Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
DIREKTUR Executive Partner Politik Indonesia AB Solissa mengapresiasi pertemuan antara Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan para ketua umum partai demi menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Apalagi pertemuan tersebut untuk membicarakan masalah-masalah yang sedang dihadapi negara.
“Saya kira hal yang wajar ketika seorang presiden bertemu dengan pimpinan partai politik yang berada di koalisi pemerintahan,” kata Solissa saat dihubungi, Selasa (11/10).
Menurut Solissa, menjaga stabilitas politik dan keamanan bukan hanya tugas pemerintah, dalam hal ini Presiden, tetapi hak setiap anak bangsa. Untuk itu, ketua-ketua umum partai pun harus ikut berperan dalam stabilitas negara saat krisis ekonomi mengancam berbagai negara di dunia.
Baca juga: Jokowi Beri Pesan Kepada Penggantinya Kelak, Begini Isinya
“Biar bagaimanapun, pimpinan partai punya andil besar dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan, terutama jelang resesi besar yang akan menimpa banyak negara di tahun depan,” ujarnya.
Dikatakan Peneliti senior Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (Centris) itu, Presiden Jokowi, saat ini, sedang dihadapkan dengan masalah global, yakni situasi ekonomi global yang terus menurun, krisis pangan akibat perang antarnegara hingga masalah politik dalam negeri.
“Presiden punya tanggung jawab untuk memastikan Indonesia bisa selamat dari resesi ini, untuk itu stabilitas politik dan keamanan menjadi sangat penting untuk dikondisikan,” jelasnya.
Lebih jauh, lanjut Solissa, pertemuan Jokowi dengan para Ketum partai politik, termasuk dengan Megawati Soekarnoputri di Batu Tulis, Bogor pasti ada pembahasan soal Pemilu 2024, terkhusus Pilpres 2024.
“Apapun spekulasinya, menurut saya, dua agenda pertemuan itu masih dalam batas yang lazim. Namanya juga politik, perlu ada pertemuan, diplomasi dan negosiasi sehingga bisa terbangun mutual understanding atau kesepahaman bersama. Soal pertemuan Jokowi dan Ketum PDIP di Batu Tulis memang ada punya kaitannya dengan Pilpres kalau kita baca pemberitaan yang berkembang di media akhir-akhir ini,” ungkapnya.
“Kan harus ada kesepahaman antar seluruh elit di bangsa ini, agar persoalan besar yang dihadapi ini tidak mengganggu jalannya Pemilu. Seperti tadi saya bilang, pimpinan partai punya andil besar dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan,” tutupnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan pertemuan dengan para ketua umum partai politik untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan di tengah dampak gejolak ekonomi global terhadap Indonesia saat ini.
“Karena situasi ekonomi global yang tidak jelas, yang tidak pasti, yang sulit ditebak, sulit diprediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasikan sehingga stabilitas politik dan keamanan itu menjadi sangat penting saat ini,” kata Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/10). (RO/OL-1)
Tiga lembaga yang menduduki tingkat kepercayaan terendah dari 15 daftar lembaga ditempati oleh partai politik (parpol), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan DPR RI.
Walaupun popularitasnya belum menjadi yang pertama, Partai Gerindra justru meraih hasil tertinggi dari segi elektabilitas.
Peluang Jokowi jadi caketum tentu tidak besar. Karena memang tidak sesuai dengan ideologi PPP. Namun peluang itu akan terbuka bila PPP berubah ideologi.
Penyebab utama dari korupsi adalah mahalnya sistem politik untuk menjadi pejabat baik dari tingkat desa hingga presiden.
Namun hingga saat ini, banyak parpol yang belum secara aktif membuka laporan pertanggungjawaban kepada publik.
Gus Yasin berharap kepemimpinan baru PPP bisa benar-benar memperjuangkan hak-hak rakyat serta mengedepankan nilai-nilai keislaman dalam setiap kebijakan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved