Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
UTANG negara yang berasal dari pinjaman luar negeri tercatat mencapai Rp46,4 triliun hingga 12 Desember 2023. Penarikan pinjaman tersebut mengalami kenaikan 388,1% dari periode yang sama di tahun lalu senilai Rp9,5 triliun.
"Pinjaman tahun lalu hanya Rp9,5 triliun, tahun ini naik ke Rp46,4 triliun. Jadi ada kenakan dari sisi pinjaman namun dari sisi SBN (Surat Berharga Negara) turun sangat drastis," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN di kantornya, Jakarta, Jumat (15/12).
Pinjaman luar negeri tersebut merupakan bagian dari total pembiayaan anggaran yang telah terealisasi sebesar Rp345 triliun hingga 12 Desember 2023. Kendati nilai pinjaman mengalami kenaikan, realisasi penarikan utang melalui penerbitan SBN mengalami penurunan drastis.
Baca juga: Jokowi Sentil Bank Indonesia
Tercatat SBN yang diterbitkan pemerintah mencapai Rp298,6 triliun, lebih rendah dibanding realisasi penerbitan SBN di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp534,8 triliun. "Ini turun 44,2% dari penerbitan surat utang negara neto, sehingga kalau kita lihat pembiayaan utang ini dibandingkan tahun lalu turun sangat tajam," jelas Sri Mulyani.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto menjelaskan, kenaikan utang yang berasal dari pinjaman itu disebut sebagai strategi pemerintah dalam melakukan pembiayaan. Salah satu sebabnya karena imbal hasil (yield) SBN saat ini mengalami kenaikan.
Baca juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun pada Oktober 2023
Dia juga mengatakan, penarikan pinjaman yang dilakukan pemerintah itu juga memiliki biaya yang rendah lantaran berasal dari pinjaman multilateral dan bilateral. "Itu dalam rangka fleksibilitas dengan SBN. Jadi kalau SBN yield-nya lagi naik, cost of fund mahal terus kita bisa menarik pinjaman program. Jadi kalau pinjaman program kan dari bilateral sama multilateral yang cost of fund-nya lebih rendah," jelas Suminto.
Lagi pula, lanjut dia, porsi penarikan pinjaman itu masih lebih kecil dan rendah ketimbang penerbitan SBN. Suminto juga menekankan penarikan pinjaman itu dilakukan bukan untuk mendanai proyek-proyek tertentu, melainkan masuk ke kas negara untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan.
"Kalau untuk pinjaman proyek, untuk biaya proyek tertentu di K/L tertentu, kalau pinjaman program itu pinjam cash," tambah Suminto.
Pemerintah meyakini realisasi penarikan utang yang berasal dari penerbitan SBN maupun pinjaman itu masih sesuai dengan rencana pemerintah. Dengan kata lain, kondisi keuangan negara masih relatif aman dan terkendali.
"Ini menggambarkan APBN kita makin sehat, karena defisitnya jauh lebih rendah dibandingkan rancangan awal dan dibandingkan tahun lalu. Tren dari defisit yang menurun, konsolidasi fiskal tetap terjaga, kredibel, dan kuat. Ini karena penerimaan negara kuat, belanjanya tetap terjaga baik," kata Sri Mulyani. (Mir/Z-7)
GURU Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Profesor Telisa Aulia Falianty berpandangan lonjakan utang luar negeri berkaitan erat dengan kondisi perekonomian nasional.
Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 sebesar US$431,5 miliar atau sekitar Rp7.042 triliun.
Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2025 sebesar US$152,5 miliar atau setara Rp2.482,5 triliun.
Tekanan terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) akan semakin terasa apabila porsi pembayaran pokok dan bunga utang meningkat secara signifikan.
Bank Indonesia menyampaikan utang luar negeri Indonesia pada triwulan 1 2025 menembus US$430,4 miliar atau Rp7.120,45 triliun.
BI menyampaikan posisi cadangan devisa Indonesia anjlok. Penyebab merosotnya cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 sebesar US$151,2 miliar atau setara Rp2.384 triliun.
Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2024 sebesar US$140,2 miliar. Angka itu naik dari posisi pada akhir Mei 2024 yakni US$139,0 miliar.
Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV-2023 tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan IV-2023 tercatat USD 407,1 miliar,
PERTEMUAN Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo saat hari pertama kampanye di Istana Negara diungkap oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Fasilitas pinjaman senilai US$700 juta atau Rp10,7 triliun tersebut akan digunakan untuk refinancing pinjaman sindikasi, yang telah jatuh tempo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved