Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ANGGOTA Komisi I DPR RI Taufiq Abdullah mendorong agar baik TNI maupun Polri dapat memanfaatkan produk industri pertahanan dalam negeri.
Hal ini merupakan satu di antara hal yang dibahas dalam saat pertemuan kunjungan kerja spesifik (Kunspik) Komisi I DPR RI terkait kesiapan industri pertahanan.
“Harusnya ini diberdayakan lalu dimanfaatkan produk produknya. Sehingga, mereka semakin lama terjadi proses pembelajaran sehingga mencapai posisi bahwa kualitas produksi yang dihasilkan (Kemenhan) Ini semakin bagus,” ujar Taufiq ketika saat kunjungan kerja spesifik di Cilodong, Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.
Baca juga: TNI Pamer 125 Alutsista di Monas
Lebih lanjut, Taufik menilai meski Industri pertahanan Indonesia belum sehebat negara-negara lain seperti Prancis, Jerman dan negara maju lainnya. Namun Indonesia sudah bertekad untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem pertahanan atau Alutsista.
“Jangan sampai semuanya impor dan sudah membentuk atau mendirikan satu institusi industri pertahanan,” ujar politikus Fraksi PKB ini.
Ia pun menjelaskan Kunspik ini diselenggarakan untuk melihat dua hal, yakni kesiapan Alutsista dan kesejahteraan prajurit.
Menurutnya dua hal tersebut menjadi hal utama dalam melihat kondisi pertahanan Indonesia.
Baca juga: Radar Canggih untuk Pertahanan Udara Indonesia
“Alutsista misalnya, sesungguhnya memang kita masih perlu penambahan Alutsista yang cukup banyak, dan ini tentu harus jadi perhatian kita semua untuk mencapai apa yang disebut dengan minimum essential force,” tambahnya.
Oleh karena saat ini belum mencapai itu, lanjutnya, semua pihak yang terkait seperti Bappenas dan Kementerian Keuangan, perlu melihat kondisi tersebut sebagai sesuatu yang strategis, yang membutuhkan perhatian khusus agar bisa dipenuhinya.
Adapun terkait kesejahteraan prajurit, ia mengungkapkan bahwa faktanya dari sekitar 8.000 prajurit yang ada, baru tersedia perumahan yang berkapasitas 6.000 unit.
Baca juga: Dudung Minta Menteri Pertahanan Modernisasi Meriam TNI AD
Sehingga, masih ada 2000 prajurit yang belum memiliki rumah. Padahal, moto prajurit sendiri yakni agar selalu siap siaga.
Ia mengungkapkan apabila 2.000 dari 8.000 pasukan tersebut tidak tinggal di daerah tersebut, akan berdampak pada pengkondisian dari siap siaga itu sendiri. “Itu ini juga jadi harus menjadi perhatian kita,” jelasnya
Maka dari itu dirinya berharap proses perencanaan dan penganggaran untuk Alutsisya dan kesejahteraan prajurit perlu needs assessment (penjajakan kebutuhan). Sehingga dengan adanya itu, Indonesia dapat merumuskan prioritas.
“Prioritas apa sesungguhnya yang dibutuhkan di lapangan? Jadi karena itu maka harus melibatkan semua stakeholders terutama adalah para pengguna di lapangan gitu, sehingga mix antara kebutuhan dengan perencanaan,” tutupnya. (S-4)
Ada spekulasi bahwa Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan. Benarkah?
Apel Gelar Pasukan Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden
Pada intinya, dalam netralitas ini, kami tidak akan memihak kepada golongan manapun yang sedang melaksanakan kontestasi dalam pemilu 2024.
Iyos Somantri mengapresiasi kolaborasi TNI bersama masyarakat atas keberhasilan pembangunan di Desa Tenjojaya melalui program TMMD ke-119 tersebut.
Pelatihan ini merupakan wadah bagi para anggota polri untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam menjalankan tugas-tugas Humas Polri.
Pembukaan Seleksi Asesmen Calon Anggota Kompolnas
Apel Pengamanan Jeang Pilkada di Kabupaten Bogor
Strategi penanggulangan korupsi dimulai dari memupuk nilai integritas.
Warga Kampung Bantar Limus, Desa Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dibuat terkejut dengan penemuan mayat termutilasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved