Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pengamat Nilai Dukungan Jokowi terhadap Salah Satu Calon, belum Tentu Signifikan

Indriyani Astuti
18/5/2023 19:32
Pengamat Nilai Dukungan Jokowi terhadap Salah Satu Calon, belum Tentu Signifikan
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada puncak acara Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A )

UPAYA Presiden Joko Widodo yang dinilai turut memberikan dukungan politik terhadap kandidat tertentu dinilai tidak terlalu signifikan terhadap pemilih. Analis politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan dari hasil survei yang dilakukan lembaganya pada November 2022, hanya 25% pemilih yang pilihan politiknya terpengaruh oleh arah dukungan yang diberikan oleh Jokowi.

"Sisanya mayoritas publik 65,7 % tidak terpengaruh capres dukungan Jokowi terhadap keputusan rakyat dalam memilih dan 9,3% tidak menjawab," ujarnya, Kamis (18/5).

Menurut Syarwi, arah dukungan (endorse) Presiden Jokowi tidak memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk mengiring pemilih kepada kandidat tertentu. Ia menegaskan pilihan calon presiden tetap berada di tangan rakyat.

Baca juga : Survei: Kepuasan Publik pada Kinerja Jokowi Merosot

"Tetap rakyat yang berdaulat, Presiden Jokowi hanya menjalankan mandat rakyat," ucapnya.

Syarwi lebih jauh menjelaskan, generasi Z dan generasi milenial yang persentasenya mencapai 60%, tidak mudah terpengaruh oleh tokoh agama, adat, orang tua mereka, tokoh berpengaruh seperti RW, RT, lurah, camat dan aparatur pemerintah lainnya, termasuk presiden.

"Mereka relatif punya preferensi politik yang cukup memadai dan punya banyak kanal informasi sehingga keputusan politik mereka benar-benar otonom alias tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun," ucapnya.

Baca juga : Ketua Umum PP GP Ansor: Jangan Golput, Nyatakan Cinta dengan Tinta

Presiden, sambung Syarwi, diminta untuk netral sehingga rakyat dapat menentukan preferensinya dalam memilih sosok calon presiden.

"Jangan dibonsai suara rakyat, kriteria presiden biarlah rakyat yang menentukan. Tidak boleh di intervensi oleh pikiran intersubjektif presiden. Biarkan rakyat secara mandiri menentukan nasibnya sendiri di dalam memutuskan preferensi pilihan presiden yang tepat," tuturnya.

Seperti diberitakan, beberapa hari lalu, Presiden Joko Widodo menghadiri Musyawarah Rakyat (Musra) Relawan Pro Jokowi. Syarwi menilai ada pesan yang disampaikan dari hadirnya Jokowi ke acara itu. Jokowi, menurutnya, ingin memastikan calon wakil presiden yang berpasangan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo adalah orang yang tepat sesuai dengan yang diinginkan.

Syarwi berpendapat melalui ajang Musra, Jokowi sedang mengirim pesan yakni pesan kepada internal relawan untuk bahu membahu melakukan penguatan soliditas relawan, pesan kepada partai politik untuk mendengarkan suara relawan, suara relawan harus diperhitungkan dan pesan selain dukungan partai politik, Jokowi masih punya dukungan jejaring yang kuat di akar rumput melalui simpul-simpul relawan.

"Musra sepertinya sudah dijadikan sebagai daya tawar oleh Jokowi untuk bernegosiasi dengan partai politik (terutama dengan PDI-P) untuk memuluskan langkahnya, dan sejauh ini telah terbukti cukup ampuh,” pungkasnya. (Ind/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya