Lailatulqadar adalah malam terbaik di antara malam-malam yang Allah ciptakan. Salah satu keistimewaannya, ibadah yang dilaksanakan pada malam itu dilipatgandakan pahalanya dan lebih baik dari orang beribadah selama 1.000 bulan.
“Allah mencintai kita dengan memberi satu momentum untuk mengakselerasi, mempercepat capaian kita di hadapan Allah, yaitu malam Lailatulqadar,” ujar Fathurrahman Kamal dalam kajian yang diselenggarakan Islamic Center UAD pada Senin (3/5) dilansir dari laman Muhammadiyah.
Malam Lailatulqadar merupakan bukti cinta Rasulullah SAW kepada umatnya. Sejarah malam Lailatulqadar ini adalah momen ketika Alquran diturunkan dari Lauh Al-Mahfuz ke langit dunia (dar al-izzah). Pada malam itu, kata Kamal, 1.000 kali lebih baik dari malam-malam yang lain.
Baca juga: Silaturahmi Virtual Tak Kurangi Berkah Lebaran
“Seseorang yang mencapai karunia Allah di malam Lailatulqadar itu adalah karunia yang sangat dahsyat. Mengapa? Karena orang yang terlewatkan dari malam Lailatulqadar tidak mudah baginya untuk memperpanjang usianya sampai usia 83 tahun (1000 bulan),” terang Kamal.
Sekali saja melewatkan malam yang penuh keberkahan ini, tegas Kamal, maka sungguh menjadi orang yang merugi segala-galanya. Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah ini kemudian mengutip pandangan Ibnu Qayyim yang menguraikan makna malam Lailatulqadar. Makna pertama adalah malam yang agung.
Makna kedua menurut Ibnu Qayyim adalah malam yang sempit. Kamal menjelaskan bahwa Lailatulqadar disebut sebagai malam yang sempit karena bumi pada malam tersebut menjadi penuh sesak disebabkan banyaknya malaikat yang turun untuk menebar keberkahan.
“Bilangan Malaikat yang datang ke bumi sungguh sangat menakjubkan, saking banyaknya bilangan para Malaikat, bumi jadi terasa sempit sebab semua Malaikat berlomba untuk menebarkan kebaikan kepada kita,” kata Kamal.
Baca juga: Amalan Terbaik Malam Lailatulqadar
Karenanya, ungkap Kamal, malam Lailatulqadar bukan saja mulia karena menjadi momen diturunkannya Alquran, tetapi juga Allah SWT berikan limpahan keberkahan bagi hamba-hamba-Nya yang taat. Seharusnya pada malam tersebut menjadi medium proses kelahiran kembali menjadi pribadi yang bertakwa.
“Orang yang menghidupkan malam di malam Lailatulqadar dengan penuh keimanan dan penuh pengharapan ridha kepada Allah, maka orang tersebut akan dihapus dosa yang telah berlalu. Ini adalah ibarat manusia yang terlahir kembali,” ujarnya. (H-3)