Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dewan Pakar BPIP: Pidato Menlu Retno di PBB Cerminan Pancasila dalam Diplomasi

Mediaindonesia.com
27/9/2022 23:28
Dewan Pakar BPIP: Pidato Menlu Retno di PBB Cerminan Pancasila dalam Diplomasi
Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Darmansjah Djumala(Dok. BPIP)

DALAM Sidang Majelis Umum PBB (SMU-PBB) di New York, Amerika Serikat (26/9), Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P Marsudi tegas menyatakan, dunia saat ini menghadapi situasi mengkhawatirkan. 

Ekonomi dunia melambat, pandemi terus berlanjut, dan perang berkecamuk. Itu karena dunia telah memilih jalan yang salah. Banyak negara yang lebih mementingkan kompetisi daripada kolaborasi. Lebih mengutamakan penolakan daripada keterlibatan dalam dialog. 

Paradigma seperti itu hanya akan menciptakan relasi bangsa-bangsa yang “zero-sum”, bukan suasana “win-win”. 

Menlu Retno mengimbau Dunia agar mengadopsi paradigma baru berbasis multilateralisme: menghidupkan kembali semangat perdamaian, menghidupkan kembali tanggung jawab untuk pemulihan global dan meningkatkan kemitraan regional.

Dihubungi terpisah, Dewan Pakar Bidang Strategi Hubungan Luar Negeri Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Darmansjah Djumala mengatakan, tawaran Menlu Retno agar dunia mengedepankan semangat perdamaian dan tanggung jawab global merupakan cerminan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. 

Djumala yang pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk Austria dan PBB mengingatkan, Bung Karno pernah berpidato di forum yang sama pada 30 September 1960, dengan judul “To Build the World A New” (Membangun Dunia Baru). Dalam pidatonya, Bung Karno mengenalkan Pancasila kepada peserta Sidang Majelis Umum PBB. 

Di tengah dunia yang dihantui oleh tarikan kepentingan dan rivalitas dua ideologi besar yang hegemonik dalam konteks Perang Dingin, Bung Karno menawarkan sila-sila Pancasila agar menginspirasi Piagam PBB. 

Baca juga : Kepala BPIP : Perkuat Ideologi Pancasila dan Jadilah Problem Solver

“Sebab, Pancasila mengandung nilai universal dalam fatsun relasi hubungan antar-negara, apa pun ideologinya. Pancasila adalah Ideologi Perdamaian. Dengan nilai-nilai universalnya, Pancasila adalah ideologi yang mendekatkan dan mempersatukan," tutur Djumala.

Lebih lanjut, Djumala yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden/Sekretaris Presiden periode pertama Joko Widodo itu mengungkapkan, pernyataan Menlu Retno di PBB itu senapas dengan nilai-nilai Pancasila seperti yang digelorakan Bung Karno pada SMU PBB 1960. 

“Tatkala Menlu Retno menyerukan kolaborasi dalam paradigma multilateralisme, sejatinya ia telah menghidupkan kembali nilai musyawarah, dialog, dan gotong royong dalam tindak diplomasi Indonesia di dunia internasional. Nilai musyawarah dan gotong royong seperti digaungkan Bung Karno pada 1960 adalah ruh dari multilateralisme, dialog, perundingan, dan penyelesaian konflik secara damai dalam diplomasi”, tambah Djumala.

Pernyataan tegas Menlu Retno di SMU-PBB yang sarat dengan nilai Pancasila itu bersesuaian dengan kiprahnya dalam diplomasi multilateral beberapa tahun terakhir. 

Menlu Retno adalah Co-Chair program Covax (Covid-19 Vaccines Global Access) Facility, program pengadaan dan alokasi vaksin di bawah WHO. Diplomasi kesehatan senafas dengan sila 2 Kemanusiaan. 

“Ketika Menlu Retno berhasil mempertemukan dua pihak yang berseteru, Menlu AS dan Menlu Rusia di Bali, itu hasil dari pendekatan Indonesia yang memang menggunakan pendekatan dialog dan musyawarah seperti dititahkan sila ke-4 Pancasila”, pungkas Djumala. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya