Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

3 Hari 43 Kejadian Bencana Hidrometeorologi di Wilayah Bogor, Waspada

Dede Susianti
01/12/2023 18:36
3 Hari 43 Kejadian Bencana Hidrometeorologi di Wilayah Bogor, Waspada
Bencana longsor di Kab. Bogor(MI/Dede Susianti)

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mengeluarkan imbauan agar warga meningkatkan kewaspadaannya, mengingat cuaca ekstrem (hujan lebat disertai angin kencang dan petir) dengan intensitas dan waktu yang panjang, terjadi setiap hari. Bencana alam mengintai setiap saat.

"Di musim penghujan ini harus hati- hati. Jika hujan jangan di bawah pohon, jangan di bawah reklame, selokan harus dibersihkan. Kondisi- kondisi rumah untuk dicek kembali karena tidak tertutup kemungkinan rumah karena air masuk akan lapuk dan ambruk,"ungkap M Adam Hamdani, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Bogor saat ditemui di lokasi longsor di Ciseeng, Jumat (1/12) sore.

BPBD Kabupaten Bogor mencatat dalam kurun waktu 3 hari berturut-turut dari 29, 30 November dan 1 Desember 2023, sedikitnya ada 43 titik kejadian bencana alam yang didominasi longsor di pemukiman atau perumahan-perumahan. Lainnya adalah bencana banjir dan pohon tumbang.

Baca juga: 24 RT di Jaktim masih Tergenang Banjir akibat Luapan Kali Ciliwung

"Ada lebih dari 43 titik dalam 3 hari ini. Sebagian besar longsor rumah dan jalan,"kata Adam.

Terbaru dan hingga saat ini masih dalam penanganan adalah bencana longsor di Desa Kuripan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Lokasi tepatnya di Perumahan Grand Viona, pemukiman yang berada di pinggiran Kali Cibeuteung.

Baca juga: Banjir Jakarta masih Rendam 69 RT hingga Ketinggian 2,4 Meter

Akibat hujan lebat disertai angin dan petir yang terjadi merata di wilayah Bogor Raya (kota dan kabupaten) sejak sore hari hingga malam, sedikitnya ada 25 rumah warga yang terdampak. Bahkan 5 unit diantaranya hilang terbawa, tertimbun longsor. Sedangkan sisanya kini kondisinya mengkhawatirkan, menggantung.

"Saya pulang kerja sekitar jam 8-an ada woro-woro siaga 1 untuk Blok I dan diminta keluar. Ternyata bagian belakang rumah saya sudah terbawa longsoran,"kata Yani warga Blok I No 12, sambil menangis.

Menurutnya sebelum tembok bagian rumahnya hilang, halaman belakang rumahnya sudah bergerak dan sudah terasa bergoyang.

Karena itu rumah statusnya masih baru ditempati dan cicilannya masih berjalan, pihaknya mengharapkan solusi dari pihak pengembang.

"Kami sudah melakukan evakuasi terhadap 5 rumah yang terbawa dan 20 rumah lainnya yang terancam. Kita sudah dipasangi garis pembatas,"kata Adam.

Pihaknya juga sudah melakukan pertemuan pembahasan dengan pihak kecamatan dan pengembang. Hasilnya, pihak pengembang akan melakukan penanganan dengan mengalihkan rumah warga yang hilang, dan yang terancam ke rumah-rumah kosong yang belum terisi atau terjual untuk sementara waktu.

Sementara itu, himbauan juga dikeluarkan BMKG terkait kejadian fenomena hujan deras sejak sepekan lalu yang diperkirakan akan terus terjadi hingga beberapa pekan ke depan.

Kepala Stasiun BMKG Citeko, Fatuhri Syabani menjelaskan, hujan deras yang terjadi diakibatkan fenomena yang disebut para ahli meteorologi, gelombang atmosfer rosby di equator.

Di samping itu juga lanjutnya, musim penghujan yang memang sudah masuk (jumlah uap air di atmosfer tinggi) dan adanya fenomena Rossby ini menambah asupan uap air di wilayah Indonesia.

Tipikal musim hujan adalah kejadian hujan dapat terjadi kapan saja. Baik siang; sore ataupun malam hari; dengan durasi yang lama.

Begitu juga di wilayah Puncak Kabupaten Bogor, hujan yang terjadi di hulu (daerah aliran sungai) dengan cepat dapat menaikkan tinggi muka air (debit) pada anak-anak sungai dan sungai utama (Sungai Ciliwung).

Fathuri menghimbau, untuk para wisatawan di Puncak Bogor agar waspada saat wisata outdoor seperti kemping; susur sungai, hiking.

Kemudian jika memang tetap akan dilakukan, hindari berada di sekitar lereng (bahaya longsor) dan daerah aliran sungai (bahaya banjir bandang).

Dan saat di tempat terbuka, segera berlindung di tempat aman jika terdengar guntur/petir.

Untuk di daerah ketinggian (pendakian gunung) hujan/kabut dapat menurunkan suhu udara dengan cepat. "Mohon persiapkan pakaian yang dikenakan, agar tidak kena serangan hipotermia,"katanya.

Selain itu, saat berkendara bila hujan deras atau kabut, sebaiknya menepi bila jarak pandang berkurang. Dan waspada ada limpasan air dijalan yang dapat mengakibatkan terseretnya kendaraan, terutama roda dua. (DD/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya