Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menekankan pentingnya memperkuat ideologi Pancasila di tengah paham ideologi lain yang berupaya memengaruhi bangsa Indonesia.
Pesan tersebut disampaikan Yudian saat menjadi pembicara kunci dalam Kuliah Umum Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/9).
Dalam kuliah umum yang bertajuk “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi” tersebut Yudian mengungkapkan, pentingnya bangsa Indonesia bersyukur atas karunia yang Allah SWT berikan.
“Kita adalah bangsa yang paling diridhoi, dicintai, dikasihi oleh Allah SWT. Tinggal lakukan 2 hal. Bersyukur dengan memperkuat ideologi (Pancasila) dan kuasai teknologi," ungkap Yudian.
Yudian juga menjabarkan tugas manusia sebagai khalifah yang memimpin bumi pertiwi.
“Nusantara ini tanah paling subur di muka bumi. Punya NKRI. Di Jawa bagian barat, nama-namanya banyak yang diambil dari air. Ada Cibiru, Cibeureum, Cimahi, Ciliwung, Cibulan, dan masih banyak lagi. Ini tanah paling subur yang ditunjuk oleh Tuhan," tutur Yudian.
Kepada ratusan mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Yudian menegaskan, para founding fathers, Bung Karno dan Bung Hatta telah berhasil meneladani revolusi Rasulullah.
Baca juga : Presiden Melepas Bantuan Kemanusiaan ke Pakistan
“Proklamsi kita, proklamasi terhebat di muka bumi sepanjang sejarah. Terjadi di tengah Perang Dunia II dan (kita) tidak punya teknologi militer," jelas Yudian.
Di samping itu, Yudian mengajak memori audiens ke masa sebelum proklamasi. Pada saat itu, Nusantara masih berbentuk kerjaan-kerajaan/kesultanan. Namun dengan proklamasi, terbentuklah NKRI.
“Waktunya 59 detik (proklamasi). Hasilnya mempersatukan kembali 42 negara (kerajaan/kesultanan) menjadi Republik Indonesia. Tidak pernah terjadi, para sultan menyerahkan kekuasaannya demi konstitusional”, jelas Yudian.
Penjelasan Yudian tersebut membuka cara pandang lain terhadap para mahasiswa yang hadir. Salah satu peserta, Andrian mengaku, dirinya tercerahkan setelah menyimak ceramah Kepala BPIP dan tumbuh kembali semangat kebangsaannya.
“Penjelasan Prof. Yudian membuat saya jadi punya pandangan lain. Ayat-ayat Al-Quran yang beliau bedah sangat kontekstual dengan masalah bangsa saat ini”, ungkap Andrian.
Pada akhir ceramah, Yudian berpesan agar senantiasa menjaga agar keutuhan bangsa Indonesia tetap terjaga dengan memperkuat pemahaman terhadap ideologi Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan melahirkan kreatifitas dan prestasi yang membanggakan.
“Perkuatlah ideologi negara dan kuasai skill tambahan. Dari situ lah akan menjadi ahli dan khalifah di Republik ini. Kita terlahir sebagai problem solver," tutup Yudian. (RO/OL-7)
Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengungkapkan Magelang Kebangsaan Fun Run 2025 bukan sekadarperlombaan lari, tetapi Jadi Simbol Persatuan dan Semangat Pancasila
SEBANYAK tujuh pemuda-pemudi purna paskibraka terpilih dilantik dan dikukuhkan sebagai Pelaksana Duta Pancasila Paskibraka Indonesia (DPPI) Kota Yogyakarta untuk masa jabatan 2025–2029
Salah satu alasan di balik usulan penyempurnaan konstitusi, yakni terkait dengan pemantapan ideologi Pancasila.
MOMEN Mei-Juni penting untuk disegarkan kembali.
Reformasi KUHAP harus lepas dari warisan kolonial dan menjadikan Pancasila sebagai asas utama hukum acara pidana.
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam konteks geopolitik modern, konsep proxy war atau perang perwakilan memiliki peran penting dalam memahami dinamika kekuatan global
Semua komponen bangsa harus bahu membahu menciptakan rasa aman sebagaimana arahan Presiden RI.
Dengan politik jalan tengah itu, Bivitri mengatakan program-program yang ditawarkan partai politik sekadar gimik belaka, bukan program yang berkarakter ideologi kuat.
Fenomena pelibatan perempuan, remaja, dan anak dalam aksi terorisme menjadi tren baru yang mengkhawatirkan.
Transformasi digital tidak hanya menjadi alat pendukung produktivitas dan efisiensi, tapi juga bisa jadi sarana untuk memperkuat persatuan, keadilan hingga kesejahteraan.
Izin tambang untuk ormas menjadi perdebatan publik. Ormas keagamaan mulai disoroti terkait sikap apa yang akan mereka ambil. Yang menjadi sorotan adalah PBNU dan PP Muhammadiyah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved