Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

NasDem Buka Komunikasi Politik dengan Partai Lain

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
04/9/2023 19:49
NasDem Buka Komunikasi Politik dengan Partai Lain
Waketum DPP NasDem Ahmad Ali(MI / Usman Iskandar)

WAKIL Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan Partai NasDem tetap membuka diri bagi semua pihak, termasuk partai politik (parpol) lain. NasDem tak akan membatasi membuka pintu untuk partai politik lain.

“Meski kami sudah memenuhi syarat, tetapi, kita sadar bahwa ini koalisi butuh banyak orang yang mengurusnya,” ucap Ahmad Ali kepada Media Indonesia, Senin (4/9). 

Kesadaran itulah, kata Ali, yang membuat JasDem selalu selalu berkomunikasi dengan parpol lain.

Baca juga : 

“Entah itu putaran pertama pilpres 2024 entah itu putaran kedua, kita akan berkoalisi untuk memajukan bangsa ini bersama-sama,” tegas Ali.

Baca juga : 

Terkait hubungan NasDem dengan Demokrat, Ali menerangkan sejatinya NasDem tak mempermasalahkan hal tersebut.

Namun, setelah Demokrat membuat konferensi pers dan menyatakan adanya pengkhianatan membuat suasana jadi tidak nyaman untuk kedua belah pihak.

“Namun demikian jika Demokrat mau kembali bergabung dengan koalisi ya monggo. Dengan senang hati dan terbuka kami menerima,” ujarnya.

“Tapi tentunya pernyataan-pernyataan yang kemudian mendiskreditkan NasDem apakah itu begitu saja? Kemudian itu bukan suatu hal yang benar, maka sebaiknya diawali dengan cabut pernyataan dulu,” tandasnya.

Adapun Partai Demokrat dinilai bisa menyampaikan kekecewaan mereka dengan lebih bijak.

Penggunaan diksi seperti pengkhianat dianggap tidak elok.

“Narasi yang diungkap Partai Demokrat bisa diredam dengan cara-cara politik yang lebih arif,” kata Bendahara Partai NasDem Ahmad Sahroni di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/9).

Sahroni menyayangkan narasi pengkhianat, pembohong, hingga belum jadi pemimpin sudah berkhianat kadung terucap. Kalimat-kalimat itu dinilai tidak seharusnya keluar lantaran lobi politik tengah berlangsung kala itu. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya