Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TIDAK ada pertemuan yang panasnya luber ke luar lapangan sepak bola di Piala Dunia 2022 selain pertandingan Amerika Serikat (AS) dan Iran.
Ini adalah satu-satunya pertandingan Piala Dunia 2022 yang paling bermuatan politik sekalipun dalam arena olahraga mereka mungkin tidak berseteru.
Apalagi jika dikaitkan dengan gelombang protes yang saat ini terjadi di Iran berkaitan dengan tewasnya seorang perempuan oleh aparat keamanan yang terlalu eksesif.
Baca juga : Queiroz Sesali Iran Gagal Manfaatkan Peluang di Laga Kontra AS
Tentu saja kedua pelatih dari kedua tim ini mengesampingkan hubungan bilateral di antara kedua negara itu.
Mereka menegaskan hanya fokus kepada sepak bola, Piala Dunia 2022, dan kemampuan olahraga dalam menyatukan orang, termasuk orang Iran dengan orang AS.
Menyusul revolusi Islam Iran, Washington dan Teheran saling memutuskan hubungan diplomatik yang terus tegang sampai kini.
Baca juga : Gol Tunggal Pulisic Pastikan AS Tekuk Iran
"Saya membayangkan pertandingan ini diperebutkan dengan sengit karena fakta bahwa kedua tim ingin melaju ke babak berikutnya, bukan karena politik atau karena hubungan antarnegara kami" kata pelatih AS Gregg Berhalter.
Berhalter justru menyatakan sepak bola malah menyatukan umat manusia.
"Anda dipersatukan oleh kecintaan yang sama kepada olahraga ini," sambung dia.
Baca juga : AS dan Iran Serta Jerman dan Spanyol Satu Grup di Piala Dunia 2022
Kemenangan dramatis Iran atas Wales dengan skor 2-0 dan hasil seri tanpa gol AS melawan Inggris, Jumat (25/11) membuat salah satu pertandingan terakhir Grup B ini akan sangat mendebarkan.
Inggris, yang memuncaki klasemen dengan empat poin, akan menghadapi tim terbawah Wales dalam laga terakhirnya di grup ini. Inggris cukup seri, dan jika ini yang terjadi, apalagi andai AS yang menang, maka kontes Iran melawan AS akan menentukan tim mana yang lolos ke babak 16 besar.
Pertemuan ini sendiri merupakan ulangan penyisihan grup Piala Dunia 1998 yang dimenangkan Iran 2-1.
Baca juga : AS Ucapkan Selamat untuk Timnas Iran dan Berharap Bertemu di Piala Dunia
Seperti yang mungkin akan terjadi dalam laga Rabu (30/11) dini hari WIB nanti, kontes 1998 tersebut ditandai dengan momen simbolis sebelum pertandingan di Stade Gerland di Lyon ketika pemain-pemain Iran memberikan mawar putih yang menjadi simbol perdamaian di Iran, kepada pemain-pemain AS.
Mungkin momen 24 tahun lalu itu bisa terjadi lagi malam nanti, dan menjadi semakin menarik karena pemain-pemain Iran juga sepertinya memprotes perlakuan pemerintahnya terhadap para demonstran yang sudah menewaskan banyak orang termasuk perempuan berusia 22 tahun, Mahsa Amini, yang meninggal dunia dalam tahanan dan memicu protes nasional berkaitan berpakaian menurut syariat di negara itu.
Tim Melli menolak menyanyikan lagu kebangsaan Iran dalam pertandingan pertamanya melawan Inggris untuk menunjukkan solidaritas kepada pengunjuk rasa, sampai mengundang ejekan dari pendukungnya sendiri.
Baca juga : Pulisic Bertekad Tampil Kontra Belanda
Di tengah meningkatnya tekanan agar para pemain netral dalam gerakan unjuk rasa nasional itu, Iran bangkit mengalahkan Wales setelah tiga hari sebelumnya mereka diluluh-lantakkan Inggris 2-6.
Berhalter mencermati betul kebangkitan Iran itu dengan mewaspadai ancaman Iran yang bisa menghempaskan Wales dengan begitu meyakinkan.
"Sekarang kami harus yakin bahwa kami cukup bagus untuk melaju ke putaran kedua," kata pelatih Iran Carlos Queiroz.
Baca juga : Pulisic Tegaskan Siap Tampil di 16 Besar Piala Dunia 2022
Namun demikian, Queiroz menaruh respek kepada AS, yang disebutnya sebagai tim yang brilian.
Queiroz tidak ingin fokus teralihkan kepada hal-hal dil luar sepak bola, "Karena yang ingin kami lakukan adalah mempersembahkan hadiah kepada pendukung Iran."
Iran (3-5-2): Hossein Hosseini; Ramin Rezaeian, Majid Hosseini, Morteza Pouraliganji, Milad Mohammadi; Ali Gholizadeh, Ahmad Nourollahi, Saeid Ezatolahi, Ehsan Hajsafi; Mehdi Taremi, Sardar Azmoun
Baca juga : Berhalter Tegaskan AS Layak Lolos ke 16 Besar Piala Dunia 2022
Amerika Serikat (4-3-3): Matt Turner; Sergino Dest, Walker Zimmerman, Tim Ream, Antonee Robinson; Tyler Adams, Yunus Musah, Weston McKennie; Christian Pulisic, Timothy Weah, Haji Wright
Iran tidak akan diperkuat Alireza Jahanbakhsh dalam pertandingan terakhirnya di Grup B karena mantan pemain Brighton & Hove Albion itu sudah mendapatkan dua kartu kuning setelah melakukan pelanggaran keras terhadap pemain Wales Chris Mepham.
Iran juga berpotensi tidak bisa diperkuat Sardar Azmoun yang jelas berjuang mengatasi sisa cedera selama melawan Wales.
Baca juga : Tensi Politik Hantui Duel Iran dan AS di Piala Dunia
Pelatih Iran Carlos Queiroz sebenarnya tahu pemain bintang ini tidak sepenuhnya bugar, namun dia memaksa memasukkannya dalam starting eleven karena Queiroz tahu pasti skuatnya membutuhkan seorang pemain dengan level kualitas seperti Azmoun.
Sama dengan sebelum menghadapi Wales, Queiroz akan cenderung tetap memasang Azmoun dalam formasi 3-5-2 guna bermitra di depan bersama Mehdi Taremi.
Kiper utama Alireza Beiranvand sudah bisa diturunkan kembali setelah cedera kepala parah dalam pertandingan pertama melawan Inggris.
Baca juga : Iran Benamkan Wales 2-0 secara Dramatis
Namun, Queiroz dihadapkan kepada pililhan sulit karena Hossein Hosseini tampil bagus sewaktu melawan Wales dengan mencatat clean sheet.
Alhasil tidak akan ada perubahan yang terlalu mencolok dalam skuat Iran sehingga Hossein Hosseini tetap bertugas di bawah gawang dengan mendapatkan proteksi dari dua bek tengah Majid Hosseini dan Morteza Pouraliganji.
Ali Gholizadeh, Ahmad Nourollahi, Saeid Ezatolahi, dan Ehsan Hajsafi menjadi kuartet lapangan tengah yang siap memasok bola dan membuatkan ruang bermanuver kepada duo lini depan, Taremi dan Azmoun.
Baca juga : Preview Piala Dunia 2022: Inggris vs Amerika Serikat
AS sendiri tidak sedang disergap masalah cedera pemain. Tapi sejumlah pemain penggantinya seperti pemain Borussia Dortmund Giovanni Reyna bisa menggoda pelatih AS Gregg Berhalter untuk memainkannya sejak menit pertama.
Namun, kecenderungannya Berhalter tetap menurunkan pemain-pemain dalam dua pertandingan sebelumnya, sekalipun total hanya bisa mempersembahkan dua poin.
Dua poin ini jelas sangat mengganggu AS karena membuat mereka tidak memiliki pilihan selain memenangkan pertandingan ketiga agar lolos ke 16 besar.
Baca juga : AS Buru Kemenangan Perdana di Piala Dunia 2022
Untuk mendapatkan poin sempurna, Berhalter memasang formasi menyerang dalam formasi 4-3-3 yang akan bertumpu kepada trio serang yang terdiri dari Christian Pulisic, Timothy Weah, dan Haji Wright.
Guna memastikan para pengisi mendapatkan pasokan bola yang cukup dan sekaligus mematahkan prakarsa Iran dalam melancarkan serangan, Berhalter memasang empat gelandang dipimpin kapten Tyler Adams.
Sedangkan Sergino Dest dan Antonee Robinson menjaga kedua sayap pertahanan Amerika steril dari invasi Iran. Sementara Walker Zimmerman dan Tim Ream menjadi dua orang yang paling bertanggung jawab dalam melindungi kiper Matt Turner.
Baca juga : AS akan Hadapi Inggris, Reyna Mengaku Bersahabat Dekat dengan Bellingham
Boleh dibilang pertandingan ini merupakan pertarungan antara para pengisi lapangan tengah. Siapa berhasil memenangkan pertarungan di sini, akan memenangkan laga ini.
Sebelumnya, kedua negara sudah dua kali bertemu. Iran menang 2-1 dalam Piala Dunia 1998, sedangkan satunya lagi yang merupakan laga persahabatan pada 2000 berakhir imbang 1-1.
Kemenangan 2-1 Iran atas AS hari itu adalah juga kemenangan pertama Iran dalam Piala Dunia.
Baca juga : Southgate Sebut Inggris Bisa Lebih Baik Lagi Selepas Hajar Iran di Piala Dunia 2022
Iran ditelan Inggris 2-6 dalam pertandingan pertama tetapi bangkit pada pertandingan kedua dengan mengalahkan Wales 2-0.
Sebaliknya, kedua pertandingan pertama AS berakhir imbang, masing-masing 0-0 kala menghadapi Inggris dan 1-1 saat melawan Wales.
Sekalipun sudah sering masuk putaran final Piala Dunia, Iran tidak pernah melewati fase grup.
Baca juga : Rice Tegaskan Inggris Sukses Buktikan Diri
AS bertarung lagi dalam Piala Dunia setelah gagal memasuki putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.
Bek DeAndre Yedlin adalah satu-satunya pemain AS yang berpengalaman tampil di Piala Dunia.
Dengan mempertaruhkan satu tempat di babak sistem gugur, akan ada tambahan signifikansi untuk pertandingan yang bermuatan politik. (Ant/OL-1)
Kapten Romain Saiss mencetak gol di babak pertama dan, setelah pemain Tanzania Novatus Miroshi diusir wasit, Azzedine Ounahi dan Youssef El-Nesyri menambah keunggulan Singa Atlas.
Arab Saudi, yang sempat mengalahkan Argentina di babak penyisihan grup Piala Dunia 2022, kembali ke Qatar sebagai salah satu unggulan juara di Piala Asia.
"Penjualan enam jersey ini merupakan sebuah peristiwa monumental dalam sejarah lelang, yang menawarkan kepada para penggemar dan kolektor sebuah kaitan dengan pencapaian puncak Messi."
Kapten timnas Argentina itu mengatakan, saat ini, fokusnya adalah tampil di Copa America, yang akan digelar di AS pada Juni 2024 mendatang.
Perjanjian ini akan mencakup serangkaian turnamen FIFA, termasuk Piala Dunia 2026, Piala Dunia Putri 2027, dan Piala Dunia 2030, serta semua turnamen kelompok umur putra dan putri.
Keempat pemain timnas Maroko itu adalah kiper Yassine Bounou, bek Achraf Hakimi, gelandang Sofyan Amrabat, dan penyerang Youssef En-Nesyri.
Timnas Iran memastikan diri meraih tiket ke Piala Dunia 2026 usai bermain imbang dengan timnas Uzbekistan di laga lanjutan Grup A, Selasa (25/3) malam WIB.
Menurut Indra Sjafri, laga antara Indonesia dan Iran di Piala Asia U-20 adalah pertempuran antarnegara. Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat Indonesia bersatu demi lambang Garuda di dada.
Dony Tri Pamungkas juga mengungkap untuk laga Piala Asia U-20 melawan timnas Iran, timnas Indonesia juga menjalani sesi psikologi untuk menjalin kekompakan.
Timnas U-20 Indonesia akan menghadapai timnas Iran di laga pertama Grup C Piala Asia U-20 2025 di Tiongkok pada Kamis (13/2).
PELATIH timnas Iran Amir Ghalenoei menyayangkan peluang-peluang yang gagal terkonversi menjadi gol saat timnya menyerah 2-3 dari sang juara bertahan Qatar pada sesi semifinal Piala Asia 2023.
Iran tengah memburu gelar Piala Asia pertama mereka sejak 1976 dan kalah setelah Qatar mencetak gol di menit 82 lewat aksi Almoez Ali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved