Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERTEMUAN Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo saat hari pertama kampanye di Istana Negara diungkap oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam acara konferensi pers, Rabu (29/11) lalu, Sri Mulyani menyatakan bahwa hasil dari rapat tersebut adalah perizinan terkait belanja alutsista (alat utama sistem pertahanan) dari pinjaman luar negeri yang ditingkatkan secara signifikan.
Ia menuturkan bahwa adanya keputusan tersebut dilihat dari langkah Kemenhan (Kementerian Pertahanan) yang telah diberikan pemerintah dari APBN, namun masih tetap melakukan utang luar negeri dalam periode 2020-2024 dengan jumlah sekitar 25 miliar USD atau setara Rp385 triliun.
“Terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari US$20,75 miliar ke US$25 miliar. Itu yang kemarin disepakati,” ucap Sri Mulyani.
Baca juga: Belanja 7 Sektor Prioritas APBN 2024 Capai Rp2.259 Triliun. Untuk IKN Rp40,6 T
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menyebut kalau hal ini dilakukan berdasarkan pendapat dari Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Dikatakan kalau Prabowo merasa kebutuhan alutsista Indonesia saat ini masih belum cukup untuk menghadapi geopolitik dunia yang terjadi.
“Kemenhan menganggap kebutuhan sesuai kondisi alutsista dan kemudian ancaman serta peningkatan dinamika geopolitik dan geosecurity dan di sisi lain masih sesuai dengan rencana kita dari sisi perencanaan penganggaran jangka panjang,” jelasnya.
Baca juga: APBN Dipastikan Terus Jaga Perekonomian
Selain itu, Jokowi juga diketahui menyetujui tiga rencana lain dari Kemenhan yang membutuhkan pinjaman luar negeri dengan jumlah 55 miliar USD. Sri Mulyani mengonfirmasi kalau kondisi tersebut akan berlaku selama 3 renstra.
“Keputusan Bapak Presiden sebelumnya yaitu US$55 miliar untuk memenuhi berbagai belanja alutsista dari pinjaman LN selama 3 renstra. Jadi dalam hal ini 2024 - 2029 nanti kemudian 2029 – 2034,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, belanja dari kementerian yang dipimpin oleh Prabowo Subianto tersebut termasuk salah satu anggaran jumbo dalam APBN. Pada 2023, Kemenhan menerima anggaran pertahanan dan keamanan senilai Rp316 triliun. Sementara dalam APBN 2024, Sri Mulyani menyisihkan Rp331,9 triliun untuk hukum dan hankam, termasuk di dalamnya untuk pengamanan Pemilu 2024. (RO/Z-7)
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 sebesar US$151,2 miliar atau setara Rp2.384 triliun.
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 sebesar US$140,2 miliar. Angka itu naik dari posisi pada akhir Mei 2024 yakni US$139,0 miliar.
Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV-2023 tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan IV-2023 tercatat USD 407,1 miliar,
UTANG negara yang berasal dari pinjaman luar negeri tercatat mencapai Rp46,4 triliun hingga 12 Desember 2023. Penarikan pinjaman tersebut mengalami kenaikan 388,1%
Fasilitas pinjaman senilai US$700 juta atau Rp10,7 triliun tersebut akan digunakan untuk refinancing pinjaman sindikasi, yang telah jatuh tempo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved