Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Gemuknya jumlah Kabinet Merah Putih di bawah Presiden Prabowo Subianto dikhawatirkan bakal menimbulkan inefisiensi dan justru memperlambat kerja pemerintah dalam mengeksekusi sejumlah program. Alih-alih bergerak cepat menjalankan program yang digagas presiden, banyaknya jumlah pembantu Kepala Negara berpeluang justru dapat menimbulkan persoalan baru.
Demikian benang merah dari diskusi publik Ekonomi Politik Kabinet Prabowo-Gibran yang diselenggarakan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) secara daring, Selasa (22/10).
“By default, orang gemuk itu pasti lamban. Tidak bisa lari. Kalau lari pun terseok-seok, dikalahkan yang lebih ramping. Jadi, size itu matters dalam hal efisiensi. Sekarang dengan kabinet super gemuk itu, bisa dikatakan dalam 1-2 tahun ke depan, gerakannya sudah pasti lamban. Padahal Presiden Prabowo ingin gerakan cepat dalam menjalankan berbagai program dan visinya,” kata Ekonom Senior Indef M. Fadhil Hasan.
Jumlah yang banyak, kata dia, juga tak akan menjamin efektivitas kerja pemerintah. Apalagi pengambil kebijakan masih menghadapi permasalahan lama yang tampaknya tak mampu diselesaikan, yaitu perihal koordinasi. Menrutunya, dalam jumlah kementerian yang sedikit, koordinasi menteri-menteri kerap menjadi pokok permasalahan di pemerintahan.
Kusutnya koordinasi itu berpotensi semakin rumit ketika jumlah kepala di bawah Presiden Prabowo bertambah banyak. Belum lagi dalam Kabinet Merah Putih, Prabowo banyak mengubah kewenangan menteri-menteri yang dapat menambah masalah dalam hal koordinasi lintas sektor kementerian/lembaga.
“Kita tahu orang itu tidak mau kewenangannya dikurangi, jadi akan timbul persoalan, pembagian kewenangan antar menteri. Jadi saya melihat kabinet ini akan mengalami lame duck, kelumpuhan dalam 1-2 tahun ini karena disibukkan dalam pembagian kewenangan, internal, koordinasi, dan lainnya termasuk hal-hal teknis,” jelas Fadhil.
Dia bahkan menilai kabinet gemuk yang dibentuk Prabowo merupakan eksperimen dari kepala negara untuk melihat seberapa efektif program-program yang dicanangkan dapat terealisasi. Dalam konteks ini, Kepala Negara justru dinilai membuang waktu ketika pada akhirnya dilakukan perombakan ulang.
“Kabinet super gemuk tidak menjawab urgensi dari tantangan yang dihadapi dan tidak sejalan dengan apa yang inign dicapai Prabowo, utamanya terkait porgram cepat terbaik. Benefit ouf the doubt, kita harus berikan kesempatan kepada Prabowo, bagaimana pun juga beliau sudah terpilih sebagai presiden,” tutur Fadhil.
Ekonom Senior Indef lainnya Nawir Messi menilai, kabinet jumbo yang dibentuk Prabowo merupakan upaya Kepala Negara menjada stabilitas, baik dari aspek politik maupun ekonomi. Hal itu terlihat dari betapa akomodatifnya Prabowo menarik semua pihak yang mendukungnya dalam pemilihan presiden lalu.
Nawir bahkan menilai kabinet gemuk bentukan Prabowo bisa jadi berdampak pada hambatan akselerasi ekonomi yang diinginkan. Itu karena masih banyak wajah lama yang kembali duduk di kursi menteri, terutama di bidang perekonomian. “Karena itu kita tidak bisa berharap banyak akan ada akselerasi yang lbeih cepat dari periode sebelumnya,” terangnya.
Sedangkan Ekonom Senior Indef Didin S. Damanhuri mendorong agar Prabowo melakukan evaluasi kinerja kabinetnya paling lambat dalam waktu satu tahun. Itu dinilai perlu untuk melihat sejauh apa efektivitas kabinet gemuk dalam mencapai dan menjalankan program yang digagas oleh Prabowo.
“Dalam enam bulan ke depan, paling lama setahun, adalah momen untuk menilai apakah menteri, wamen, kepala badan, utusan dan lain-lainnya, bisa tidak menerjemahkan platform (program),” jelasnya. (Mir/P-2)
Presiden Prabowo Subianto menanggapi kritik masyarakat perihal kabinet pemerintahannya yang disebut gemuk. Kali ini, ia tidak merespons dengan mengatakan "ndasmu".
PRESIDEN Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra tidak menghiraukan tudingan mengenai kabinet gemuk yang ditujukan pada Kabinet Merah Putih.
Prabowo mengatakan bahwa negara Timor Leste yang jumlah penduduknya hanya 2 juta jiwa bahkan memiliki kabinet berjumlah 28 orang.
DIREKTUR Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mendorong agar pemerintah memperluas dan memperdalam efisiensi penggunaan anggaran.
100 hari hingga satu tahun pertama masa kerja pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hanya berkutat persoalan administrasi
WAKIL Ketua DPR RI sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra Dasco dinilai memiliki peran dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto melalui lembaga Legislatif dan komunikasi politik.
MENANDAI momen 100 hari kerja Prabowo Subianto, Indef menyoroti masalah fundamental ekonomi, yakni pelemahan daya beli masyarakat dan aktivitas manufaktur.
Pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berpotensi kritis ke pemerintahan Presiden Prabowo
DIREKTUR Imparsial Ardi Manto Adiputra menyoroti makin kuatnya militerisme di Indonesia dalam 100 hari pertama pemerintahan Prabowo Subianto.
PRESIDEN Prabowo Subianto mengaku bangga atas kebijakannya yang tepat sasaran di tiga bulan masa jabatannya sejak dilantik pada 20 Oktober silam.
VONIS ringan koruptor di kasus korupsi timah, Harvey Moeis, dinilai jadi tantangan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sebab, hal tersebut bisa menjadi preseden buruk ke depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved