Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AHLI pertahanan Andi Widjajanto menilai wacana membentuk satuan antariksa yang diusung oleh TNI Angkatan Udara dapat mengarah untuk memperkuat TNI-AU atau memperluas tugas dan kewenangan TNI-AU.
Andi, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Periode 2022 2023, menjelaskan situasinya saat ini TNI Angkatan Udara telah menggunakan teknologi antariksa untuk mengendalikan alutsista-alutsistanya.
"Secara de facto, sebetulnya TNI Angkatan Udara sudah berkaitan dengan space (antariksa), karena mau tidak mau pergerakan-pergerakan alutsista kita di semua matra harus mengandalkan satelit, ya pada akhirnya penguasaan space harus menjadi salah satu yang terintegrasi dengan angkatan kita," kata Andi Widjajanto di Jakarta, Kamis (26/9).
Baca juga : Meriahkan HUT TNI, Matra Udara Siapkan Demo Kekuatan Alutsista di Monas
Dia mengatakan sejauh ini beberapa negara membentuk angkatan atau matra tersendiri untuk antariksa (space force). Namun untuk situasi di Indonesia, arahnya kemungkinan untuk memperluas atau memperkuat TNI Angkatan Udara.
Beberapa negara yang saat ini telah membentuk matra tersendiri untuk antariksa, yaitu Amerika Serikat pada 2019 dan Tiongkok pada 2024. Di Tiongkok matra keempatnya itu mencakup antariksa (aerospace force), siber (cyberspace force), informasi (information support force), dan logistik (logistics support force).
Sementara di AS, matra antariksanya merupakan peningkatan dari komando gabungan (air force space command). Di negara-negara lain, misalnya Perancis, Kolombia, Iran, Rusia, dan Spanyol, mereka memperluas kekuatan matra udaranya untuk mencakup wilayah antariksa.
Baca juga : Modernisasi Alutsista, TNI AU Akan Perbanyak Radar dan Alutsista Baru
Wacana membentuk satuan antariksa itu diungkap Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal M Tonny Harjono dalam amanatnya yang dibacakan saat seminar terkait satuan antariksa di Yogyakarta, Kamis (26/9).
Dalam amanatnya itu, Marsekal Tonny menyebut antariksa adalah masa depan pertahanan Indonesia. "Penguasaan ruang angkasa akan menjadi kunci kedaulatan nasional pada era modern ini," kata KSAU.
Oleh karena itu, dia menyebut berbagai persiapan untuk membentuk satuan antariksa perlu dimulai, termasuk di antaranya terkait penguasaan teknologi, peningkatan kompetensi dan kemampuan prajurit, serta investasi terhadap teknologi dan alutsista terkait keantariksaan.
Oleh karena itu, Tonny menyebut TNI-AU terbuka untuk belajar dan berkolaborasi dengan negara lain demi mematangkan konsep satuan ruang angkasa yang akan dibangun.
"Kita juga harus belajar dari pengalaman negara yang lain yang telah lebih dulu membentuk satuan antariksa seperti Amerika, Australia dan Prancis untuk memahami insight, best practice untuk implementasi lebih lanjut di Indonesia," tandasnya. (Ant/J-2)
Terkait SDM, satuan ruang angkasa tidak boleh hanya diisi kalangan militer saja melainkan para tenaga ahli yang juga berasal dari kalangan sipil.
Pangkat Tamtama TNI AU, Mengenal Pangkat Tamtama di TNI AU. Tamtama TNI AU, Kenali hierarki pangkat, tugas, dan peran krusial garda terdepan menjaga kedaulatan udara Indonesia.
Kontes domba ini juga dimaksudkan untuk memperkuat sinergi antara instansi militer dan pemerintah daerah dalam mendukung ketahanan pangan.
Misi patroli udara ini menjadi bagian dari upaya TNI AU dalam mendukung operasi kemanusiaan di daerah bencana.
Salah satu upaya yang dilakukan ialah merancang rencana peningkatan jumlah peserta didik untuk memenuhi kebutuhan personel di berbagai satuan operasional.
Indonesia membeli 25 radar baru dari Prancis yang dikirim secara bertahap. Guna mengoptimalkan penggunaan radar baru itu, TNI AU juga mengirim personel untuk belajar langsung ke Prancis.
Alur Laut Kepualauan Indonesia (ALKI) I yang mencakup Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Jawa, serta Laut Natuna.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved