Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
DIREKTORAT Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan memastikan bahwa mantan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim masih ada di dalam negeri. Kepastian itu disampaikan Plt Direktur Jenderal Imigrasi Yuldi Ysuman.
"Posisi (Nadiem) saat ini ada di Indonesia," kata Yuldi kepada Media Indonesia lewat pesan singkat, Jumat (27/6).
Menurut Yuldi, pihaknya sudah menerima permintaan dari Kejaksaan Agung terkait pencegahan Nadiem keluar dari Indonesia sejak 19 Juni lalu. Diketahui, pencegahan itu terkait penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook yang saat ini diusut Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus).
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar mengatakan, pencegahan terhadap Nadiem dilakukan sampai enam bulan ke depan. Tujuannya, sambung Harli, untuk memperlancar proses penyidikan.
Nadiem sendiri sebenarnya sudah pernah diperiksa sebagai saksi pada Senin (23/6) selama 12 jam. Menurut Nadiem, kehadirannya ke Gedung Bundar, Kejagung, saat itu untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga negara yang patuh pada proses hukum.
Penasihat hukum Nadiem, Hotman Paris Hutapea sempat mengatakan bahwa kliennya akan kooperatif setiap dipanggil oleh Kejagung. Nadiem, sambung Hotman, juga selalu ada di Indonesia.
"Saudara Nadiem ada selalu di Tanah Air dan akan kooperatif setiap waktu dipanggil oleh kejaksaan," ujar Hotman dalam konferensi pers, Selasa (10/6). (Tri/P-2)
MAKI tetap mencadangkan gugatan praperadilan melawan JAM-Pidsus jika penyidik 'gedung bundar' tak melakukan penambahan tersangka berdasarkan minimal dua alat bukti.
Pengadaan laptop Chromebook, di Kemendikbudristek tahun 2020–2022, sebenarnya sudah dirancang sebelum Nadiem Makarim resmi menjabat sebagai Menteri.
Kejaksaan Agung (Kejagung) memastikan akan kembali memanggil mantan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, terkait dugaan korupsi dalam program pengadaan chromebook.
Kejagung belum menetapkan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim (NAM), sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook.
Ia juga menduga tersangka dalam kasus ini tidak hanya dilakukan secara tunggal.
Padahal, hasil uji coba pada 2019 menunjukkan penggunaan 1.000 unit Chromebook tidak efektif sebagai sarana pembelajaran lantaran.
Grup WA tersebut diduga sudah dibuat sebelum Nadiem Makarim resmi dilantik sebagai menteri.
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) masih melacak keberadaan mantan staf khusus Mendikbudristek Nadiem Makarim pada 2020-2024 Jurist Tan
Semua informasi soal keberadaan eks anak buah Nadiem itu dipastikan ditindaklanjuti.
Kasus demi kasus menimpa para pejabat publik, dari tingkat pusat hingga daerah. Bahkan mereka yang dikenal berintegritas dan punya niat baik pun bisa terjerat perkara hukum.
Herdiansyah Hamzah mengatakan seorang menteri tidak harus mengetahui semua hal yang terjadi di kementeriannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved