di Palu, Jumat (20/9).

Sebagai anggota PSSI, Hadianto mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah mengajukan nota keberatan atas hasil pertandingan anatara tim Sulteng melawan tim Aceh.

Di mana, dalam pertandingan tersebut tim Sulteng terpaksa harus menyudahi pertandingan karena tidak tahan dengan kecurangan yang dipertontonkan wasit sehingga menguntungkan tim Aceh.

Baca juga : Wasit tidak Adil Harus Dihukum

Namun, Hadianto, menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada PSSI sebagai otoritas tertinggi.

Ia berharap PSSI bertanggung jawab penuh atas keputusan-keputusan yang dibuat dalam pertandingan tersebut.

“Ini semacam kriminalisasi, tapi kami serahkan kepada PSSI, karena mereka yang paling benar dalam hal ini,” tegas Hadianto.

Meski penuh kekecewaan, Hadianto menegaskan, terus memberikan perhatian kepada para atlet sepak bola Sulteng dan tetap berharap keadilan ditegakkan dalam ajang olahraga nasional tersebut.

“Saya tidak tahu harus bilang apa lagi. Mereka ini manusia juga, punya batas kesabaran, dan pertandingan itu, saya tidak tahu lagi mau menyebutnya apa, pokoknya kacau,” tandasnya. (Z-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya