Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Gantung Sepatu demi Atasi Korona

Media Indonesia
29/3/2020 08:20
Gantung Sepatu demi Atasi Korona
Toni Dovale berpose dengan bola di dalam apotek milik keluarganya di Coruna, Spanyol, Kamis (26/3/2020).(AFP/MIGUEL RIOPA)

BAGI Toni Dovale, ilmu farmasi yang pernah dipelajarinya semasa sekolah empat tahun lalu tidak sia-sia. Farmasi kini membuat Dovale jadi apoteker setelah memutuskan gantung sepatu. Pria asal Spanyol itu ingin ikut membantu tenaga medis di negaranya yang tengah direpotkan virus korona (covid-19).

Dovale baru-baru ini menyatakan pensiun setelah lama menjadi pesepak bola. Klub yang baru saja dia tinggalkan ialah Navy FC, kesebelasan di divisi dua liga sepak bola Thailand. Sebelumnya, dia pernah membela klub strata tertinggi Spanyol, seperti Leganes dan Rayo Vallecano.

Diakui pria berusia 29 tahun itu, keputusan untuk alih profesi sangat mendadak. Dovale yang sedang mudik ketika korona tengah melanda Spanyol tidak bisa kembali ke Thailand. "Saya benar-benar sedang mengemasi barang-barang ketika situasi kemudian menjadi rumit," ujar mantan pemain Celta Vigo itu kepada AFP.

Saat dunia sepak bola terhenti, ia menyadari bahwa sekarang saatnya menggunakan ilmunya untuk ikut membantu para tenaga medis di Spanyol. "Dengan terhentinya sepak bola dan ada larangan bepergian, saya berkata kepada diri sendiri bahwa sekarang Anda bisa mendapatkan pengalaman praktik dan melakukannya," kata Dovale yang sekarang bekerja di apotek milik keluarganya.

Berdasarkan data John Hopkins University per Sabtu (28/3), virus korona telah menewaskan setidaknya 5.100 orang di Spanyol. Ada 65 ribu kasus di negara tersebut dan yang telah tertangani sekitar 9 ribu kasus. Dengan banyaknya kasus dan tingginya jumlah kematian karena korona, Dovale mengetahui dirinya berisiko terinfeksi, tapi ia berusaha untuk tidak memperlihatkan rasa takutnya.

"Kita semua tahu bahwa tingkah laku kita di masa sulit menentukan siapa kita. Bagi saya, saya perlu mengesampingkan rasa takut dan membantu dengan cara yang saya mampu," ujarnya.

"Saya tidak tahu kapan olahraga akan bergulir lagi di sana (Asia) atau kapan orang-orang Eropa akan kembali diizinkan bepergian. Saya harap masalah ini berakhir sesegera mungkin dan saya dapat kembali bermain sepak bola," ucapnya sambil berharap. (Ant/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya