Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENTERI Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia perlu memiliki TNI-Polri yang kuat dan saling bersinergi.
Hal itu diungkapkan Prabowo saat melakukan kunjungan kerja ke Mabes Polri pada Rabu (28/9) ini. Kedatangannya untuk menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Setibanya di Mabes Polri, Prabowo disambut dengan upacara jajaran kehormatan, sekaligus langsung diterima oleh Kapolri. Lalu, dilanjutkan dengan perbincangan yang berlangsung hangat.
Baca juga: AHY: Bela Negara Kewajiban Seluruh Rakyat, Termasuk Generasi Milenial
"Saya tadi banyak bicara, kita butuh kepolisian yang kuat dan tangguh,” ungkap Prabowo.
“TNI dan Polri menurut saya adalah jaminan terakhir NKRI. Kita perlu TNI yang kuat Polri yang kuat. Saya juga akan mendukung pembangunan kepolisian yang kuat,” imbuhnya.
Prabowo pun memberikan cendera mata kepada Kapolri berupa pistol G2 Elite berwarna silver dan hitam buatan industri pertahanan dalam negeri, yakni PT Pindad.(OL-11)
Penerima bantuan harus terdaftar resmi dari Dinas Sosial, menerima undangan berbentuk barcode, dan wajib melalui proses verifikasi dengan KTP dan KK sebelum bantuan diberikan.
PANGDAM I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Rio Firdianto, menegaskan kesiapan TNI dalam mendukung pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.
Prabowo berpesan kepada 2.000 perwira tersebut untuk mengabdikan diri pada bangsa dan negara.
Pendekatan dialogis juga dimaksudkan untuk mengetahui apa alasan mereka menolak kehadiran struktur TNI di sejumlah wilayah.
Macron mengatakan kenangan yang paling membekas ialah di saat dirinya mengunjungi Akademi Militer di Magelang.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia juga menyebut Prabowo sebagai sahabat.
POLRI menegaskan komitmennya dalam mengimplementasikan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) secara komprehensif. Selain menjalankan fungsi penegakan hukum,
Penanganan kasus Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) di sejumlah kantor kepolisian yang penyidiknya merupakan seorang laki-laki, harusnya peyidik perempuan.
Para perwira muda polisi itu memiliki tantangan yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya.
Para tersangka memiliki peran berbeda dalam sindikat tersebut, mulai dari perekrut awal, perawat bayi, pembuat dokumen palsu, hingga pengiriman bayi ke luar negeri.
Tugas Polri tidaklah mudah karena banyak persoalan internal dan eksternal yang muncul.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved