Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DETASEMEN Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri membenarkan Bripda IMS, pelaku kasus dugaan penembakan terhadap Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage dalam pengaruh alkohol atau sedang mabuk. Sebelumnya, beredar isu Bripda IMS menenggak minuman keras sebelum penembakan terjadi.
"Dari fakta-fakta yang telah diperoleh penyidik, IMS memang mengkonsumsi alkohol sebelum atau pada saat terjadinya peristiwa itu," kata Juru bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Jumat, (28/7).
Aswin mengatakan informasi itu diketahui dari hasil penyidikan. Namun, dia belum merinci detail bersama siapa saja Bripda IMS menenggak minuman keras (miras). Menurutnya, perkembangan penyidikan kasus akan disampaikan dalam konferensi pers oleh Polres Bogor atau Humas Mabes Polri.
Baca juga: Polri: Bripda Ignatius Tewas Akibat Senjata Api Milik Bripka IG
"Penyidik sedang bekerja intensif terkait detail peristiwa ini sesuai fakta dari saksi-saksi, pengolahan tempat kejadian perkara (TKP), secara scientific dan keterangan-keterangan lain yang terkait," ungkap Aswin.
Kronologi Penembakan Versi Densus
Sebelumnya, Aswin menuturkan insiden penembakan bermula ketika Bripda IMS mengajak Bripda A (saksi) berkunjung dan bertemu di salah satu flat Rutan Cikeas, Bogor, Jawa Barat, pukul 22.35 WIB, Sabtu, 22 Juli 2023. Kemudian, mereka berkumpul di kamar flat Rutan Cikeas pukul 01.38 WIB Minggu, 23 Juli 2023.
Baca juga: Bripda IMS, Tersangka Pembunuh Bripda Ignatius Sempat Konsumsi Alkohol
"Berkumpul bersama Bripda IMS, Bripda IDF (Ignatius), Bripda A, dan Bripda Y," kata Aswin saat dikonfirmasi, Kamis, 27 Juli 2023.
Selanjutnya, pukul 01.42 WIB, Bripda IMS mengeluarkan senjata api (senpi) dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada Bripda Ignatius. Namun, tidak dijelaskan maksud memperlihatkan senpi itu.
"Tiba-tiba senjata itu meletus dan mengenai bagian leher Bripda IDF (Ignatius)," ujar Aswin.
Aswin mengatakan setelah Bripda Ignatius tertembak, langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur oleh penghuni flat Cikeas lainnya. Aswin menyebut Bripda Ignatius langsung dinyatakan meninggal dunia pada saat tiba di rumah sakit.
Menurut Aswin, pelaku dalam kasus ini adalah Bripda IMS. IMS dan Bripda Ignatius bertugas sebagai anggota Sub-Bagian Tahanan dan Barang Bukti (Subbagtahti) Bagian Operasional (Bagops) Densus 88 Antiteror Polri.
Selain IMS, Polres Bogor juga menetapkan Bripka IG sebagai tersangka. Walau dia tidak berada di lokasi saat kejadian, namun senpi yang dipegang IMS merupakan milik IG.
Kasus ini sedang ditangani dan didalami Polres Bogor bersama Divisi Provos Densus 88 Antiteror Polri. Sedangkan, terkait pelanggaran etik tengah didalami Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri.
Pelaku disebut telah ditahan. Sementara itu, korban telah dijemput oleh keluarga untuk dimakamkan di Melawi, Kalimantan Barat.
(Z-9)
Penanaman bibit pohon keras dan buah dilakukan jajaran Polresta Cirebon di Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon,
Seusai menjalani perawatan di rumah Sakit Siloam Purwakarta, Adliya Waher, 15, pelajar SMK, akhirnya meninggal dunia.
Daerah yang menjadi fokus kebanyakan merupakan wilayah objek wisata. Di antaranya Puncak, Bandung, Lembang, Ciwidey dan Pangandaran
Polisi menggerebek sebuah rumah yang dijadikan gudang miras oplosan di Tasikmalaya dan mengamankan 3 orang dan beberapa barang bukti lainnya.
Polisi akan memberikan tindakan tegas jika menemukan warga yang tetap melakukan sahur on the road.
Tiga dari lima tersangka pencurian kendaraan bermotor di Kota Tasikmalaya, ditembak Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya karena berusaha melarikan diri dan melawan petugas.
Anggota Polres Tasikmalaya membantu Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri terkait penangkapan dan penggeledahan oleh Densus 88
Terduga teroris itu diringkus di kontrakan istri ketiganya di RT 001 RW 09 Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.
Lelaki kelahiran Padang 12 Agustus 1992 tersebut dibawa ke Rumah Tshanan Polda Metro Jaya (PMJ) guna di interogasi lebih lanjut.
Terduga teroris yang ahli merakit bom dan membuat senjata api bernama Wiji Santoso alias Patri alias Dwi, 44, ditangkap di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Izzati, Kecamatan Beji, Depok
DETASEMEN Khusus 88 Antiteror tidak mengenal lelah. Selama seminggu terakhir terus bergerak memburu pelaku yang hendak melakukan aksi teror dan berhasil menangkap tiga lagi di Serang,
Selama ini mereka bekerja sama dengan Mujahid Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Serta, bertugas menjadi pengirim logistik dan fasilitator pemberangkatan ke Suriah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved