Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
APEL Siaga Perubahan Partai NasDem tak diisi dengan pengumuman bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan.
Menanggapi itu, guru besar psikologi politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk, menyebut belum diumumkannya cawapres yang bakal mendampingi Anies merupakan bagian dari strategi kubu Anies.
“Jadi kita menduga kemarin, oh ini ada momen apel siaga, ternyata gak juga diumumkan, berarti belum ada kesepakatan, atau memang strategi dari kubu Anies menunggu saat-saat finis (pendaftaran capres 2024 terakhir pada 25 November 2023),” ungkap Hamdi kepada Media Indonesia, Senin (17/7).
Baca juga : JK ke Anies, NasDem: Jumlah Pemilih Amin Bakal Bertambah
Hamdi juga menyebut ketidakpastian sosok cawapres Anies juga bisa jadi lantaran belum adanya kesepakatan antara Demokrat, NasDem maupun PKS.
Hamdi mengemukakan Ketua Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelumnya sudah digadang-gadang akan menjadi pendamping Anies dalam Pilpres 2024 mendatang. Jika proposal tersebut diterima, Hamdi menuturkan sudah barang tentu Koalisi Perubahan sudah mengumumkan hal tersebut.
“Atau kalau sudah ada kesepakatan pasti sudah diumumkan kemarin di apel siaga, jadi kita menduga belum ada kesepakatan, bahwa AHY jadi cawapresnya Anies,” terangnya.
Baca juga : NasDem: Banyak Tokoh Nasional yang Mau Berjuang Bersama Anies-Muhaimin
Hamdi menuturkan soal tarik-menarik capres dan cawapres ini bisa saja baru ditentukan sampai menunggu menit-menit akhir pendaftaran capres ke KPU. Hamdi mengemukakan kejadian seperti pada Pemilu 2014 dan 2019 bisa terulang kembali pada pemilu 2024.
“Kubu-kubu itu bisa cair, tergantung daya tarik, negoisasi, tawar menawar. Demokrasi kita begitu, pasar politik kita itu tutup ketika pendaftaran berakhir, November mendatang,” tegasnya.
“Bahkan dulu kita pada Pemilu 2019, pendaftaran siapa cawapres Jokowi itu ditentukan 4 jam sebelum ke daftar ke KPU, yang tadinya Mahfud MD jadi ke Ma’ruf Amin,” tambahnya.
Intinya, kata Hamdi, Koalisi Perubahan belum membeberkan siapa sosok cawapres diduga kuat memang karena belum ada kesepakatan. Sehingga koalisi masih mencari-cari yang terbaik untuk mendampingi mantan Gubernur Jakarta itu melenggang di Pemilu 2024. (Ykb/Z-7)
GPMP menargetkan puluhan juta suara untuk pasangan calon nomor urut 1 Anies Baawedan-Muhaimin Iskandar (Amin) pada Pemilu 2024.
Elektabilitas kepala daerah akan meningkat dengan sendirinya apabila mereka mampu menunjukkan kinerja dan prestasi dalam mengendalikan pandemi di daerahnya masing-masing.
Para politisi sudah seharusnya punya tanggung jawab untuk membereskan pandemi covid-19 dulu. Apalagi hingga hari ini terjadi kenaikan eksponensial.
DI tengah penanganan pandemi covid-19 yang belum juga usai, pemberitaan di media massa sudah ramai dengan isu terkait dengan utak-atik calon presiden (capres) yang bakal maju di Pemilu 2024.
Sayangnya, ada sejumlah pihak yang sudah tidak sabar dan bernafsu untuk meraih jabatan dan kekuasaan dengan intrik-intrik politik yang begitu mudah dibaca masyarakat.
Nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming masuk dalam 6 besar calon presiden dengan elektabilitas tertinggi di angka 2,7%.
Dukungan untuk pasangan Amin ini dilakukan secara sukarela oleh para pengemudi angkutan kota.
Jumlah bilik dan kotak suara yang diterima sesuai dengan total tempat pemungutan suara (TPS) di Bandung Barat
Logistik Pemilu yang mulai didistribusikan saat ini baru dua jenis, yakni kotak dan bilik suara.
Pemilih disabilitas ini tersebar di seluruh kecamatan di Bandung Barat,
Ketua Umum Ika Unpad diminta menggelar forum diskusi atau panggung debat yang menghadirkan seluruh calon presiden dan calon wakil presiden
Bawaslu akan merekomendasikan ke KPUD pada saat membangun TPS di Kabupaten Bandung, salah satunya adalah penyediaan fasilitas alat bantu bagi penyandang disabilitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved