Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
KECELAKAAN pesawat G-36 Bonanza T-2503 milik TNI Angkatan Laut di Selat Madura pada Rabu (7/9) lalu, harus dijadikan evaluasi bagi pemerintah dan TNI dalam kebijakan tata kelola alat utama sistem senjata (alutsista).
Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyebut pembenahan itu menyangkut pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, maupun pengembangan kapasitas SDM, yang terlibat dalam pengelolaan.
"Sehingga, bisa menjadi pembelajaran dan insiden serupa dapat diantisipasi agar tidak terulang," ujarnya saat dihubungi, Jumat (9/9).
Fahmi mengingatkan bahwa hasil pembenahan menyeluruh itu tidak bisa dirasakan secara instan. Sebab, tata kelola alutsista bukan hanya soal belanja, namun juga mengenai logistik, perawatan, pemeliharaan dan personel.
Baca juga: Jenazah Pilot dan Kopilot Pesawat Bonanza TNI AL Dimakamkan Berdampingan
Dalam segi perawatan, dua aspek yang perlu diperhatikan adalah fisik mekanik dan sistem elektronik. Selain itu, pemeliharaan rutin dan berkala juga perlu dilakukan untuk memastikan kesiapan alat tempur maupun kompetensi personel agar tetap terjaga.
Menurutnya, pembangunan kekuatan pertahanan membutuhkan perencanaan yang komprehensif, berkelanjutan dan didasarkan pada skala prioritas yang jelas dan terukur. Serta, mengacu pada proyeksi bentuk maupun tingkat ancaman di masa mendatang.
Namun, dia juga memaklumi bahwa anggaran menjadi penghalang untuk membenahi sistem alutsista yang mumpuni. "Keterbatasan itu sangat mungkin berdampak pada upaya pemeliharaan, perawatan dan kesiapan tempur," imbuh Fahmi.
Pihaknya enggan berandai-andai ihwal penyebab jatuhnya pesawat, yang turut menewaskan pilot dan kopilotnya tersebut. Namun, dia mengingatkan faktor human error dan pemeliharaan tidak bisa dikesampingkan, meski pesawat itu relatif masih muda.
Baca juga: Antisipasi Kecelakaan Terulang, TNI AL Siap Lakukan Evaluasi
Untuk mengungkap penyebabnya, lanjut dia, dibutuhkan audit komprehensif terhadap beban kerja, riwayat gangguan, pemeliharaan dan perbaikan, juga terhadap kinerja anggaran.
Dua penerbang pesawat G-36 Bonanza T-2503 tersebut, yakni Kapten Laut (P) Judistira Eka Permady dan kopilot Letnan Satu Laut (P) Dendy Kresna Bhakti, baru bisa ditemukan pada Kamis (8/9) lalu pada kedalaman 14 meter.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono mengungkap, kedua jenazah masih dalam kondisi terlentang duduk di kursi dengan sabuk pengaman yang terikat. Yudho menghadiri secara langsung upacara pemakaman pilot dan kopilot pesawat tersebut di Taman Makam Bahagia TNI AL di Sidoarjo.(OL-11)
TNI merespons cepat informasi pengalihan pendaratan darurat pesawat Saudi Airlines SV5276 rute Jeddah–Jakarta ke Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Operasi ini menjadi bukti TNI hadir di Papua untuk melindungi masyarakat dari teror kelompok bersenjata
Akibat insiden itu korban mengalami sejumlah luka bacok pada bagian tubuhnya serta luka tembak di dada. Saat ini korban telah dievakuasi ke Jayapura.
ANGGOTA Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB Oleh Soleh meminta rencana Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk merekrut 24 ribu prajurit baru dikaji secara matang dan mendalam.
Pengamanan dari TNI-Polri tidak hanya kepada institusi kejaksaan, tetapi juga kepada para jaksa yang merupakan bagian dari aparat penegak hukum.
Kristomei juga menegaskan bahwa segenap framing dan narasi sesat yang dibuat tanpa dilengkapi data/fakta kredibel, tendensius, dan tidak objektif yang bertebaran di ruang publik.
Insiden ini terjadi hanya tiga hari setelah kecelakaan besar lain di India, ketika sebuah pesawat komersial milik Air India jatuh di Gujarat, menewaskan sedikitnya 270 orang.
Kecelakaan ini menambah panjang daftar insiden penerbangan di rute ziarah tersebut.
Kedua pria tersebut terpisah oleh hampir tiga dekade dan ribuan kilometer, namun dipersatukan oleh pengalaman traumatis yang serupa dan posisi tempat duduk yang identik.
Posisi pesawat yang agak terbalik saat tabrakan kemungkinan menyebabkan badan pesawat pecah di bagian dekat tempat duduk Ramesh, yang memberinya celah untuk meloloskan diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved