Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
TANGGAL 22 Desember tidak hanya dikenal sebagai Hari Ibu di Indonesia. Hari ini juga dirayakan sebagai hari kelahiran Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).
Sebagai bagian dari TNI Angkatan Darat (TNI-AD), Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) terdiri dari perempuan Indonesia yang telah memenuhi berbagai persyaratan untuk dilantik menjadi prajurit.
Kowad berperan dalam mendukung tugas-tugas militer sekaligus memberikan peluang bagi perempuan untuk berkontribusi dalam pertahanan negara, menunjukkan bahwa perempuan turut andil dalam menjaga kedaulatan dan keamanan bangsa.
Berawal dari gagasan Asisten 3 Personel Kasad, Kolonel Dr Sumarno, tahun 1959. Gagasan ini bertujuan melibatkan perempuan dalam Angkatan Darat dalam penugasan-penugasan tertentu yang membutuhkan ketelitian, ketekunan, kesabaran, serta sifat keibuan.
Gagasan tersebut disampaikan dalam Musyawarah Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada 29 September 1959, dan mendapat dukungan luas dari para tokoh organisasi perempuan.
Setelah mendapat persetujuan dari pimpinan Angkatan Darat, Letjen A.H. Nasution, pada 23 Maret 1960 dibentuklah Panitia Penasehat pembentukan Kowad. Panitia ini dipimpin Rahayu Paramita Abdul Rahman.
Panitia ini dibantu perwakilan ibu-ibu dari berbagai organisasi perempuan, seperti KOWANI, PMI, dan Persit, yang berperan dalam menyusun dan merancang pembentukan Kowad.
Pada 1 Februari 1960, lima orang tenaga sipil dari berbagai departemen diperbantukan menjadi tenaga inti Kowad. Mereka terdiri dari Ibu D. Bunakim dari Departemen PDK bagian Pendidikan Masyarakat, Ibu Eni Karim dari Departemen Sosial, Ibu R. Tambunan dari Departemen PDK bagian Kewanitaan, Ibu Otti Adam dari Direktorat Kesehatan, dan Ibu Mulyati dari Departemen Hankam.
Mereka berfungsi sebagai perencana dan pelaksana langsung dalam pembentukan Kowad, sekaligus mengikuti kursus kemiliteran untuk melengkapi pengetahuan mereka tentang kemiliteran. Kelima tenaga inti ini kemudian diangkat menjadi Kapten Tituler setelah mengikuti pelatihan tersebut.
Pada akhir tahun 1960, konsep pembentukan Kowad diajukan dan disetujui pimpinan Angkatan Darat. Surat Keputusan Men/Pangad Nomor Kpts-1056/12/1960 tanggal 21 Desember 1960, menyetujui pembentukan Kowad. Namun Hari Kowad diperingati pada 22 Desember 1961, sebagai hari lahirnya Korps Wanita Angkatan Darat.
Maksud dan tujuan peringatan Hari jadi Kowad adalah mengenang dan menghargai awal berdirinya, serta perjalanan pengabdian Kowad dalam TNI Angkatan Darat.
Juga sebagai bentuk apresiasi terhadap perempuan dalam TNI Angkatan Darat yang telah menjaga dan berkontribusi dalam keamanan negara, serta menegaskan peran penting mereka dalam memperkuat pertahanan nasional.
Selain itu, melalui peringatan Hari Jadi Kowad, diharapkan dapat meningkatkan semangat dan profesionalisme anggota Kowad dalam melaksanakan tugasnya. Juga menjadi momentum untuk memperkenalkan peran aktif perempuan dalam dunia militer kepada masyarakat luas. (tniad/tni/asahankab/um/Z-3)
Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD) tidak hanya dikenal karena prestasinya, juga berkat sosok-sosok perempuan luar biasa yang menjadi panutan.
Sebagai pegawai negeri yang digaji oleh negara, gaji KOWAD disesuaikan dengan pangkat mereka. Ini besarannya.
Pendaftaran untuk bergabung dengan KOWAD dibuka setiap tahun, dengan sejumlah persyaratan. Simak persyaratan apa saja yang diperlukan sebelum mendaftar.
Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD) bertujuan mengembangkan kemampuan perempuan dalam bidang kemiliteran, dengan fokus pada tugas non-tempur.
Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD) memberikan kesempatan bagi perempuan Indonesia berkarier di dunia militer, dengan seleksi ketat dan tanpa membedakan gender.
Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak menyerahkan bantuan rumah nondinas dan santunan pendidikan kepada para warakawuri serta prajurit yang mengalami cacat akibat penugasan operasi.
Jajaran TNI AD menggunakan kendaraan listrik Maung MV3 EV yang diberi nama "Pandu". Kendaraan taktis ini baru saja diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam acara Indo Defence
KOMNAS HAM mengapresiasi pernyataan Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, yang akan menindak lanjuti temuan dan rekomendasi amunisi afkir.
Rekomendasi Komnas HAM kepada TNI untuk menutup permanen lokasi pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Garut menjadi langkah penting untuk memastikan kondisi keamanan masyarakat
Komnas HAM mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting menyusul peristiwa ledakan amunisi TNI di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat
Wahyu memastikan institusinya terbuka akan kritik dan saran dari segala pihak. Pihaknya juga menghargai segala temuan fakta di lokasi ledakan yang diungkap Komnas HAM.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved