Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Final Dini Dua Favorit Juara

Cahya Mulyana
30/6/2019 05:45
 Final Dini Dua Favorit Juara
Kiper Argentina Franco Armani (kanan) berusaha menangkap bola untuk mengamankan gawangnya dari serbuan pemain Venezuela .(AFP/Mauro PIMENTEL)

SETELAH tampil kurang meyakinkan di penyisihan­ grup, Argentina mulai menunjukkan bentuk permainan terbaik. Menghadapi Venezuela di Estadio do Maracana dalam perempat final Copa America 2019, kemarin, Argentina menang 2-0.

Lautaro Martinez membuka keunggulan Argentina saat laga baru berlangsung 10 menit. Pada menit ke-74, Giovani Lo Celso menggandakan kemenangan Tim Tango menjadi 2-0 setelah memanfaatkan kesalahan kiper Wuilker Farinez.

“Kami ialah Argentina. Tam-pil di babak gugur membuat kami lebih kuat,” jelas striker Sergio Aguero.
Namun, perjuangan Argentina merebut gelar ke-15 di Copa America atau yang pertama sejak 1993, akan mendapat ujian berat. Di semifinal, Argentina harus menghadapi tuan rumah Brasil.

Laga Argentina versus Brasil di Estadio Mineirao, 3 Juli mendatang tak ubahnya seperti final kepagian. Kedua tim sebelumnya diprediksi baru akan bertemu di laga final.

“Menghadapi Brasil jelas bukan perkara mudah. Namun, kami ialah Argentina dan akan berusaha keras membela jersey yang kami kenakan,” ungkap Aguero.

Sementara itu. Lionel Messi menyebut tidak ada yang jadi favorit saat Argentina bertemu Brasil. Menurutnya, kedua tim memiliki peluang sama untuk memenangi pertarungan.

“Sulit meyebut siapa yang menjadi favorit antara Argentina dan Brasil. Di Copa America, siapa pun bisa mengalahkan lawan mana pun. Kami menghormati Brasil dan paham apa yang mereka inginkan,” jelas Messi.

Tetap bangga
Di laga lain, pil pahit harus diterima Kolombia. Tampil perkasa di penyisihan Grup B, termasuk menundukkan Argentina 2-0, Kolombia gagal melangkah ke empat besar.

Menghadapi juara bertahan Cile di Arena Corinthians, Kolombia kalah 4-5 dalam adu penalti setelah bermain 0-0 selama 90 menit. Kegagalan eksekutor kelima, William Tesillo, menjebol gawang Cile menyebabkan perjuangan Kolombia merebut supremasi sepak bola Amerika Latin untuk yang kedua kali terhenti di babak delapan besar.

Menghadapi Cile, Kolombia sebenarnya lebih diunggulkan. Di penyisihan Grup B, tim besutan Carlos Queiroz tersebut tampil meyakinkan dengan menyapu bersih kemenangan dan tidak pernah kebobolan.

“Tersingkir dari sebuah turnamen melalui adu penalti ialah menyakitkan. Sayalah yang bertanggung jawab atas kegagalan lolos ke babak selanjutnya,” ujar Queiroz.   

“Selamat kepada Cile. Namun, ucapan selamat terbesar saya ialah untuk pemain Kolombia yang telah berjuang keras dan penuh keyakinan untuk bisa memenangi pertandingan,” imbuh pelatih asal Portugal tersebut.

Sementara itu, pelatih Cile Reinaldo Rueda mengatakan kemenangan atas Kolombia hanyalah satu langkah menuju tujuan yang lebih besar, yaitu lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar. Cile gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 Rusia walau menyandang predikat juara Amerika Latin.

“Jalan masih panjang. Copa America ialah tujuan menengah kami sebelum mencapai tujuan lebih besar, yaitu Qatar 2022,” tegasnya. (AFP/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya