Pentingnya Kolaborasi Bangun Kewaspadaan Jelang Nataru

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
18/12/2024 19:50
Pentingnya Kolaborasi Bangun Kewaspadaan Jelang Nataru
Ilustrasi .(Dok. Medcom)

BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Eddy Hartono mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan serangkaian pemantauan terhadap penyebaran paham radikalisme di dunia siber menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Kami melakukan dua langkah utama. Pertama, monitoring penyebaran paham radikalisme di ruang siber. Jika ditemukan konten atau narasi seperti anti-NKRI atau menolak demokrasi, kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Kominfo (Komdigi) untuk melakukan pemutusan akses atau takedown agar penyebarannya bisa direduksi,” kata Eddy.

Selain itu, BNPT juga menjalin kerja sama dengan lembaga intelijen dan aparat penegak hukum untuk memastikan perayaan Natal dan Tahun Baru 2025 berlangsung aman.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa tim Densus 88 Antiteror Polri akan bekerja sama dengan BIN, BAIS, dan BNPT untuk mengantisipasi ancaman teror. “Densus 88 akan bekerja sama untuk melakukan pengamanan yang lebih optimal. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan terkendali,” ujar Kapolri.

Sementara itu, ustaz Kiki, mantan narapidana kasus terorisme yang kini tinggal di Bandung, Jawa Barat, menilai bahwa menjelang Nataru, kewaspadaan terhadap berbagai ancaman terhadap bangsa, termasuk ideologi radikalisme, perlu ditingkatkan.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga keamanan. “Jika ada ancaman seperti hoaks tentang bom, kita harus menyikapinya dengan seimbang. Tetap waspada, tapi jangan takut. Masyarakat harus percaya pada pemerintah dan pihak berwajib. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah adalah kunci dalam membangun kewaspadaan ini,” ujar Kiki, Rabu (18/12).

Dia pun menguraikan poin-poin penting terkait ideologi terorisme yang harus diwaspadai, termasuk pemahaman radikal yang mudah mengkafirkan orang lain.

“Kelompok seperti JAD menjadi radikal karena pemahaman ideologi mereka. Misalnya, pemahaman yang mudah mengkafirkan orang lain. Pemahaman ini berpotensi berujung pada aksi teror sehingga harus diwaspadai,” katanya.

Meski demikian, Kiki optimistis bahwa upaya penanggulangan terorisme yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat akan membuahkan hasil. Di era pemerintahan Prabowo yang baru ini, dia mengajak masyarakat untuk mendukung dan mendoakan agar pemerintah mampu menjaga keamanan nasional, termasuk menangani ancaman terorisme. Namun, semua pihak tidak boleh lengah dan harus tetap melakukan pengawasan bersama. (J-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa
Berita Lainnya