Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MANTAN Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit menyebut eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (J). Dia sempat terkecoh skenario Sambo sebelumnya.
"(Ditembak) oleh Bharada E (Richard Eliezer Pudihang Lumiu) dan FS (Ferdy Sambo)," kata Ridwan saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, hari ini.
Ridwan mengatakan awalnya dia mengetahui Brigadir J meninggal usai baku tembak dengan Bharada E. Cerita itu berlangsung lumayan lama.
Baca juga: Sudahlah Ghufron
"Sampai dengan perjalanan proses pemeriksaan itu sampai di Polda Metro juga masih sama, sampai di Bareskrim masih sama," ucap Ridwan.
Ridwan sempat memercayai cerita itu. Namun, pandangannya berubah setelah Bharada E mengaku.
"Sampai dengan pengakuan," tutur Ridwan. (OL-4)
Penaikkan status ke tahap penyidikan menujukan tim khusus (timsus) bekerja sangat cepat. Namun, tetap menerapkan kaidah-kaidah pembuktian secara ilmiah.
Tim khusus gabungan pengusutan kasus tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat juga menyita rekaman CCTV dalam perjalanan dari Magelang ke Jakarta.
Dedi mengatakan ada dua hp Brigadir Yosua yang tengah diperiksa labfor. Dia menyebut tim labfor masih bekerja.
PENGAMAT Kepolisian Bambang Rukminto menilai kesalahan Polri dalam kasus tewasnta Brigadir J ialah tak membuka hasil autopsinya ke publik.
"Kalau dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada tujuh orang,"
Kapolsek Metro Menteng Ajun Komisaris Besar Netty Rosdiana Siagian mengatakan, Bundaran HI bukan untuk tempat melakukan aksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved