Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Capres Kerap Manfaatkan Latar Belakang Militer untuk Dulang Suara

Sri Utami
04/5/2023 18:39
Capres Kerap Manfaatkan Latar Belakang Militer untuk Dulang Suara
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengecek kesiapan pasukan(Antara)

BANYAK elit politik yang menggunakan momentum Lebaran untuk bersilaturahmi dan berkonsolidasi termasuk melakukan lobi politik lintas koalisi. 

Hal ini dilakukan secara intens oleh calon presiden dari Koalisi Indonesia Raya (KIR) Prabowo Subianto yang maraton bersilaturahmi kepada banyak tokoh politik termasuk para purnawirawan TNI

Cara tersebut menurut peneliti Pusat Riset Politik BRIN Wasisto Raharjo Jati merupakan cara lama yang masih ampuh digunakan hingga kini. 

Baca juga : Wiranto Masih Miliki Kekuatan Politik yang Kuat

Sebab selain menjadi ciri khas berpolitik ala purnawirawan, pengaruh kharisma tegas dan berani khususnya terhadap tokoh militer tidak bisa dilepaskan begitu saja dari keyakinan publik.

“Memang cara ini khas politik purnawirawan. Karena kita tahu ini ikatan seumur hidup dan satu komando ini jadi bagian dari upaya Prabowo untuk mengkonsolidasikan jadi satu barisan karena loyalitas militer sampai mati,” jelasnya saat dihubungi, Kamis (4/5).

Baca juga : Kerap Diejek, Ini Alasan Prabowo Kembali Maju sebagai Capres

Secara historis elemen politik yang dinamis membuat pengabdian militer tidak selalu  harus berpakaian militer. Pengabdian Itu bisa berlanjut hingga jenjang pensiun. 

Ini menjadi kelebihan yang terus berlanjut karena dipadang jadi posisi yang strategis dan loyalitas.

“Ada dikotomi siklus sipil militer, makanya kenapa militer menarik untuk dilirik karena kharisma dan pengaruh itu punya dampak di masyarakat. Selalu ada persepsi militer itu tegas dan berani, tidak pandang risiko,” jelasnya. 

Militer masih memiliki persepsi kepemimpinan yang kuat di tengah masyarakat. Dikotomi kalangan militer dan sipil muncul di tengah publik melalui evaluasi capaian dari kinerja tokoh yang berkuasa. 

“Artinya persepsi kepemimpinan ini yang selalu ada benak di masyarakat. Artinya dikotomi sipil militer muncul kaeika publik mau mengevaluasi capaian pemerintahan khususnya di tahun politik,” tandasnya. (Z-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya