Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Prabowo Perkuat Pertahanan Nasional, Tegaskan Diplomasi Damai dan Anti Adu Domba

M Ilham Ramadhan Avisena
15/8/2025 15:06
Prabowo Perkuat Pertahanan Nasional, Tegaskan Diplomasi Damai dan Anti Adu Domba
Presiden Prabowo Subianto (kanan, bawah) menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025) .(ANTARA/Dhemas Reviyanto)

PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan pentingnya memperkuat pertahanan Indonesia di tengah situasi geopolitik global yang semakin tidak menentu. Menurutnya, kekayaan alam dan kedaulatan bangsa harus dijaga dengan kesiapan militer yang memadai serta strategi diplomasi yang cerdas.

Tahun ini, pemerintah melakukan langkah besar dengan membentuk berbagai satuan tempur dan pendukung baru. Di antaranya enam Komando Daerah Militer (Kodam) baru, 14 Komando Daerah Angkatan Laut, tiga Komando Daerah Angkatan Udara, satu Komando Operasi Udara, enam Grup Komando Pasukan Khusus, 20 Brigade Teritorial Pembangunan, satu Brigade Infanteri Marinir, satu Resimen Korps Pasukan Gerak Cepat, 100 Batalyon Teritorial Pembangunan, lima Batalyon Infanteri Marinir, dan lima Batalyon Komando Korps Pasukan Gerak Cepat.

Prabowo menyatakan langkah itu sejalan dengan doktrin pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). "Seluruh warga negara dan sumber daya nasional didayagunakan secara total untuk kepentingan pertahanan dan keamanan kita," ujarnya saat menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR, Jakarta, Jumat (15/8). 

Meski menguatkan militer, Prabowo menegaskan, Indonesia tidak menginginkan perang. Ia menyebut perang sebagai sesuatu yang disruptif dan sebisa mungkin harus dihindari. 

Ia pun menekankan politik luar negeri yang dipegang Indonesia adalah politik seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Prinsip ini, kata Prabowo, menjadi pegangan dalam membangun hubungan damai dengan semua negara, tanpa berpihak pada blok manapun.

"Kami tetap dalam garis non-blok, garis non-align. Kami tidak akan berpihak kepada blok manapun. Bebas aktif, kita ingin damai dengan semua orang," jelasnya.

Khusus dengan negara-negara tetangga, Prabowo menegaskan keinginannya untuk menyelesaikan segala permasalahan melalui jalur damai. Termasuk isu-isu yang muncul akibat batas wilayah, yang ia sebut sebagai warisan kolonial.

"Ada masalah kadang-kadang masalah garis perbatasan, masalah ini adalah warisan dari kolonialis, warisan dari penjajah. Belanda datang dengan Inggris dia bikin garis seenak jidatnya, dia bikin garis. Yang repot kita sekarang," ungkapnya.

Prabowo juga mengingatkan agar Indonesia tidak mudah terprovokasi dan diadu domba oleh pihak luar, terutama dengan negara serumpun seperti Malaysia. Ia menilai, politik devide et impera (pecah belah) masih terus digunakan hingga kini.

"Kita mau ditabrakan sama Malaysia, kita sahabat sama Malaysia, kita satu rumpun. Tapi politik devide at impera itu selalu ada. Janganlah kita naif, janganlah kita terus-menerus mau diadu domba," pungkasnya. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya