Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Pengamat Sebut Relasi Prabowo-Jokowi Mirip "Jeda Turun Minum"

Yakub Pratama Wijayaatmaja
21/1/2025 13:15
Pengamat Sebut Relasi Prabowo-Jokowi Mirip
Presiden Prabowo Subianto (kanan) berbincang dengan Presiden RI ketujuh Joko Widodo (kiri) saat makan malam di Solo, Jawa Tengah(. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.)

ANALIS Komunikasi Politik Hendri Satrio (Hensat) memprediksi persaingan antara Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden RI Prabowo Subianto belum sepenuhnya berakhir. Ia menyebut, relasi baik keduanya di 2024 hanya merupakan “jeda turun minum” sebelum nanti kembali bertarung.

“Gini, Jokowi vs Prabowo belum selesai ya, (relasi baik di) 2024 ini hanya jeda turun minum, sangat mungkin ada babak selanjutnya,” ucap Hensat.

“Ini bukan adu domba, ini prediksi, tapi kalo kemudian ada yang nuduh ini adu domba mungkin punya prediksi sama atau memang punya informasi lebih,” lanjutnya.

Hensa melihat Prabowo membutuhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk menghadapi dinamika selanjutnya.

Sebab, Megawati dikenal sebagai sosok senior di dunia politik dengan loyalitas dan jaringan pertemanan yang teruji di antara ketua partai lainnya.

“Prabowo perlu Mega, Ketum Parpol senior yang punya loyalitas perjuangan dan pertemanan paling mumpuni serta teruji di antara Ketum Parpol Lainnya,” tulis Hensat.

Di sisi lain, Hensa menjelaskan bahwa Megawati juga memerlukan Prabowo dalam konteks persiapan untuk Pemilu 2029.

Menurutnya, Megawati akan sulit bergerak di 2029 nanti jika tidak menjalin relasi yang baik dengan Prabowo.

“Mega juga perlu Prabowo, ini terkait 2029, urusan yang logis logis. Sebagai penguasa, akses terkait hal logis ya penguasa atur, tanpa hal logis sangat sulit bergerak di 2029, zaman demokrasi NPWP (nomer piro wani piro), kondisi demokrasi yang aslinya adalah ciptaan mereka juga,” lanjutnya.

Di sisi lain, Hensat mengapresiasi komunikasi yang terjalin antara Jokowi dan Prabowo saat ini. Ia mencatat, untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, kedua pemimpin tersebut terlihat akrab dan sering bertemu.

“Memang harus diakui komunikasi Prabowo dan Jokowi bagus sekali, kali pertama dalam sejarah Indonesia, Presiden baru dan Presiden sebelumnya akrab sering jumpa, manteb,” papar Hensat.

Namun, Hensat pun mencatat bahwa Jokowi masih lebih unggul dalam hal kelincahan politik dibanding Prabowo. Ia melihat, tanpa terikat pada partai politik tertentu, Jokowi dapat dengan mudah melakukan manuver yang bersifat politis.

Sementara itu, Prabowo dinilai terhambat oleh keberadaan partai dan situasi yang membuatnya terlihat sendirian.

“Harus diakui Jokowi ini memang lincah, tanpa gerbong a.k.a partai perseorangan dia mudah bermanuver, ketemu-ketemu, berfoto-foto, kunjung sana-sini,” ungkap Hensat.

“Sementara Prabowo sulit lincah, sebab selain ada gerbong, kliatannya dia juga sendirian hanya ditemani para ajudan,” pungkasnya. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya