CALON presiden dari Partai Gerindra Probowo Subianto lebih diuntungkan dalam hal isu ekonomi pascapandemi Covid-19 dibandingkan capres lain. Hal itu terjadi karena tiga tahun pandemi Covid-19 telah membuat isu ekonomi semakin dianggap paling penting oleh mayoritas pemilih.
Demikian temuan riset terbaru survei LSI Denny JA yang dirilis Senin (29/5). Survei dilakukan pada 3-14 Mei 2023 secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia . Margin of error survei ini sebesar 2,9%.
"Setelah pandemi, survei terbaru LSI Denny JA Mei 2023 menemukan bahwa pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting, meningkat menjadi 64,7%," ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa.
Pada pada 2019, survei LSI Denny JA menemukan bahwa pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting sebesar 42,3%. Sedangkan pemilih yang menyatakan isu hukum sebagai hal paling penting sebesar 14.5% disusul isu politik 11,7%. Pentingnya isu ekonomi akibat Covid-19 mengalami kenaikan sebesar 22,4%.
Menurut temuan LSI Denny JA, tiga tahun Covid-19 membuat publik tidak puas di tiga isu yaitu soal lapangan pekerjaan, kemiskinan, dan kesejahteraan petani, buruh, serta nelayan. Kepuasan terhadap tiga isu tersebut di bawah 50%.
Namun, isu pemimpin yang kuat (strong leader) untuk menumbuhkan ekonomi sangat tinggi, mencapai 85,6%. Di antara tiga capres yang muncul ke permukaan saat ini, Prabowo merupakan capres yang lebih mengesankan strong leader yang menumbuhkan ekonomi. Prabowo berada di urutan pertama dengan 56,2% diikuti Anies Baswedan dengan 18.7%, dan Ganjar Pranowo dengan 14,8%. "Semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi meluas, semakin Prabowo menjulang, semakin Ganjar menurun," paparnya.
Dikatakan, Prabowo berada di posisi teratas isu strong leader untuk pertumbuhan ekonomi dan Ganjar di posisi terbawah, disebabkan beberapa hal. Pertama, petugas partai versus pendiri/ketua umum partai. Istilah petugas partai melemahkan figur Ganjar dihadapan Prabowo yang merupakan pendiri dan ketua umum partai.
Kedua, rekam jejak kepemimpinan Ganjar di Jawa Tengah yang dinilai gagal mengatasi kemiskinan. "Ketiga, rekam jejak dibandingkan dengan capres lain, Prabowo terkesan pemimpin yang diterima di spektrum politik yang lebih luas, untuk kuat memulai kebangkitan ekonomi," jelas Ardian.
Keempat, rekam jejak cita-cita Prabowo soal ekonomi Indonesia menjadi macan asia sudah dikenal luas sejak pilpres 2014, 9 tahun yang lalu. Kelima, rekam jejak sejak pilpres sebelumnya (2014), prabowo sudah dikenal mempopulerkan mengangkat ekonomi rakyat.
"Keenam, rekam jejak ekonomi Anies di Jakarta belum diketahui secara luas oleh pemilih Indonesia. "Ini yang membuat Anies Baswedan belum menonjol soal ekonomi," ujarnya. (RO/R-2)