Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BADAN Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi salah satu tren teknologi paling signifikan dan telah membawa perubahan besar di berbagai sektor, termasuk penegakan hukum, salah satunya dalam penanganan kejahatan narkotika.
Dalam webinar di Jakarta, Kamis (10/10), Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom menilai teknologi kecerdasan buatan mampu meningkatkan efisiensi dalam pengawasan, deteksi, dan pencegahan peredaran narkotika yang semakin kompleks.
"Penting memahami dan memanfaatkan AI secara produktif dan positif," kata Marthinus dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, dilansir Antara, Sabtu (12/10).
Baca juga : Penyelundupan Heroin dan Sabu-sabu Sindikat Internasional Digagalkan, 82.310 Jiwa Terselamatkan
Marthinus berpendapat, salah satu penerapan kecerdasan buatan yang paling menonjol, yakni dalam analisis data. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, pihak berwenang dapat menganalisis pola distribusi narkotika serta mengidentifikasi berbagai titik rawan yang menjadi pusat peredaran.
Selain itu, sambung dia, kecerdasan buatan mampu memproses data transaksi keuangan dan komunikasi yang mencurigakan, sehingga memudahkan pelacakan jaringan pengedar narkoba.
Namun, ia menyebutkan terdapat pula tantangan pemanfaatan kecerdasan buatan dalam penegakan hukum, di mana isu privasi dan potensi penyalahgunaan teknologi menjadi perhatian utama.
Baca juga : Rekrut Anak dan Istri, Napi Kendalikan Laboratorium Narkotika di Serang
Oleh karena itu, dirinya menilai penting bagi setiap keluarga yang mengimplementasikan kecerdasan buatan untuk mematuhi prinsip etika dan hukum yang berlaku.
Di sisi lain, Kepala BNN menekankan pentingnya menyiapkan antisipasi serta mitigasi terhadap dampak negatif dari perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
Pasalnya, kata dia, dunia berkembang sangat cepat dan cenderung tidak terduga. Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis, terdapat implikasi pada kompleksitas permasalahan narkotika.
Baca juga : Gagalkan Penyelundupan 29 Kilogram Sabu, Bea Cukai dan BNN Amankan Enam Tersangka
Dirinya juga memperkirakan perkembangan teknologi akan menimbulkan berbagai bentuk kejahatan narkotika baru dengan modus yang semakin canggih, yang dapat mempersulit pendeteksian oleh petugas.
"Bukan tidak mungkin informasi dan pengetahuan seputar narkoba atau zat adiktif akan direkayasa oleh sindikat narkotika untuk membentuk kebenaran baru sesuai agenda bisnis gelap mereka," ungkap dia.
Kendati demikian, Marthinus mengatakan meskipun kecerdasan buatan hanya alat, cara teknologi tersebut digunakan akan sangat menentukan dampak jangka panjangnya terhadap masyarakat.
Baca juga : Sinergi Bea Cukai dan BNN Ungkap Kasus Lab Narkotika Jenis DMT Pertama di Indonesia
Dengan pendekatan yang bijak dan bertanggung jawab, lanjut dia, kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat yang signifikan bagi upaya pemberantasan kejahatan narkotika di Indonesia.
Adapun webinar bertajuk Future Life with Artificial Intelligence merupakan salah satu upaya BNN dalam menghadapi perkembangan teknologi robotik, di mana kemampuan pengambilan keputusan oleh sistem kecerdasan buatan seyakin menyerupai pola pikir manusia.
Acara tersebut diikuti oleh kurang lebih 500 peserta, yang berasal dari BNN Pusat, BNN Provinsi, BNN Kabupaten/Kota, serta Balai/Loka Rehabilitasi BNN di seluruh Indonesia. (I-2)
Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 bukan sekadar seremoni tahunan.
BNN tidak hanya akan fokus pada pendekatan dan penindakan, tetapi juga pada pencegahan dan pemberdayaan.
BADAN Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Selatan, Selasa (24/6) memusnahkan barang bukti narkoba jenis sabu-sabu seberat lebih setengah kilogram, hasil penanganan tiga kasus kejahatan narkoba di wilayah tersebut.
Salah satu pengungkapan besar ialah membongkar jaringan Meidi yang menyelundupkan sabu dari Aceh ke Jambi dengan truk.
BNN dan TNI AL berhasil mencatatkan sejarah dalam penindakan narkoba terbesar yakni 2 ton sabu (metamfetamina) dari sebuah kapal motor di Perairan Karimun Anak.
Tempat rehabilitasi milik swasta itu meminta uang dalam jumlah yang besar kepada masyarakat yang ingin melakukan rehabilitasi, termasuk para pengguna narkoba.
Teknologi kecerdasan buatan (AI), jaringan 5G, dan komputasi awan (cloud) semakin memainkan peran krusial dalam mengatasi hambatan geografis
Tombol ini adalah pintasan cerdas dan lancar yang mendefinisikan ulang interaksi pengguna dengan perangkat dan dirancang untuk para profesional, gamer, pelajar, dan pengguna biasa.
Peneliti melatih dan menguji AI pada lebih dari 3.600 pemindaian, termasuk gambar dari pasien dengan demensia dan orang tanpa gangguan kognitif.
Fitur-fitur AI dalam kelas pintar memungkinkan dosen memantau partisipasi dan respons mahasiswa secara real-time, termasuk identifikasi mahasiswa yang tidak aktif.
Survei CfDS terhadap 400 pemilih pemula menunjukkan bahwa digital image lebih berpengaruh daripada sejarah politik, menggeser gagasan ke estetika dan perasaan.
WAKIL Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christi, menegaskan bahwa kecerdasan buatan (AI) tidak akan menggantikan manusia dalam hal pemikiran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved