Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ajang Pembuktian Pemain Baru

Dewan Redaksi Media Group Suryopratomo
31/10/2020 03:26
Ajang Pembuktian Pemain Baru
Dewan Redaksi Media Group Suryopratomo(MI/Seno)

INKONSISTENSI. Itulah penyakit yang sedang dihadapi The Red Devils Manchester United dan The Gunners Arsenal. Baik Ole Gunnar Solskjaer maupun Mikel Arteta berupaya untuk terus memperbaiki konsistensi penampilan dari anak-anak asuhnya agar bisa kembali masuk ke jajaran kelompok elite.

Di tengah penampilan yang belum stabil, keduanya harus bertemu Minggu besok malam. Arsenal harus bertandang ke kandang ‘Setan Merah’ di Old Trafford.

Tidak mengherankan apabila menjelang penutupan pintu transfer, kedua pelatih berupaya untuk mendapatkan suntikan baru. Manchester United mendapatkan bintang asal Uruguay, Edinson Cavani, yang habis mata kontrak dengan klub lamanya, Paris Saint Germain.

Arsenal pun mendapatkan gelandang asal Atletico Madrid, Thomas Partey. Arteta merasa membutuhkan pemain asal Ghana itu untuk menjadi breaker yang bisa membuyarkan permainan lawan sebelum mengancam gawang tim asuhannya.

Kedua pemain bintang tersebut sudah resmi bergabung sejak pekan lalu. Namun, baik Solskjaer maupun Arteta tidak mau buru-buru menurunkan mereka agar bisa beradaptasi terlebih dahulu di klub baru.

Besok malam merupakan peluang terbaik untuk mencoba Cavani ataupun Partey. Apalagi, baik Manchester United maupun Arsenal membutuhkan kemenangan setelah gagal meraih angka penuh pekan lalu. ‘Setan Merah’ harus puas dengan hasil imbang 0-0 melawan Chelsea yang beruntung mendapatkan kiper baru yang bisa mereka lebih andalkan, Edouard Mendy.

Arsenal pun pekan silam dipaksa menelan pil pahit, kalah 0-1 dari Leicester City. Meski tampil lebih menguasai permainan dan menekan lawan, The Gunners harus menelan pil pahit kebobolan oleh gol tunggal ujung tombak Foxes, Jamie Vardy.

Butuh Cavani

Solskjaer membutuhkan keha diran Cavani untuk meraih angka penuh di Theater of Dreams besok malam. Pelatih asal Norwegia itu seringkali harus tersandung justru ketika tampil di kandang sendiri. Padahal, selama ini tempat itu selalu membawa berkah bagi ‘Setan Merah’.

Persoalan utama yang dihadapi Manchester United ialah terbatasnya ujung tombak yang bisa diandalkan. ‘Setan Merah’ masih harus tampil tanpa Anthony Martial yang terkena larangan tiga kali bertanding akibat kartu merah yang didapat saat menyikut pemain Tottenham Hotspur.

Saat menghadapi Chelsea pekan lalu, Solskjaer mencoba menempatkan Marcus Rashford sebagai striker murni. Namun, eksperimennya tidak terlalu berjalan mulus karena dua hal. Pertama, Rashford jauh lebih bebas beraksi apabila menjadi penyerang sayap. Kedua, kiper Chelsea, Mendy, bermain gemilang Sabtu malam itu.

Dengan menempatkan Cavani sebagai ujung tombak, Rashford akan kembali kepada posisi sebagai penyerang sayap. Duetnya dengan Daniel James atau Mason Greenwood akan membuat serangan sayap bisa dilakukan silih berganti dan bisa menggoyahkan petahanan Arsenal.

Arsenal diperkirakan harus kehilangan center-back kawakan David Luiz yang mengalami cedera paha. Rekan senegaranya dari Brasil, Gabriel, harus bekerja keras untuk menggantikan peran Luiz untuk menghadapi Cavani.

Seperti ketika menghadapi Leicester City, pertahanan sayap harus lebih solid lagi. Bek asal Skotlandia, Kieran Tierney, harus lebih disiplin
menjaga pertahanan kiri Arsenal. Di kanan, Hector Bellerin harus ketat mengawasi gerakan Rashford yang mempunyai kecepatan dalam baik berlari maupun menggiring bola.

Kehadiran Partey sangat dibutuhkan Arteta untuk menjaga keseimbangan. Terutama untuk mengawal pergerakan playmaker ‘Setan Merah’, Bruno Fernandes, yang bukan hanya cerdik dalam membaca permainan dan membagi bola, melainkan juga bisa menjadi striker yang mematikan.

Apabila Arsenal bisa mengendalikan pergerakan para pemain tuan rumah, bukan kiper Bernd Leno saja yang diuntungkan, melainkan
juga para penyerang the Gunners yang bisa berkonsentrasi untuk menekan pertahanan ‘Setan Merah’. Setidaknya dua gelandang bertahan tuan rumah Fred dan Scott McTominay tidak bisa seenaknya untuk ikut keluar menyerang.

Pertarungan di lapangan tengah akan seru karena menjadi persaingan yang sesungguhnya. Kedua tim akan mati-matian untuk memenangi jantung permainan agar bisa mengendalikan lawan.

Pola 4-3-3

Untuk meredam permainan menyerang yang diterapkan tim tuan rumah, pelatih Arteta sangat mungkin kembali memainkan pola 4-3-3. Dengan menarik Bellerin ke belakang untuk berpasangan bersama Tierney menjaga pertahanan sayap, diharapkan Rashford dan James tidak bebas untuk bisa bermain.

Dua gelandang menyerang yang diharapkan bisa memasok bola ke depan bisa dipercayakan kepada Bukayo Saka dan Dani Ceballos. Kedua pemain itu mempunyai naluri menyerang yang dibutuhkan untuk memberi amunisi kepada trio penyerang membombardir gawang David de Gea. Kalau Saka masih belum pulih dari cedera, Arsenal masih memiliki Granit Xhaka.

Arteta mempunyai Willian dan kapten kesebelasan Pierre-Emerick Aubameyang yang merupakan penyerang sayap yang tajam. Sementara itu, posisi ujung tombak bisa diberikan kepada pemain kawakan asal Prancis Alexandre Lacazette atau pemain muda Eddie Nketiah.

Lima penyerang Arsenal bisa membuat pusing kepala Harry Maguire dan kawan-kawan. Kapten kesebelasan Manchester United memang semakin padu berduet dengan Victor Lindelof. Namun, bek kiri Luke Shaw sering kali berkutat dengan cedera.

Inilah yang membuat pertahanan ‘Setan Merah’ kerap pincang. Praktis hanya bek kanan Aaron Wan-Bissaka yang mampu disiplin dalam bertahan dan aktif untuk keluar membantu penyerangan.

Tidak usah heran apabila Solskjaer mencoba mencari pemain ketiga yang bisa ditempatkan sebagai bek kiri. Setidaknya ia perlu mempunyai pilihan lain selain pemain muda William Brandon yang bisa diposisikan sebagai pengganti Shaw.

Pertemuan ‘Setan Merah’ dan the Gunners merupakan big match pekan ini karena mempunyai sejarah persaingan yang panjang. Apalagi zaman Alex Ferguson dan Arsene Wenger, pertemuan kedua tim penuh intrik baik di dalam maupun di luar lapangan.

Mereka sama-sama berlomba untuk menjadi penguasa sepak bola Inggris. Manchester United berjaya di Liga Primer, sementara Arsenal
merupakan klub terbaik di ajang Piala FA.

Suasana persaingan tetap terasa hingga sekarang ini. Keduanya melihat sebagai musuh besar yang harus bisa dikalahkan. Sekarang ini menjadi lebih penting karena ini merupakan kunci untuk bisa menembus papan atas pada musim kompetisi yang terasa lebih ketat karena klub-klub besar tidak bisa lagi dengan mudah meraih kemenangan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya