Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
LEMBAGA Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis survei terkait elektabilitas partai politik (parpol) peserta Pemilu 2019.Salah satu yang diulas, yakni soal elektabilitas sebagian besar partai yang belum pulih jika dibandingkan dengan hasil Pemilu 2019.
Adapun SRMC melakukan survei terhadap 1.220 responden berusia 17 tahun ke atas yang dilaksanakan melalui wawancara tatap muka pada 2-11 Maret 2023 silam. Direktur Riset SMRC Deni Irvani menyebut dari hasil survei dengan margin of error itu diketahui kenaikan angka dukungan hanya terjadi pada beberapa partai.
Deni mengemukakan kenaikan elektabilitas pada survei jelang Pemilu 2024 terjadi pada PDIP dari yang pada Pemilu 2019 mencapai 19,3 persen menjadi 23,4 persen. Di bawahnya ada partai Gerindra dari 12,6 persen menjadi 14,1 persen, kemudian PKB dari 9,7 persen menjadi 10,3 persen.
Baca juga : Jokowi-Megawati Bertemu di Istana Merdeka, Bahas Persoalan Bangsa Hingga Kisah Rahasia
Lalu, Golkar 9,1 persen, NasDem 7 persen, Demokrat 5,9 persen, PKS 5,7 persen, PPP 2,4 persen, PAN 1,9 persen, Perindo 1,7 persen, dan PSI 1,1 persen. Lalu partai lain mendapatkan suara di bawah 1 persen.
"Jika pemilihan legislatif diadakan pada Maret ini, PDIP terbesar disusul Gerindra, PKB , Golkar, lalu NasDem," ungkap Deni, Minggu (19/3).
Baca juga : AHY dan Puan Bersaing di Survei Elektabilitas Cawapres
Di sisi lain, Deni mengemukakan NasDem walaupun dari 2019 ke 2022 mengalami penurunan, tetapi survei sebelum digelarnya pemilu itu selalu paling tinggi. Deni menyebut elektabilitas NasDem mengalami kemajuan dari Maret 2020 hingga 2023.
“Ada tren naik walaupun belum bisa menyamai pemilu 2019. Kalau dibandingkan parpol lain, NasDem ini mengusung satu calon presiden Anies Baswedan bersama PKS dan Demokrat," tambahnya.
Deni menuturkan Ketika elektabilitas NasDem naik setelah mengusung Anies, dua parpol lain PKS dan Demokrat mengalami penurunan.
"Bisa jadi ini situasi di dalam pemilih ada tarik menarik dari dua partai yang memilih Anies," tuturnya. (Ykb)
Sebanyak 53% pekerja penuh waktu mengatakan bahwa mereka menabung lebih sedikit dari rencana, hanya 23% yang mampu menabung lebih banyak dari yang ditargetkan.
Survei YouGov di Indonesia tentang resolusi tahun baru 2025 mengungkapkan 74% responden ingin mengelola keuangan dengan lebih baik.
Lembaga riset Ethical Politics mencatat tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencapai 77,73%.
Pramono mengatakan enggan untuk membuat konten khusus terkait pekerjaannya. Sebab, ia tidak terlalu suka untuk tampil di media sosial.
40 persen responden mengaku sangat mengkhawatirkan kemungkinan AS akan terlibat dalam perang besar dengan Iran.
Sebanyak 46% responden menyatakan pendapatan mereka tidak berubah dibandingkan tahun lalu, sementara 18% mengalami penurunan.
PAKAR hukum tata negara Feri Amsari merespons sejumlah partai politik yang bereaksi cukup keras terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang pemisahan Pemilu.
Puan mengatakan pimpinan partai politik juga akan membahas putusan MK terkait pemisahan pemilu. Setelah itu, kata ia, pimpinan partai politik akan memberikan pandangan dan sikap bersama.
Tiga lembaga yang menduduki tingkat kepercayaan terendah dari 15 daftar lembaga ditempati oleh partai politik (parpol), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan DPR RI.
Walaupun popularitasnya belum menjadi yang pertama, Partai Gerindra justru meraih hasil tertinggi dari segi elektabilitas.
Peluang Jokowi jadi caketum tentu tidak besar. Karena memang tidak sesuai dengan ideologi PPP. Namun peluang itu akan terbuka bila PPP berubah ideologi.
Penyebab utama dari korupsi adalah mahalnya sistem politik untuk menjadi pejabat baik dari tingkat desa hingga presiden.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved